Kelaparan, Wagub Jabar Bakar Sate di Pinggir Jalan Sambil dengar Curhat Pedagang Soal PPKM
Jum'at, 09 Juli 2021 - 17:41 WIB
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mendadak menjadi tukang sate di Jalan Mitra Batik, Tasikmalaya. (Ist)
TASIKMALAYA - Di tengah penerapan Pembelakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, sejak 3 Juli hingga 20 Juli 2021, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mendadak menjadi tukang sate.
Di sebuah gerai sate pinggir jalan di Jalan Mitra Batik, Tasikmalaya, Senin (7/7), Pak Uu, demikian dia akrab disapa, mengipas barisan tusuk sate yang dipanggang di atas arang yang menyala.
Terlihat lincah, kedua tangannya bekerja. Tangan kanan memegang kipas, tangan kiri membolak balik sate. Rupanya siang itu, Pak Uu sudah lapar sehingga tak mau menunggu lama pedagang sate yang tengah sibuk melayani pembeli.
Pak Uu sengaja memasak sendiri, sekaligus membantu pedagang sate. "Lama, bapa itunya lagi sibuk jadi ngabantosan lah supaya enggal, lapar," ucap Pak Uu.
Tidak hanya Wagub yang membeli dagangan tersebut, terlihat juga banyak pembeli yang mengantre. Para pembeli pun sepertinya sudah paham dengan aturan PPKM Darurat. Selama Pak Uu di sana, tak ada pembeli yang meminta untuk dibuatkan menu untuk disantap di tempat.
Demikian dengan Pak Uu, dia sejurus dengan para pembeli, membungkus sate untuk dimakan di tempat lain agar tidak menimbulkan kerumunan. "Oh iya dibungkus, enggak boleh makan di sini," ujar Pak Uu.
Dalam obrolan Pak Uu yang singat dengan pedagang sate, terdapat cerita yang cukup mewakili pada pedagang di tengah penerapan PPKM Darurat.
Dalam obrolan yang akrab itu, PPKM Darurat berdampak kepada penghasilan para pedagang, termasuk pedagang sate ini. Omzetnya berkurang sebanyak 50% dari hasil penjualannya.
"Aduuh turun pisan pak setengahnya, biasana 1.500.000 sehari, sekarang untuk dapat 1.000.000 aja susah." kata pedagang Sate.
Di sebuah gerai sate pinggir jalan di Jalan Mitra Batik, Tasikmalaya, Senin (7/7), Pak Uu, demikian dia akrab disapa, mengipas barisan tusuk sate yang dipanggang di atas arang yang menyala.
Terlihat lincah, kedua tangannya bekerja. Tangan kanan memegang kipas, tangan kiri membolak balik sate. Rupanya siang itu, Pak Uu sudah lapar sehingga tak mau menunggu lama pedagang sate yang tengah sibuk melayani pembeli.
Pak Uu sengaja memasak sendiri, sekaligus membantu pedagang sate. "Lama, bapa itunya lagi sibuk jadi ngabantosan lah supaya enggal, lapar," ucap Pak Uu.
Tidak hanya Wagub yang membeli dagangan tersebut, terlihat juga banyak pembeli yang mengantre. Para pembeli pun sepertinya sudah paham dengan aturan PPKM Darurat. Selama Pak Uu di sana, tak ada pembeli yang meminta untuk dibuatkan menu untuk disantap di tempat.
Demikian dengan Pak Uu, dia sejurus dengan para pembeli, membungkus sate untuk dimakan di tempat lain agar tidak menimbulkan kerumunan. "Oh iya dibungkus, enggak boleh makan di sini," ujar Pak Uu.
Dalam obrolan Pak Uu yang singat dengan pedagang sate, terdapat cerita yang cukup mewakili pada pedagang di tengah penerapan PPKM Darurat.
Dalam obrolan yang akrab itu, PPKM Darurat berdampak kepada penghasilan para pedagang, termasuk pedagang sate ini. Omzetnya berkurang sebanyak 50% dari hasil penjualannya.
"Aduuh turun pisan pak setengahnya, biasana 1.500.000 sehari, sekarang untuk dapat 1.000.000 aja susah." kata pedagang Sate.
Lihat Juga :
tulis komentar anda