Alarm Merah untuk Keterisian Bed RS Rujukan COVID-19 di Malang Raya
Selasa, 29 Juni 2021 - 10:48 WIB
MALANG - Tingkat keterisian bed sejumlah rumah sakit COVID-19 di Malang raya mulai menunjuk alarm merah. Beberapa hari terakhir angka kenaikan COVID-19 di tiga daerah yakni Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu melonjak tajam.
Di Kabupaten Malang RS Wava Husada, Kepanjen, yang menjadi salah satu rujukan pasien COVID-19 sudah mendekati hampir 95 persen, atau hampir terisi penuh.
"Lonjakan COVID kami memang utk kemarin sempat sudah over kapasitas TT (tempat tidur) kami 47 itu full terisi semua," kata Kepala Bagian Marketing RS Wava Husada, Rini Minarsih, saat dihubungi Selasa pagi (29/6/2021).
Baca juga: Ingat! Jika Ada Dua Orang Positif, Kampung Harus Lockdown dan Seluruh Warga Wajib Swab
Bahkan Rini menuturkan, bila pihaknya terpaksa melayani pasien COVID-19 di kendaraan pengantar pasien, lantaran kapasitas ruang bed Instalasi Gawat Darurat (IGD) penuh. "Di IGD pasien tertahan, bahkan kami terpaksa melakukan skrining di kendaraan pasien, karena memang sudah tidak mampu menampung," ucap dia.
Bahkan kondisi keterpakaian ventilator di RS Wava Husada juga sudah penuh. Hal ini menyebabkan pasien - pasien yang datang dengan kondisi sedang hingga berat tak bisa ditangani maksimal.
"Penggunaan ventilator hampir selalu full, jadi kasus yang datang (ke rumah sakit) hampir kebanyakan yang berat, karena kalau ringan tentu masyarakat nggak datang juga," ungkapnya.
Baca juga: Pemakaman Pasien COVID-19 di Malang Pecah Rekor, Sehari 18 Kasus
Untuk menyiasati keterbatasan kapasitas rumah sakit, pihaknya menyediakan layanan video call melalui program telemedicine bagi pasien - pasien COVID-19 dengan gejala ringan hingga sedang, yang menjalani isolasi mandiri di rumah.
Di Kabupaten Malang RS Wava Husada, Kepanjen, yang menjadi salah satu rujukan pasien COVID-19 sudah mendekati hampir 95 persen, atau hampir terisi penuh.
"Lonjakan COVID kami memang utk kemarin sempat sudah over kapasitas TT (tempat tidur) kami 47 itu full terisi semua," kata Kepala Bagian Marketing RS Wava Husada, Rini Minarsih, saat dihubungi Selasa pagi (29/6/2021).
Baca juga: Ingat! Jika Ada Dua Orang Positif, Kampung Harus Lockdown dan Seluruh Warga Wajib Swab
Bahkan Rini menuturkan, bila pihaknya terpaksa melayani pasien COVID-19 di kendaraan pengantar pasien, lantaran kapasitas ruang bed Instalasi Gawat Darurat (IGD) penuh. "Di IGD pasien tertahan, bahkan kami terpaksa melakukan skrining di kendaraan pasien, karena memang sudah tidak mampu menampung," ucap dia.
Bahkan kondisi keterpakaian ventilator di RS Wava Husada juga sudah penuh. Hal ini menyebabkan pasien - pasien yang datang dengan kondisi sedang hingga berat tak bisa ditangani maksimal.
"Penggunaan ventilator hampir selalu full, jadi kasus yang datang (ke rumah sakit) hampir kebanyakan yang berat, karena kalau ringan tentu masyarakat nggak datang juga," ungkapnya.
Baca juga: Pemakaman Pasien COVID-19 di Malang Pecah Rekor, Sehari 18 Kasus
Untuk menyiasati keterbatasan kapasitas rumah sakit, pihaknya menyediakan layanan video call melalui program telemedicine bagi pasien - pasien COVID-19 dengan gejala ringan hingga sedang, yang menjalani isolasi mandiri di rumah.
tulis komentar anda