3 Politisi Sulsel Meninggal Dunia Beruntun Beberapa Hari Terakhir
Minggu, 01 Agustus 2021 - 18:02 WIB
MAKASSAR - Sebanyak tiga politisi Sulsel meninggal secara beruntun beberapa hari terakhir ini. Para almarhum merupakan politisi senior di partainya masing-masing.
Kabar duka pertama datang dari Muh Nasrun. Almarhum dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu (31/7/2021) malam. Dia merupakan politisi senior di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sulsel. Selanjutnya Ilham Noer Toadji, politisi senior Hanura ini juga menghembuskan nafas terakhirnya di RS Grastelina.
Dan terakhir adik kandung politisi Senior Golkar Nurdin Halid yakni Abd Rahman Halid meninggal. Almarhum menghembuskan nafas terakhirnya di RS Dadi Makassar pada Ahad (1/8/2021).
Keponakan Almarhum Abdul Rahman Halid yakni Nurhaldin mengaku pihak keluarga sangat berduka atas meninggalnya Rahman Halid. Padahal diakuinya, almarahum dikenal sehat diantara saudaranya yang lain.
"Kita tidak pernah sangka almarhum akan dipanggil secepat ini. Almarhum orang yang paling bisa dibilang sehatlah diantara semua keluarga," ujar Wakil Ketua DPRD Makassar ini.
Meski saudaranya kebanyakan dari Partai Golkar , Rahman Halid memilih warna berbeda. Dia merupakan kader Partai Hanura dan sempat menjabat sebagai Ketua DPD, lalu pindah ke PKB pada Pileg 2019 lalu.
Selama karir politiknya, Rahman pernah menjadi anggota DPR RI di Hanura menggantikan posisi Dewie Yasin Limpo yang berkasus hukum. Selama ini, almarhum dikenal sebagai pengusaha TV kabel yang sukses.
Sekretaris DPW PPP Sulsel , Nur Amal mengatakan salah satu politisi senior PPP juga meningga meski dirinya tidak merinci penyebab meninggalnya almarhum. Namun dari informasi yang diterimanya, proses pemakaman mantan Sekretaris DPW PPP Sulsel kubu Djan Faridz ini mengikuti protokol Covid-19.
Selama karirnya di politik, Muh Nasrun memang merupakan pengurus di DPW PPP Sulsel . Dia juga pernah menjadi anggota DPRD Makassar. Pada kepengurusan PPP Sulsel di bawah komando Imam Fauzan saat ini, nama Nasrun tidak masuk. Namun dia sempat meminta untuk ikut terlibat sebagai pengurus di biro tingkat wilayah.
“Beliau tidak masuk di kepengurusan harian. Namun rencananya kita mau masukkan, karena permintaan beliau di biro lembaga di DPW tingkat wilayah. Tapi SK (surat keputusan) belum keluar,” jelasnya.
Kabar duka pertama datang dari Muh Nasrun. Almarhum dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu (31/7/2021) malam. Dia merupakan politisi senior di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sulsel. Selanjutnya Ilham Noer Toadji, politisi senior Hanura ini juga menghembuskan nafas terakhirnya di RS Grastelina.
Dan terakhir adik kandung politisi Senior Golkar Nurdin Halid yakni Abd Rahman Halid meninggal. Almarhum menghembuskan nafas terakhirnya di RS Dadi Makassar pada Ahad (1/8/2021).
Keponakan Almarhum Abdul Rahman Halid yakni Nurhaldin mengaku pihak keluarga sangat berduka atas meninggalnya Rahman Halid. Padahal diakuinya, almarahum dikenal sehat diantara saudaranya yang lain.
"Kita tidak pernah sangka almarhum akan dipanggil secepat ini. Almarhum orang yang paling bisa dibilang sehatlah diantara semua keluarga," ujar Wakil Ketua DPRD Makassar ini.
Meski saudaranya kebanyakan dari Partai Golkar , Rahman Halid memilih warna berbeda. Dia merupakan kader Partai Hanura dan sempat menjabat sebagai Ketua DPD, lalu pindah ke PKB pada Pileg 2019 lalu.
Selama karir politiknya, Rahman pernah menjadi anggota DPR RI di Hanura menggantikan posisi Dewie Yasin Limpo yang berkasus hukum. Selama ini, almarhum dikenal sebagai pengusaha TV kabel yang sukses.
Sekretaris DPW PPP Sulsel , Nur Amal mengatakan salah satu politisi senior PPP juga meningga meski dirinya tidak merinci penyebab meninggalnya almarhum. Namun dari informasi yang diterimanya, proses pemakaman mantan Sekretaris DPW PPP Sulsel kubu Djan Faridz ini mengikuti protokol Covid-19.
Selama karirnya di politik, Muh Nasrun memang merupakan pengurus di DPW PPP Sulsel . Dia juga pernah menjadi anggota DPRD Makassar. Pada kepengurusan PPP Sulsel di bawah komando Imam Fauzan saat ini, nama Nasrun tidak masuk. Namun dia sempat meminta untuk ikut terlibat sebagai pengurus di biro tingkat wilayah.
“Beliau tidak masuk di kepengurusan harian. Namun rencananya kita mau masukkan, karena permintaan beliau di biro lembaga di DPW tingkat wilayah. Tapi SK (surat keputusan) belum keluar,” jelasnya.
(agn)
tulis komentar anda