COVID-19 di Surabaya Terus Melonjak, Balai Kota Jadi Tempat Dadakan Pembuatan Peti Mati
Sabtu, 03 Juli 2021 - 00:30 WIB
SURABAYA - Lonjakan kasus COVID-19 terus terjadi di Kota Pahlawan. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyiapkan opsi terburuk apabila ada lonjakan kematian akibat COVID-19 di Kota Surabaya. Salah satu yang dilakukan adalah membuat dan menyiapkan peti mati, meskipun sebenarnya mereka tak ingin ada kematian.
Namun, upaya itu dilakukan untuk meringankan beban keluarga korban. Apalagi beberapa hari terakhir antrean pemakaman standar COVID-19 begitu panjang. Butuh solusi untuk bisa mengatasi antrean pemakaman tersebut.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menuturkan, pihaknya berharap peti mati yang dibuat oleh jajarannya itu tidak dipakai, karena dia tidak ingin ada korban lagi akibat COVID-19.
Baca juga: Nahas, Bocah SD di Mojokerto Tewas Tersengat Listrik saat Main Petak Umpet
“Pemkot memang membuat sendiri peti matinya, sehingga nanti ketika ada yang dikirim untuk pemulasaran di Keputih, terus kita mandikan dan masukkan dalam petinya, lalu kita makamkan. Jadi, inilah yang kita lakukan, apapun akan saya lakukan untuk warga Surabaya,” kata Eri, Jumat (2/7/2021).
Ia melanjutkan, peti mati yang dibuat di belakang Balai Kota Surabaya atau di depan kantor Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah itu rencananya akan membuat peti mati banyak. Sebab, pembuatannya digarap oleh Satgas Dinas PU Bina Marga dan Pematusan dan juga Satgas Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP-CKTR).
“Tapi saya tetap berharap peti ini tidak ada yang terpakai nanti, malah saya berharap tambah kurang, tambah kurang korban COVID-19 di Surabaya,” jelasnya.
Baca juga: Jual Sabu untuk Tambahan Biaya Hidup, Kuli Bangunan di Tulungagung Diringkus Polisi
Sementara itu, Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara menjelaskan, di depan kantor Pengelolaan Bangunan dan Tanah, pemkot sudah mendirikan tenda yang menjadi tempat pembuatan peti mati. Sebanyak 150 Satgas pun bekerja cepat dan tepat untuk membuat peti mati itu.
“Jadi, yang sudah selesai langsung dibawa ke Keputih. Karena di sana juga menjadi tempat pemulasaran jenazah,” ucapnya.
Febri juga menjelaskan bahwa peti mati itu dibuat lebih banyak karena memang selama Juni 2021, jumlah permintaan peti untuk pemakaman yang menggunakan protokol kesehatan terus meningkat. Data hingga tanggal 27 Juni 2021, ada sebanyak 490 pemakaman yang menggunakan protokol kesehatan.
“Jadi, ayo kita selamatkan anak, istri dan cucu kita, selamatkan keluarga kita dengan terus menjaga prokes. Jika kita sayang pada keluarga, tentu kita harus menjaga prokes, mari kita bersama-sama dan bergotong-royong melawan COVID-19,” katanya
Namun, upaya itu dilakukan untuk meringankan beban keluarga korban. Apalagi beberapa hari terakhir antrean pemakaman standar COVID-19 begitu panjang. Butuh solusi untuk bisa mengatasi antrean pemakaman tersebut.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menuturkan, pihaknya berharap peti mati yang dibuat oleh jajarannya itu tidak dipakai, karena dia tidak ingin ada korban lagi akibat COVID-19.
Baca juga: Nahas, Bocah SD di Mojokerto Tewas Tersengat Listrik saat Main Petak Umpet
“Pemkot memang membuat sendiri peti matinya, sehingga nanti ketika ada yang dikirim untuk pemulasaran di Keputih, terus kita mandikan dan masukkan dalam petinya, lalu kita makamkan. Jadi, inilah yang kita lakukan, apapun akan saya lakukan untuk warga Surabaya,” kata Eri, Jumat (2/7/2021).
Ia melanjutkan, peti mati yang dibuat di belakang Balai Kota Surabaya atau di depan kantor Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah itu rencananya akan membuat peti mati banyak. Sebab, pembuatannya digarap oleh Satgas Dinas PU Bina Marga dan Pematusan dan juga Satgas Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP-CKTR).
“Tapi saya tetap berharap peti ini tidak ada yang terpakai nanti, malah saya berharap tambah kurang, tambah kurang korban COVID-19 di Surabaya,” jelasnya.
Baca juga: Jual Sabu untuk Tambahan Biaya Hidup, Kuli Bangunan di Tulungagung Diringkus Polisi
Sementara itu, Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara menjelaskan, di depan kantor Pengelolaan Bangunan dan Tanah, pemkot sudah mendirikan tenda yang menjadi tempat pembuatan peti mati. Sebanyak 150 Satgas pun bekerja cepat dan tepat untuk membuat peti mati itu.
“Jadi, yang sudah selesai langsung dibawa ke Keputih. Karena di sana juga menjadi tempat pemulasaran jenazah,” ucapnya.
Febri juga menjelaskan bahwa peti mati itu dibuat lebih banyak karena memang selama Juni 2021, jumlah permintaan peti untuk pemakaman yang menggunakan protokol kesehatan terus meningkat. Data hingga tanggal 27 Juni 2021, ada sebanyak 490 pemakaman yang menggunakan protokol kesehatan.
“Jadi, ayo kita selamatkan anak, istri dan cucu kita, selamatkan keluarga kita dengan terus menjaga prokes. Jika kita sayang pada keluarga, tentu kita harus menjaga prokes, mari kita bersama-sama dan bergotong-royong melawan COVID-19,” katanya
(msd)
tulis komentar anda