Kisah Pilu Kakak Beradik Mendadak Jadi Yatim Piatu, Orang Tuanya Meninggal Beruntun
Kamis, 05 Agustus 2021 - 12:31 WIB
"Yang di Talun orang tuanya meninggal dunia karena COVID-19 dan putranya pun menjalani Isoman. Di Citengah pun sama ada anak 1,5 tahun dan satu lagi baru keluar SMA. Tapi orang tuanya meninggal bukan karena COVID-19. Ini semua menjadi perhatian kami selaku pemerintah," tutur Dony dalam keterangannya, Kamis (5/8/2021).
Dony mengatakan, pihaknya berusaha membesarkan hati anak-anak yatim piatu itu dengan memberikan bantuan, baik untuk kehidupan sehari-harinya maupun jaminan pendidikannya.
"Insya Allah untuk keseharian nanti lewat Dinas Sosial kami akan terus memberikan bantuan sesuai dengan program yang ada, sedangkan biaya pendidikannya lewat Dinas Pendidikan," ujar Dony.
Dony menyatakan bahwa pemerintah akan selalu hadir untuk melayani warganya, termasuk anak-anak yatim piatu.
"Di sinilah pemerintah harus hadir memberikan empati, menyampaikan bantuan dan perhatiannya, sehingga anak-anak tersebut bisa terus optimis menatap kehidupannya," ungkapnya.
Bahkan, Dony menyatakan bahwa Pemkab Sumedang pun akan terus mendata anak-anak yang menjadi yatim piatu yang ditinggal pergi orang tuanya akibat COVID-19 untuk mendapatkan bantuan.
"Tentunya akan ada perlakuan khusus. Bisa dari sisi psikologinya, dikuatkan semangat hidupnya, dari sisi ekonomi, dan sebagainya. Kami akan lakukan pendataan anak-anak yang ditinggal orang tuanya," tegas Dony.
Dalam kesempatan ini, Dony pun ingin meluruskan kabar yang beredar yang menyebutkan bahwa almarhumah Imas Sumartini sempat ditolak oleh pihak rumah sakit.
"Info yang saya dapatkan bahwa waktu itu lagi tinggi-tingginya kasus COVID-19 dan rumah sakit penuh oleh pasien COVID-19. Ibu yang di sini penyakitnya bukan COVID-19. Jadi almarhumah dikhawatirkan tertular COVID-19 dan ditangani oleh faskes lainnya," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Citengah, Otong Sumarna menceritakan bahwa almarhum Roni semasa hidupnya juga menjabat Ketua RW di Dusun Cijolang.
Dony mengatakan, pihaknya berusaha membesarkan hati anak-anak yatim piatu itu dengan memberikan bantuan, baik untuk kehidupan sehari-harinya maupun jaminan pendidikannya.
"Insya Allah untuk keseharian nanti lewat Dinas Sosial kami akan terus memberikan bantuan sesuai dengan program yang ada, sedangkan biaya pendidikannya lewat Dinas Pendidikan," ujar Dony.
Dony menyatakan bahwa pemerintah akan selalu hadir untuk melayani warganya, termasuk anak-anak yatim piatu.
"Di sinilah pemerintah harus hadir memberikan empati, menyampaikan bantuan dan perhatiannya, sehingga anak-anak tersebut bisa terus optimis menatap kehidupannya," ungkapnya.
Bahkan, Dony menyatakan bahwa Pemkab Sumedang pun akan terus mendata anak-anak yang menjadi yatim piatu yang ditinggal pergi orang tuanya akibat COVID-19 untuk mendapatkan bantuan.
"Tentunya akan ada perlakuan khusus. Bisa dari sisi psikologinya, dikuatkan semangat hidupnya, dari sisi ekonomi, dan sebagainya. Kami akan lakukan pendataan anak-anak yang ditinggal orang tuanya," tegas Dony.
Dalam kesempatan ini, Dony pun ingin meluruskan kabar yang beredar yang menyebutkan bahwa almarhumah Imas Sumartini sempat ditolak oleh pihak rumah sakit.
"Info yang saya dapatkan bahwa waktu itu lagi tinggi-tingginya kasus COVID-19 dan rumah sakit penuh oleh pasien COVID-19. Ibu yang di sini penyakitnya bukan COVID-19. Jadi almarhumah dikhawatirkan tertular COVID-19 dan ditangani oleh faskes lainnya," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Citengah, Otong Sumarna menceritakan bahwa almarhum Roni semasa hidupnya juga menjabat Ketua RW di Dusun Cijolang.
tulis komentar anda