Kisah Pilu Kakak Beradik Mendadak Jadi Yatim Piatu, Orang Tuanya Meninggal Beruntun
loading...
A
A
A
BANDUNG - Kakak beradik, Lia Astuti Handayani (28) dan M Ramadhani (17), warga RT 05 RW 05 Kelurahan Talun, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat mendadak harus jadi yatim piatu karena kehilangan kedua orang tuanya secara beruntun.
Baca juga: Tangis Pilu Pecah di Gresik, Akibat COVID-19 Tiga Anak Ini Jadi Yatim Piatu
Ayah mereka, Tata Suryadinata (53) yang didiagnosa positif COVID-19 hasil PCR di RSUD Sumedang meninggal dunia pada tanggal 27 Juli 2021 dan disusul oleh ibunya, Yani Mulyani (51) dua jam kemudian akibat penyakit yang sama.
Baca juga: Kisah Getir Penjual Agar-agar Beli Nasi Padang Rp5 Ribu, Donasi Terkumpul Rp100 Juta
Nasib serupa juga dialami kakak beradik warga Sumedang lainnya, Vini Mayola (19) dan Asya Qiana Kalika (1,5). Dua bersaudara itu juga mendadak harus menjadi yatim piatu setelah ditinggal pergi kedua orang tuanya, bahkan kakeknya secara beruntun dalam waktu tiga hari.
Namun begitu, kedua orang tua dan kakek kakak beradik yang kini tinggal bersama neneknya, Rusmi (55) di Dusun Cijolang RT 03 RW 03 Desa Citengah, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang itu meninggal dunia bukan karena COVID-19.
Ayah dan kakek mereka, Roni (43) dan Dudu (65) didiagnosa penyakit TBC, sedangkan ibunya, Imas Sumartini (38) mengidap kista.
Mengetahui warganya tengah diselimuti duka yang mendalam, Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir pun menyempatkan diri untuk melayat sekaligus memberikan bantuan bagi anak-anak yatim piatu itu, Rabu (4/8/2021) kemarin.
Dalam layatannya, Dony didampingi Kepala Dinas Sosial P3A Agus Muslim, Kepala Dinas Pendidikan Agus Wahidin dan unsur Forkofimcam Sumedang Utara sebagai pertanda bahwa Pemerintah Kabupaten Sumedang ingin hadir di tengah-tengah warganya yang tengah ditimpa musibah.
"Yang di Talun orang tuanya meninggal dunia karena COVID-19 dan putranya pun menjalani Isoman. Di Citengah pun sama ada anak 1,5 tahun dan satu lagi baru keluar SMA. Tapi orang tuanya meninggal bukan karena COVID-19. Ini semua menjadi perhatian kami selaku pemerintah," tutur Dony dalam keterangannya, Kamis (5/8/2021).
Dony mengatakan, pihaknya berusaha membesarkan hati anak-anak yatim piatu itu dengan memberikan bantuan, baik untuk kehidupan sehari-harinya maupun jaminan pendidikannya.
"Insya Allah untuk keseharian nanti lewat Dinas Sosial kami akan terus memberikan bantuan sesuai dengan program yang ada, sedangkan biaya pendidikannya lewat Dinas Pendidikan," ujar Dony.
Dony menyatakan bahwa pemerintah akan selalu hadir untuk melayani warganya, termasuk anak-anak yatim piatu.
"Di sinilah pemerintah harus hadir memberikan empati, menyampaikan bantuan dan perhatiannya, sehingga anak-anak tersebut bisa terus optimis menatap kehidupannya," ungkapnya.
Bahkan, Dony menyatakan bahwa Pemkab Sumedang pun akan terus mendata anak-anak yang menjadi yatim piatu yang ditinggal pergi orang tuanya akibat COVID-19 untuk mendapatkan bantuan.
"Tentunya akan ada perlakuan khusus. Bisa dari sisi psikologinya, dikuatkan semangat hidupnya, dari sisi ekonomi, dan sebagainya. Kami akan lakukan pendataan anak-anak yang ditinggal orang tuanya," tegas Dony.
Dalam kesempatan ini, Dony pun ingin meluruskan kabar yang beredar yang menyebutkan bahwa almarhumah Imas Sumartini sempat ditolak oleh pihak rumah sakit.
"Info yang saya dapatkan bahwa waktu itu lagi tinggi-tingginya kasus COVID-19 dan rumah sakit penuh oleh pasien COVID-19. Ibu yang di sini penyakitnya bukan COVID-19. Jadi almarhumah dikhawatirkan tertular COVID-19 dan ditangani oleh faskes lainnya," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Citengah, Otong Sumarna menceritakan bahwa almarhum Roni semasa hidupnya juga menjabat Ketua RW di Dusun Cijolang.
"Pak Roni merupakan RW yang baik dan orangnya tekun, jujur, dan tidak banyak bicara, tetapi banyak bekerja" kenangnya.
Menurutnya, sebelum meninggal dunia, almarhum Roni memang sudah memiliki penyakit dan sudah sering berobat.
"Jadi bukan COVID-19 dan istrinya mempunyai penyakit kista. Hari Rabu tanggal 15 Pak Roni meninggal. Kamis istrinya meninggal jam 5 sore. Jumat subuh orang tuanya (Dudu) meninggal. Jadi 3 hari berturut-turut," terangnya Otong seraya menyampaikan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan Bupati Sumedang dan jajarannya.
