Alarm Merah untuk Keterisian Bed RS Rujukan COVID-19 di Malang Raya
loading...
A
A
A
MALANG - Tingkat keterisian bed sejumlah rumah sakit COVID-19 di Malang raya mulai menunjuk alarm merah. Beberapa hari terakhir angka kenaikan COVID-19 di tiga daerah yakni Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu melonjak tajam.
Di Kabupaten Malang RS Wava Husada, Kepanjen, yang menjadi salah satu rujukan pasien COVID-19 sudah mendekati hampir 95 persen, atau hampir terisi penuh.
"Lonjakan COVID kami memang utk kemarin sempat sudah over kapasitas TT (tempat tidur) kami 47 itu full terisi semua," kata Kepala Bagian Marketing RS Wava Husada, Rini Minarsih, saat dihubungi Selasa pagi (29/6/2021).
Baca juga: Ingat! Jika Ada Dua Orang Positif, Kampung Harus Lockdown dan Seluruh Warga Wajib Swab
Bahkan Rini menuturkan, bila pihaknya terpaksa melayani pasien COVID-19 di kendaraan pengantar pasien, lantaran kapasitas ruang bed Instalasi Gawat Darurat (IGD) penuh. "Di IGD pasien tertahan, bahkan kami terpaksa melakukan skrining di kendaraan pasien, karena memang sudah tidak mampu menampung," ucap dia.
Bahkan kondisi keterpakaian ventilator di RS Wava Husada juga sudah penuh. Hal ini menyebabkan pasien - pasien yang datang dengan kondisi sedang hingga berat tak bisa ditangani maksimal.
"Penggunaan ventilator hampir selalu full, jadi kasus yang datang (ke rumah sakit) hampir kebanyakan yang berat, karena kalau ringan tentu masyarakat nggak datang juga," ungkapnya.
Baca juga: Pemakaman Pasien COVID-19 di Malang Pecah Rekor, Sehari 18 Kasus
Untuk menyiasati keterbatasan kapasitas rumah sakit, pihaknya menyediakan layanan video call melalui program telemedicine bagi pasien - pasien COVID-19 dengan gejala ringan hingga sedang, yang menjalani isolasi mandiri di rumah.
Mereka sebelumnya telah memeriksakan kondisinya ke RS Wava Husada, namun karena kapasitas rumah sakit yang penuh mereka disarankan menjalankan isolasi mandiri di rumah sambil diawasi tenaga medis dari RS Wava Husada.
"Dia datang awal kita lakukan pemeriksaan konsultasi dengan dokter, dia mendapatkan resep vitamin dan anti virus tergantung hasil pemeriksaan. Setiap hari dokter akan melakukan video call dengan pasien di rumah tersebut yang paling dibutuhkan kan itu. Itu untuk yang ringan - ringan kami lakukan seperti itu," paparnya.
Sementara itu di Kota Malang, penuhnya kapasitas rumah sakit lapangan COVID-19 membuat Pemkot Malang segera bertindak cepat.wali Kota Malang Sutiaji menyebut kembali meminjam kembali bangunan Balai Pelatihan Sumber Daya Manusia (BPSDM) milik Pemprov Jawa Timur yang ada di Jalan Kawi, Kota Malang, untuk sarana isolasi mandiri pasien COVID-19 dengan gejala ringan hingga sedang.
Sebelumnya Gedung BPSDM di Jalan Kawi digunakan safe house untuk pasien - pasien COVID-19 bergejala ringan hingga sedang di Kota Malang. Namun karena menurunnya pasien COVID-19 beberapa bulan lalu, safe house mulai kosong dan belum diperpanjang peminjamannya oleh Pemkot Malang. Nantinya akan ada 60 bed terlebih dahulu yang disediakan Pemkot Malang.
"Kapasitas 60 dahulu. Dari 60 itu, yang antre sudah 29, makanya saya terus minta untuk ditambah menjadi 110. Tadi pagi saya sudah telepon gubernur, nanti dioptimalisasi sampai 110. Jadi ada 72, yang 60 untuk COVID-19, yang 12 untuk PMI (Pekerja Migran Indonesia). Tapi saya minta nanti tambah menjadi 110, jadi nanti total ada 122," kata Sutiaji.
Nantinya safe house ini kata Sutiaji, bakal difungsikan sampai COVID-19 benar - benar mereda. Hal ini sesuai dengan keterangan peminjamannya ke Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. "Ini kan cuma mengulangi saja, kemarin sudah diserahkan (ke Pemkot Malang), sampai COVID-19 mereda," tuturnya.
Di RS Lapangan COVID-19 Idjen Boulevard hingga Selasa 29 Juni 2021 pukul 10.20 WIB, angka keterisian bednya sudah mencapai 95 persen. Data yang dihimpun dari 316 bed yang disediakan untuk pasien COVID-19 gejala ringan hingga sedang, sudah terisi 285 berat.
