E-SisTeM UKSW Salatiga Rancang Ventilator Portable untuk Pasien Corona
Sabtu, 30 Mei 2020 - 10:00 WIB
SALATIGA - Pusat Studi Sains, Teknologi dan Matematika (e-SisTeM) dari Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga tengah merancang ventilator portable dan membuat lebih dari 1.000 face shield. Ini dilakukan untuk membantu tenaga medis dalam menangani pasien COVID-19 .
Ketua pusat studi e-SisTeM UKSW Salatiga, Ferdy Rondonuwu mengungkapkan, pembuatan face shield ini didasari adanya rasa prihatin terhadap pandemi COVID-19 yang masih terjadi sampai sekarang. "Kami menyadari bahwa pusat studi e-SisTeM memiliki sumber daya manusia dan fasilitas yang memungkinkan untuk memproduksi face shield. Di samping itu, kami juga memiliki pengetahuan dan pengalaman bagaimana memanfaatkan bahan ini untuk membuat face shield yang berkualitas sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Kami merasa perlu untuk melakukan sesuatu, khususnya bagi mereka yang berjuang di garda depan untuk menangani pandemi ini," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Sabtu (30/5/2020).
Menurut Ferdy, face shield hasil buatan pusat studi ini ditujukan terutama untuk paramedis, baik yang menangani COVID-19 secara langsung maupun paramedis di rumah sakit dan puskesmas yang melayani masyarakat luas. Pembuatan face shield ini dilakukan dengan menggunakan fasilitas laser cutting yang biasanya digunakan untuk membuat media pembelajaran.(Baca Juga: Hadapi Covid-19, UKSW Salatiga Buka Layanan Konseling Gratis)
Pembuatan face shield ini, kata Ferdy, dilakukan dengan konsep non-profit. "Face shield ini diberikan secara cuma-cuma dan dijual. Ada donatur yang menitipkan uang untuk dibuatkan face shield dan meminta kami membagikan itu kepada paramedis yang membutuhkan. Ada juga rumah sakit dan dokter yang memiliki kemampuan untuk membeli. Kepada rumah sakit dan dokter tersebut kami tetapkan harga yang sesuai bahan baku dan upah tenaga kerja agar produksi kami tetap berjalan," ujarnya.
Face shield ini sudah distribusikan antara lain ke Rumah Sakit Kensaras, RSUD Anugerah Tomohon, Rumah Sakit Angkatan Laut Manokwari, dan sejumlah puskesmas. Untuk menghasilkan face shield yang clean, clear dan tanpa distorsi, pusat studi ini melakukan thermal bending akrilik secara presisi dan tepat. Hal ini dilakukan agar para tenaga medis dapat mempertahankan visibilitasnya.
"Kami berharap pandemi dapat segera berakhir. Ketika kita semua menggunakan kemampuan, ide dan pengetahuan sesuai bidang kita masing-masing, sekecil apapun itu, saya percaya akan membantu menghambat pandemi Covid-19 ini," ucapnya.
Saat ini, pihaknya juga sedang mengembangkan face shield yang sangat ergonomis dan berbiaya rendah tapi tetap berkualitas untuk menjangkau lebih banyak pihak yang membutuhkan. "Selain itu kami juga tengah merancang ventilator portable," katanya.
Ketua pusat studi e-SisTeM UKSW Salatiga, Ferdy Rondonuwu mengungkapkan, pembuatan face shield ini didasari adanya rasa prihatin terhadap pandemi COVID-19 yang masih terjadi sampai sekarang. "Kami menyadari bahwa pusat studi e-SisTeM memiliki sumber daya manusia dan fasilitas yang memungkinkan untuk memproduksi face shield. Di samping itu, kami juga memiliki pengetahuan dan pengalaman bagaimana memanfaatkan bahan ini untuk membuat face shield yang berkualitas sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Kami merasa perlu untuk melakukan sesuatu, khususnya bagi mereka yang berjuang di garda depan untuk menangani pandemi ini," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Sabtu (30/5/2020).
Menurut Ferdy, face shield hasil buatan pusat studi ini ditujukan terutama untuk paramedis, baik yang menangani COVID-19 secara langsung maupun paramedis di rumah sakit dan puskesmas yang melayani masyarakat luas. Pembuatan face shield ini dilakukan dengan menggunakan fasilitas laser cutting yang biasanya digunakan untuk membuat media pembelajaran.(Baca Juga: Hadapi Covid-19, UKSW Salatiga Buka Layanan Konseling Gratis)
Pembuatan face shield ini, kata Ferdy, dilakukan dengan konsep non-profit. "Face shield ini diberikan secara cuma-cuma dan dijual. Ada donatur yang menitipkan uang untuk dibuatkan face shield dan meminta kami membagikan itu kepada paramedis yang membutuhkan. Ada juga rumah sakit dan dokter yang memiliki kemampuan untuk membeli. Kepada rumah sakit dan dokter tersebut kami tetapkan harga yang sesuai bahan baku dan upah tenaga kerja agar produksi kami tetap berjalan," ujarnya.
Face shield ini sudah distribusikan antara lain ke Rumah Sakit Kensaras, RSUD Anugerah Tomohon, Rumah Sakit Angkatan Laut Manokwari, dan sejumlah puskesmas. Untuk menghasilkan face shield yang clean, clear dan tanpa distorsi, pusat studi ini melakukan thermal bending akrilik secara presisi dan tepat. Hal ini dilakukan agar para tenaga medis dapat mempertahankan visibilitasnya.
"Kami berharap pandemi dapat segera berakhir. Ketika kita semua menggunakan kemampuan, ide dan pengetahuan sesuai bidang kita masing-masing, sekecil apapun itu, saya percaya akan membantu menghambat pandemi Covid-19 ini," ucapnya.
Saat ini, pihaknya juga sedang mengembangkan face shield yang sangat ergonomis dan berbiaya rendah tapi tetap berkualitas untuk menjangkau lebih banyak pihak yang membutuhkan. "Selain itu kami juga tengah merancang ventilator portable," katanya.
(abd)
tulis komentar anda