COVID-19 di Semarang Kian Menggila, Kampus dan Gereja Sediakan Tempat Perawatan Pasien

Rabu, 23 Juni 2021 - 06:30 WIB
Wali kota Semarang, Rektor UIN Walisongo, Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag, Rektor Unimus, Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd dan Ketua Yayasan Mentari Harapan Bangsa, Timotius Tanutama. dalam MoU penanganan COVID-19 di Semarang
SEMARANG - Angka kasus COVID-19 di Kota Semarang, Jawa Tengah masih belum terkendali. Berdasarkan datasiagacorona.semarangkota.go.id, tercatat pada Selasa (22/6/2021) sebanyak 1.879 kasus aktif.

"Selain penanganan dari sisi medis, kita yang lagi repot hari ini soal tempat tidur. Orang sakit tiba-tiba sedemikian banyak, kapasitas rumah sakit sudah kita tingkatkan tapi selalu overload," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.

Untuk itu, dia bergerak cepat mengatasi tingginya angka BOR (bed occupancy rate) dan menekan penyebaran COVID-19. Selain pengetatan kembali aturan Pembatasan Kegiatan Masyrakat (PKM), pihaknya juga menjalin kerja sama dengan UIN Walisongo, Unimus, dan Yayasan Mentari Harapan Bangsa untuk menyediakan tambahan rumah karantina dan juga sentra vaksinasi.

"Di saat yang genting seperti ini 390 tempat tidur ini adalah sebuah keberkahan buat warga Semarang khususnya kami Pemerintah Kota Semarang," ujar pria yang akrab disapa Hendi tersebut.

Baca juga: COVID-19 Kian Menggila, Ruang Isolasi RSUP Kariadi Semarang Terisi 161 Pasien



Sebanyak 390 tempat tidur tersebut di antaranya terdiri dari 200 tempat tidur di asrama mahasiswa UIN Walisongo, Ngaliyan. Termasuk aula UIN yang menjadi sentra vaksinasi Kota Semarang bagi warga yang berdomisili di wilayah Semarang Barat.

Kemudian sebanyak 90 tempat tidur di wilayah Wonolopo, Mijen, tepatnya di Gedung Laboratorium Kesehatan Masyarakat Universitas Muhamadiyah Semarang (Unimus). Serta Yayasan Mentari Harapan Bangsa yang menyediakan Gedung Miracle Healing Center (MHC) di kawasan Marina dengan kapasitas 100 tempat tidur.

Menurut Hendi, dengan penambahan tiga lokasi tersebut melengkapi jumlah penambahan tempat tidur yang sebelumnya telah dilakukan Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) sebanyak 106 kamar, dengan 12 ICU, serta penambahan 100 tempat di Balai Diklat Ketileng.

Baca juga: ABG Cantik Gemparkan Sleman, Mabuk dan Maki-maki Petugas di Medos Usai Langgar Prokes

"Total ada tambahan sekitar 600 tempat tidur dalam seminggu ini," imbuh Hendi. Dia berharap dengan penambahan ini dapat mengatasi persoalan tingginya persentase BOR dan kekurangan tempat tidur pasien di Kota Semarang.

"Saya juga titip pesan kepada tokoh yang rawuh di sini agar bisa memberikan edukasi kepada keluarga dan masyarakat bahwa pandemi ini belum usai, bahkan semakin berat. Sehingga perlu adanya edukasi bersama dan menyadarkan kembali tentang protokol kesehatan dalam setiap aktivitas warga Semarang," pungkasnya.

Penandatanganan MoU tersebut dilaksanakan bersama antara wali kota Semarang, Rektor UIN Walisongo, Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag, Rektor Unimus, Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd dan Ketua Yayasan Mentari Harapan Bangsa, Timotius Tanutama.
(msd)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More