Rehabilitasi Hutan Mangrove Penyelamat Masyarakat Tanjung Pandan Belitung saat PPKM

Minggu, 15 Agustus 2021 - 22:12 WIB
Selama proses pembibitan itu, para anggota Seberang Bersatu juga sudah memiliki pemahaman mengenai jenis mangrove apa yang cocok di lokasi tertentu. Seperti saat AirNav Indonesia menggelar penanaman 5.000 mangrove. “Delapan puluh lima persen tumbuh semua,” kata Jufri.

Kelompok Seberang Bersatu kemudian mendapat izin usaha pemanfaatan (IUP) hutan lindung seluas 757 hektare di lahan bekas tambang timah pada 2019. Lahan itu dimanfaatkan sebagai kawasan ekowisata Hutan Kemasyarakatan (HKm) Juru Seberang.

Saat ini, pada masa pandemi COVID-19, Jufri dan kelompoknya memutar otak. Selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Kawasan HKm Juru Seberang tak bisa mendapat wisatawan sehingga menyulitkan masyarakat.

Jufri mengatakan, kelompoknya kemudian menjadi pelaksana penanaman mangrove Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada tahun ini yang membawa angin segar bagi masyarakat. Warga yang menanam mangrove bisa mendapat upah harian.

"Alhamdulillah rencana kita menanam mangrove sekarang terwujud, juga warga yang tidak mendapat pekerjaan bisa mengais rupiah dari penanaman mangrove," ucap Ketua Kelompok Perhutanan Sosial (KUPS) Penanaman Mangrove ini.

Luasan areal penanaman bibit mangrove yang akan dilakukan kelompok bersama 40 warga desa sekitar 20 hektare. Sejauh ini, telah dilakukan penanaman pada areal seluas 10 hektare, "10 hektare sudah kita tanami," tutur Jufri.

Akses ke lokasi penanaman, kata dia, memiliki tantangan tersendiri karena berada di bibir pantai dan berlumpur. Juga, penanaman pada musim kemarau potensi layu dan mati cukup besar, belum lagi adanya hantaman ombak laut. Tapi, dia menargetkan bibit mangrove yang ditanam bisa tumbuh 70-80%. "Mangrove yang mati nanti kita sulam kembali," ujarnya.

Selain menanam mangrove, selama PPKM Kelompok Seberang Bersatu juga merehabilitasi lahan kritis dengan penanaman tanaman buah-buahan. Jufri berharap selepas pandemi, buah-buahan itu bisa menjadi agrowisata baru. "Sekarang kita kembali menjalankan perencanaan yang belum terealisasi," ungkapnya.

Selain budidaya tanaman buah, kelompoknya juga membangun Silvofishery dengan membudidayakan ikan, kepiting, dan kerapu di areal seluas 4 hektare. Jufri menyebut upaya ini didirikan untuk mengatasi sepinya pengunjung ditengah pandemi.

Jufri mengatakan kerja sama dengan BRGM ini dapat berlanjut untuk merehabilitasi lahan bekas tambang. Dia berharap sinergi itu bisa dikembangkan untuk mengembangkan mangrove jenis avicennia marina dan avicennia alba yang sangat baik untuk lahan berpasir.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content