Peduli Nutrisi dan Kesehatan Reproduksi, Cegah Stunting Sejak Dini
Senin, 30 Agustus 2021 - 14:27 WIB
Selain itu, malnutrisi juga bisa berdampak pada pertumbuhan fisik serta perkembangan organ reproduksi. Cut memberikan tips untuk memenuhi gizi harian dengan mengonsumsi makanan yang mengandung makronutrien dan mikronutrien. “Makanan harus lengkap dengan karbohidrat, protein, dan lemak. Ada nasi, lauk-pauk, protein hewani, dan sayuran serta menghindari makanan tinggi lemak atau kolesterol seperti santan,” katanya.
Cuta juga menyarankan untuk menghindari makanan tinggi lemak terlebih di saat jam selingan dan ganti kudapan atau snack dengan buah ataupun jus buah. Tim Komunikasi, Informasi, dan Edukasi Stunting Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Gultom Hernalom menjelaskan, kesehatan reproduksi perlu diperhatikan agar tidak mengakibatkan stunting di masa depan.
“Hal ini dikarenakan remaja adalah calon ibu di masa depan. Kalau remaja tidak tahu karena kurangnya akses informasi tentang layananan kesehatan reproduksi atau remaja tidak peduli dengan kesehatan reproduksi, maka hal itulah yang akan menyebabkan stunting di masa depan,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Kak Gultom ini juga menyarankan kepada remaja untuk menghindari pernikahan dini. Menurutnya pernikahan dini bisa berdampak pada kesehatan reproduksi serta menyebabkan bayi terlahir stunting. Pernikahan dini juga menyebabkan tingginya resiko kematian ibu dan bayi saat persalinan.
“Karena menikah muda, jadi panggul ibunya masih sempit. Hal ini dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi. Selain itu, kehamilan di usia muda dapat menyebabkan robekan di mulut rahim sehingga menyebabkan perdarahan saat proses persalinan dan masih banyak dampak lainnya,” tuturnya.
Ia pun berpesan kepada remaja untuk dapat menyongsong masa depan yang cerah. Menjadi remaja yang tegar, terbebas dari resiko kesehatan reproduksi. "Tetaplah menjaga kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berpikirlah untuk mendewasakan usia perkawinan guna memutus mata rantai stunting. Aktiflah dalam kampanye pencegahan stunting dan mengedukasi masyarakat untuk bangsa Indonesia,” katanya.
Sedangkan Cut berpesan kepada remaja untuk menjaga nutrisi, karena nutrisi penting sekali. Mengkonsumsi makanan dengan makronutrien dan mikronutrien yang lengkap. "Bagaimana cara kita agar hamil dalam kondisi yang sehat sehingga melahirkan bayi yang sehat bebas dari resiko stunting. Makanan sehat bukan makanan yang sedikit,” katanya.
Forum Kepoin GenBest yang diadakan kali ini merupakan bagian dari kampanye GenBest (Generasi Bersih dan Sehat), yang merupakan inisiasi Kemenkominfo untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas sunting. GenBest mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari.
Melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid, GenBest juga menyediakan berbagai informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, maupun reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, dan videografik. CM
Cuta juga menyarankan untuk menghindari makanan tinggi lemak terlebih di saat jam selingan dan ganti kudapan atau snack dengan buah ataupun jus buah. Tim Komunikasi, Informasi, dan Edukasi Stunting Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Gultom Hernalom menjelaskan, kesehatan reproduksi perlu diperhatikan agar tidak mengakibatkan stunting di masa depan.
“Hal ini dikarenakan remaja adalah calon ibu di masa depan. Kalau remaja tidak tahu karena kurangnya akses informasi tentang layananan kesehatan reproduksi atau remaja tidak peduli dengan kesehatan reproduksi, maka hal itulah yang akan menyebabkan stunting di masa depan,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Kak Gultom ini juga menyarankan kepada remaja untuk menghindari pernikahan dini. Menurutnya pernikahan dini bisa berdampak pada kesehatan reproduksi serta menyebabkan bayi terlahir stunting. Pernikahan dini juga menyebabkan tingginya resiko kematian ibu dan bayi saat persalinan.
“Karena menikah muda, jadi panggul ibunya masih sempit. Hal ini dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi. Selain itu, kehamilan di usia muda dapat menyebabkan robekan di mulut rahim sehingga menyebabkan perdarahan saat proses persalinan dan masih banyak dampak lainnya,” tuturnya.
Ia pun berpesan kepada remaja untuk dapat menyongsong masa depan yang cerah. Menjadi remaja yang tegar, terbebas dari resiko kesehatan reproduksi. "Tetaplah menjaga kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berpikirlah untuk mendewasakan usia perkawinan guna memutus mata rantai stunting. Aktiflah dalam kampanye pencegahan stunting dan mengedukasi masyarakat untuk bangsa Indonesia,” katanya.
Sedangkan Cut berpesan kepada remaja untuk menjaga nutrisi, karena nutrisi penting sekali. Mengkonsumsi makanan dengan makronutrien dan mikronutrien yang lengkap. "Bagaimana cara kita agar hamil dalam kondisi yang sehat sehingga melahirkan bayi yang sehat bebas dari resiko stunting. Makanan sehat bukan makanan yang sedikit,” katanya.
Forum Kepoin GenBest yang diadakan kali ini merupakan bagian dari kampanye GenBest (Generasi Bersih dan Sehat), yang merupakan inisiasi Kemenkominfo untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas sunting. GenBest mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari.
Melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid, GenBest juga menyediakan berbagai informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, maupun reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, dan videografik. CM
(ars)
tulis komentar anda