"Sekarang sudah terisi 285 dari 316 bed, sudah nyaris penuh. Yang kosong hanya 31 bed saja, terdiri dari 9 bed untuk pasien laki - laki dan 22 bed untuk pasien perempuan," terang Koordinator RS Idjen Boulevard dr. Heri Susanto.
Di Kabupaten Malang RS Wava Husada, Kepanjen, yang menjadi salah satu rujukan pasien COVID-19 sudah mendekati hampir 95 persen, atau hampir terisi penuh.
"Lonjakan COVID kami memang utk kemarin sempat sudah over kapasitas TT (tempat tidur) kami 47 itu full terisi semua," kata Kepala Bagian Marketing RS Wava Husada, Rini Minarsih, saat dihubungi Selasa pagi (29/6/2021).
Baca juga: Ingat! Jika Ada Dua Orang Positif, Kampung Harus Lockdown dan Seluruh Warga Wajib Swab
Bahkan Rini menuturkan, bila pihaknya terpaksa melayani pasien COVID-19 di kendaraan pengantar pasien, lantaran kapasitas ruang bed Instalasi Gawat Darurat (IGD) penuh. "Di IGD pasien tertahan, bahkan kami terpaksa melakukan skrining di kendaraan pasien, karena memang sudah tidak mampu menampung," ucap dia.
Bahkan kondisi keterpakaian ventilator di RS Wava Husada juga sudah penuh. Hal ini menyebabkan pasien - pasien yang datang dengan kondisi sedang hingga berat tak bisa ditangani maksimal.
"Penggunaan ventilator hampir selalu full, jadi kasus yang datang (ke rumah sakit) hampir kebanyakan yang berat, karena kalau ringan tentu masyarakat nggak datang juga," ungkapnya.
Baca juga: Pemakaman Pasien COVID-19 di Malang Pecah Rekor, Sehari 18 Kasus
Untuk menyiasati keterbatasan kapasitas rumah sakit, pihaknya menyediakan layanan video call melalui program telemedicine bagi pasien - pasien COVID-19 dengan gejala ringan hingga sedang, yang menjalani isolasi mandiri di rumah.
Mereka sebelumnya telah memeriksakan kondisinya ke RS Wava Husada, namun karena kapasitas rumah sakit yang penuh mereka disarankan menjalankan isolasi mandiri di rumah sambil diawasi tenaga medis dari RS Wava Husada.
"Dia datang awal kita lakukan pemeriksaan konsultasi dengan dokter, dia mendapatkan resep vitamin dan anti virus tergantung hasil pemeriksaan. Setiap hari dokter akan melakukan video call dengan pasien di rumah tersebut yang paling dibutuhkan kan itu. Itu untuk yang ringan - ringan kami lakukan seperti itu," paparnya.
Sementara itu di Kota Malang, penuhnya kapasitas rumah sakit lapangan COVID-19 membuat Pemkot Malang segera bertindak cepat.wali Kota Malang Sutiaji menyebut kembali meminjam kembali bangunan Balai Pelatihan Sumber Daya Manusia (BPSDM) milik Pemprov Jawa Timur yang ada di Jalan Kawi, Kota Malang, untuk sarana isolasi mandiri pasien COVID-19 dengan gejala ringan hingga sedang.
Sebelumnya Gedung BPSDM di Jalan Kawi digunakan safe house untuk pasien - pasien COVID-19 bergejala ringan hingga sedang di Kota Malang. Namun karena menurunnya pasien COVID-19 beberapa bulan lalu, safe house mulai kosong dan belum diperpanjang peminjamannya oleh Pemkot Malang. Nantinya akan ada 60 bed terlebih dahulu yang disediakan Pemkot Malang.
"Kapasitas 60 dahulu. Dari 60 itu, yang antre sudah 29, makanya saya terus minta untuk ditambah menjadi 110. Tadi pagi saya sudah telepon gubernur, nanti dioptimalisasi sampai 110. Jadi ada 72, yang 60 untuk COVID-19, yang 12 untuk PMI (Pekerja Migran Indonesia). Tapi saya minta nanti tambah menjadi 110, jadi nanti total ada 122," kata Sutiaji.
Nantinya safe house ini kata Sutiaji, bakal difungsikan sampai COVID-19 benar - benar mereda. Hal ini sesuai dengan keterangan peminjamannya ke Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. "Ini kan cuma mengulangi saja, kemarin sudah diserahkan (ke Pemkot Malang), sampai COVID-19 mereda," tuturnya.
Di RS Lapangan COVID-19 Idjen Boulevard hingga Selasa 29 Juni 2021 pukul 10.20 WIB, angka keterisian bednya sudah mencapai 95 persen. Data yang dihimpun dari 316 bed yang disediakan untuk pasien COVID-19 gejala ringan hingga sedang, sudah terisi 285 berat.
"Sekarang sudah terisi 285 dari 316 bed, sudah nyaris penuh. Yang kosong hanya 31 bed saja, terdiri dari 9 bed untuk pasien laki - laki dan 22 bed untuk pasien perempuan," terang Koordinator RS Idjen Boulevard dr. Heri Susanto.
(msd)