Raden Fatah, Pendiri dan Raja Pertama Demak yang Dikukuhkan Jadi Khalifah di Tanah Jawa

Minggu, 05 September 2021 - 14:00 WIB
Raden Fatah pun diangkat sebagai bupati, sedangkan Glagahwangi diganti nama menjadi Demak, dengan ibu kota bernama Bintara.

Sementara, menurut kronik China, Jin Bun pindah dari Surabaya ke Demak tahun 1475. Kemudian, ia menaklukkan Semarang tahun 1477, sebagai bawahan Demak.

Hal itu membuat Kung-ta-bu-mi (alias Bhre Kertabhumi) di Majapahit resah. Namun, berkat bujukan Bong Swi Hoo (alias Sunan Ampel), Kung-ta-bu-mi bersedia mengakui Jin Bun sebagai anak, dan meresmikan kedudukannya sebagai bupati di Bing-to-lo (ejaan China untuk Bintoro)

Menurut naskah babad dan serat, Raden Fatah memiliki tiga orang istri. Yang pertama adalah putri Sunan Ampel, menjadi permaisuri utama, melahirkan Raden Surya dan Raden Trenggono. Masing-masing secara berurutan, kemudian naik takhta, bergelar Pangeran Sabrang Lor dan Sultan Trenggono.

Istri yang kedua seorang putri dari Randu Sanga, melahirkan Raden Kanduruwan. Raden Kanduruwan ini pada pemerintahan Sultan Trenggono berjasa menaklukkan Sumenep.

Istri yang ketiga adalah putri bupati Jipang, melahirkan Raden Kikin dan Ratu Mas Nyawa. Ketika Pangeran Sabrang Lor meninggal tahun 1521, Raden Kikin dan Raden Trenggono bersaing memperebutkan takhta.

Raden Kikin akhirnya mati dibunuh putra sulung Raden Trennggono yang bernama Raden Mukmin alias Sunan Prawata, di tepi sungai. Sebab itu, Raden Kikin pun dijuluki Pangeran Sekar Seda ing Lepen, artinya bunga yang gugur di sungai.

Kronik China hanya menyebutkan dua orang putra Jin Bun saja, yaitu Yat Sun dan Tung-ka-lo, yang masing-masing identik dengan Pangeran Sabrang Lor dan Sultan Trenggono.

Sumber: wikipedia.org, kanzulqalam.com. (diolah dari berbagai sumber)
(msd)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More