COVID-19 Makin Menggila, Puskesmas di Pekalongan Jadi Rumah Sakit Darurat
Rabu, 23 Juni 2021 - 13:41 WIB
PEKALONGAN - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengapresiasi langkah cerdas Pemkab Pekalongan dalam menangani COVID-19 . Salah satunya adalah optimalisasi Puskesmas menjadi rumah sakit darurat untuk menampung pasien.
Salah satu Puskesmas yang dijadikan rumah sakit darurat adalah Puskesmas Wonokerto 2. Di tempat itu, saat ini ada 21 pasien COVID-19 yang dirawat.
"Ini cara bagus ya, dulu Puskesmas kemudian ditingkatkan jadi rumah sakit darurat COVID-19. Pak Bupati turun langsung, ada dokternya, ada tim kesehatannya dan sekarang dipakai untuk merawat pasien. Tempatnya jauh dari pemukiman, gedungnya juga bagus. Maka saya sengaja ke sini agar daerah lain terinspirasi," kata Ganjar saat mengecek rumah sakit darurat COVID-19 Wonokerto 2, Rabu (23/6/2021).
Baca juga: Klaster Hajatan Muncul di Gunungkidul, 16 Pedagang di Pantai Drini Positif COVID-19
Ganjar mengatakan, peningkatan Puskesmas jadi rumah sakit darurat COVID-19 adalah solusi untuk mengatasi lonjakan pasien di rumah sakit seperti saat ini. Ketika rumah sakit kewalahan menampung pasien, maka optimalisasi Puskesmas bisa dilakukan.
"Kalau rumah sakit kewalahan, sebenarnya Puskesmas yang bagus seperti ini dan ada rawat inapnya bisa dipakai. Ini kan fasilitas kesehatan yang paling dekat dengan rakyat, maka levelnya yang sentuhan pertama. Maka saya minta ini bisa dimanfaatkan, agar rumah sakit lebih leluasa," jelasnya.
Memang lanjut dia, peningkatan Puskesmas jadi rumah sakit darurat COVID-19 harus disiapkan dengan matang. Sarana prasarana seperti SDM tenaga kesehatan, obat-obatan dan lainnya harus disiapkan.
"Kalau itu bisa, maka ini cara yang sangat bagus. Memang masyarakat kita seringkali ora marem (tidak puas) kalau sakit tidak langsung periksa ke rumah sakit. Makanya, komunikasi dan edukasi harus terus dibangun," pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi yang mendampingi Ganjar mengatakan, rumah sakit darurat Puskesmas Wonokerto memiliki 43 tempat tidur. Saat ini, ada 21 pasien yang dirawat di tempat itu.
Baca juga: COVID-19 di Semarang Kian Menggila, Kampus dan Gereja Sediakan Tempat Perawatan Pasien
"Rumah sakit darurat ini menjadi salah satu penyangga utama kami dalam penanganan Covid-19 selain rumah sakit Kraton dan Kajen. Sudah lama kami fungsikan jadi rumah sakit darurat dan semua penangannya menggunakan standar rumah sakit," katanya.
Asip menerangkan, pihaknya sudah menyiapkan antisipasi jika terjadi lonjakan kasus. Ada 10 Puskesmas yang telah disiapkan sebagai rumah sakit darurat. "Kalau nanti terjadi outbreak, kami sudah siapkan 10 Puskesmas yang punya layanan rawat inap. Kapasitasnya cukup besar, lebih dari 100 tempat tidur," ucapnya.
Salah satu Puskesmas yang dijadikan rumah sakit darurat adalah Puskesmas Wonokerto 2. Di tempat itu, saat ini ada 21 pasien COVID-19 yang dirawat.
"Ini cara bagus ya, dulu Puskesmas kemudian ditingkatkan jadi rumah sakit darurat COVID-19. Pak Bupati turun langsung, ada dokternya, ada tim kesehatannya dan sekarang dipakai untuk merawat pasien. Tempatnya jauh dari pemukiman, gedungnya juga bagus. Maka saya sengaja ke sini agar daerah lain terinspirasi," kata Ganjar saat mengecek rumah sakit darurat COVID-19 Wonokerto 2, Rabu (23/6/2021).
Baca juga: Klaster Hajatan Muncul di Gunungkidul, 16 Pedagang di Pantai Drini Positif COVID-19
Ganjar mengatakan, peningkatan Puskesmas jadi rumah sakit darurat COVID-19 adalah solusi untuk mengatasi lonjakan pasien di rumah sakit seperti saat ini. Ketika rumah sakit kewalahan menampung pasien, maka optimalisasi Puskesmas bisa dilakukan.
"Kalau rumah sakit kewalahan, sebenarnya Puskesmas yang bagus seperti ini dan ada rawat inapnya bisa dipakai. Ini kan fasilitas kesehatan yang paling dekat dengan rakyat, maka levelnya yang sentuhan pertama. Maka saya minta ini bisa dimanfaatkan, agar rumah sakit lebih leluasa," jelasnya.
Memang lanjut dia, peningkatan Puskesmas jadi rumah sakit darurat COVID-19 harus disiapkan dengan matang. Sarana prasarana seperti SDM tenaga kesehatan, obat-obatan dan lainnya harus disiapkan.
"Kalau itu bisa, maka ini cara yang sangat bagus. Memang masyarakat kita seringkali ora marem (tidak puas) kalau sakit tidak langsung periksa ke rumah sakit. Makanya, komunikasi dan edukasi harus terus dibangun," pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi yang mendampingi Ganjar mengatakan, rumah sakit darurat Puskesmas Wonokerto memiliki 43 tempat tidur. Saat ini, ada 21 pasien yang dirawat di tempat itu.
Baca juga: COVID-19 di Semarang Kian Menggila, Kampus dan Gereja Sediakan Tempat Perawatan Pasien
"Rumah sakit darurat ini menjadi salah satu penyangga utama kami dalam penanganan Covid-19 selain rumah sakit Kraton dan Kajen. Sudah lama kami fungsikan jadi rumah sakit darurat dan semua penangannya menggunakan standar rumah sakit," katanya.
Asip menerangkan, pihaknya sudah menyiapkan antisipasi jika terjadi lonjakan kasus. Ada 10 Puskesmas yang telah disiapkan sebagai rumah sakit darurat. "Kalau nanti terjadi outbreak, kami sudah siapkan 10 Puskesmas yang punya layanan rawat inap. Kapasitasnya cukup besar, lebih dari 100 tempat tidur," ucapnya.
(msd)
tulis komentar anda