Lihat Juga: Dharma Pongrekun Sebut Pandemi Agenda Terselubung Asing, Ini Alasan Ridwan Kamil Tanya soal Covid-19
Baca juga: Tangis Pilu Pecah di Gresik, Akibat COVID-19 Tiga Anak Ini Jadi Yatim Piatu
Ayah mereka, Tata Suryadinata (53) yang didiagnosa positif COVID-19 hasil PCR di RSUD Sumedang meninggal dunia pada tanggal 27 Juli 2021 dan disusul oleh ibunya, Yani Mulyani (51) dua jam kemudian akibat penyakit yang sama.
Baca juga: Kisah Getir Penjual Agar-agar Beli Nasi Padang Rp5 Ribu, Donasi Terkumpul Rp100 Juta
Nasib serupa juga dialami kakak beradik warga Sumedang lainnya, Vini Mayola (19) dan Asya Qiana Kalika (1,5). Dua bersaudara itu juga mendadak harus menjadi yatim piatu setelah ditinggal pergi kedua orang tuanya, bahkan kakeknya secara beruntun dalam waktu tiga hari.
Namun begitu, kedua orang tua dan kakek kakak beradik yang kini tinggal bersama neneknya, Rusmi (55) di Dusun Cijolang RT 03 RW 03 Desa Citengah, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang itu meninggal dunia bukan karena COVID-19.
Ayah dan kakek mereka, Roni (43) dan Dudu (65) didiagnosa penyakit TBC, sedangkan ibunya, Imas Sumartini (38) mengidap kista.
Mengetahui warganya tengah diselimuti duka yang mendalam, Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir pun menyempatkan diri untuk melayat sekaligus memberikan bantuan bagi anak-anak yatim piatu itu, Rabu (4/8/2021) kemarin.
Dalam layatannya, Dony didampingi Kepala Dinas Sosial P3A Agus Muslim, Kepala Dinas Pendidikan Agus Wahidin dan unsur Forkofimcam Sumedang Utara sebagai pertanda bahwa Pemerintah Kabupaten Sumedang ingin hadir di tengah-tengah warganya yang tengah ditimpa musibah.
"Yang di Talun orang tuanya meninggal dunia karena COVID-19 dan putranya pun menjalani Isoman. Di Citengah pun sama ada anak 1,5 tahun dan satu lagi baru keluar SMA. Tapi orang tuanya meninggal bukan karena COVID-19. Ini semua menjadi perhatian kami selaku pemerintah," tutur Dony dalam keterangannya, Kamis (5/8/2021).
Dony mengatakan, pihaknya berusaha membesarkan hati anak-anak yatim piatu itu dengan memberikan bantuan, baik untuk kehidupan sehari-harinya maupun jaminan pendidikannya.
"Insya Allah untuk keseharian nanti lewat Dinas Sosial kami akan terus memberikan bantuan sesuai dengan program yang ada, sedangkan biaya pendidikannya lewat Dinas Pendidikan," ujar Dony.
Dony menyatakan bahwa pemerintah akan selalu hadir untuk melayani warganya, termasuk anak-anak yatim piatu.
"Di sinilah pemerintah harus hadir memberikan empati, menyampaikan bantuan dan perhatiannya, sehingga anak-anak tersebut bisa terus optimis menatap kehidupannya," ungkapnya.
Bahkan, Dony menyatakan bahwa Pemkab Sumedang pun akan terus mendata anak-anak yang menjadi yatim piatu yang ditinggal pergi orang tuanya akibat COVID-19 untuk mendapatkan bantuan.
"Tentunya akan ada perlakuan khusus. Bisa dari sisi psikologinya, dikuatkan semangat hidupnya, dari sisi ekonomi, dan sebagainya. Kami akan lakukan pendataan anak-anak yang ditinggal orang tuanya," tegas Dony.
Dalam kesempatan ini, Dony pun ingin meluruskan kabar yang beredar yang menyebutkan bahwa almarhumah Imas Sumartini sempat ditolak oleh pihak rumah sakit.
"Info yang saya dapatkan bahwa waktu itu lagi tinggi-tingginya kasus COVID-19 dan rumah sakit penuh oleh pasien COVID-19. Ibu yang di sini penyakitnya bukan COVID-19. Jadi almarhumah dikhawatirkan tertular COVID-19 dan ditangani oleh faskes lainnya," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Citengah, Otong Sumarna menceritakan bahwa almarhum Roni semasa hidupnya juga menjabat Ketua RW di Dusun Cijolang.
"Pak Roni merupakan RW yang baik dan orangnya tekun, jujur, dan tidak banyak bicara, tetapi banyak bekerja" kenangnya.
Menurutnya, sebelum meninggal dunia, almarhum Roni memang sudah memiliki penyakit dan sudah sering berobat.
"Jadi bukan COVID-19 dan istrinya mempunyai penyakit kista. Hari Rabu tanggal 15 Pak Roni meninggal. Kamis istrinya meninggal jam 5 sore. Jumat subuh orang tuanya (Dudu) meninggal. Jadi 3 hari berturut-turut," terangnya Otong seraya menyampaikan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan Bupati Sumedang dan jajarannya.
Lihat Juga: Dharma Pongrekun Sebut Pandemi Agenda Terselubung Asing, Ini Alasan Ridwan Kamil Tanya soal Covid-19
(shf)