Gara-gara Kades Tutup Jalan Nasional, Bayi Dalam Kandungan Tewas
Minggu, 24 Mei 2020 - 18:49 WIB
SIKKA - Sungguh keterlaluan. Akibat aski tutup jalan yang dilakukan oleh Kepala Desa Hikon, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT, membuat bayi yang masih dalam kandungan ibunya meninggal dunia.
(Baca juga: Titik Air Mata Wali Kota Malang dan Perawat COVID-19 di Malam Takbiran )
Aksi penutupan jalan yang dilakukan kepala desa bersam warganya ini, membuat macet arus lalulintas. Bahkan kemacetan lalulintas berlangsung sampai enam jam lamanya.
Di antara kendaraan yang terjebak dalam kemacetan tersebut, adalah ambulans yang sedang membawa pasien rujukan dari Flores Timur, menuju ke Kabupaten Sikkan. Akibat terlambat tiba di rumah sakit, bayi yang masih dalam kandungan itu akhirnya meninggal dunia.
Aksi penutupan jalan yang dilakukan oleh kepala desa bersama warga Desa Hikon tersebut, diduga dipicu oleh sikap arogan warga Flores Timur, saat melintas di Posko COVID-19 yang ada di daerah perbatasan.
Warga menutup jalan dengan portal, bambu, dan batu. Akibatnya, antrian kendaraan mengular sepanjang 5 km. "Aksi ini merupakan bentuk kekesalan warga Sikka, terhadap pernyataan yang disampaikan warga Flores Timur. Hingga kini masih dilakukan upaya negoisasi untuk membuka jalur," ujar Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Sikka, Ferdi.
(Baca juga: Titik Air Mata Wali Kota Malang dan Perawat COVID-19 di Malam Takbiran )
Aksi penutupan jalan yang dilakukan kepala desa bersam warganya ini, membuat macet arus lalulintas. Bahkan kemacetan lalulintas berlangsung sampai enam jam lamanya.
Di antara kendaraan yang terjebak dalam kemacetan tersebut, adalah ambulans yang sedang membawa pasien rujukan dari Flores Timur, menuju ke Kabupaten Sikkan. Akibat terlambat tiba di rumah sakit, bayi yang masih dalam kandungan itu akhirnya meninggal dunia.
Aksi penutupan jalan yang dilakukan oleh kepala desa bersama warga Desa Hikon tersebut, diduga dipicu oleh sikap arogan warga Flores Timur, saat melintas di Posko COVID-19 yang ada di daerah perbatasan.
Warga menutup jalan dengan portal, bambu, dan batu. Akibatnya, antrian kendaraan mengular sepanjang 5 km. "Aksi ini merupakan bentuk kekesalan warga Sikka, terhadap pernyataan yang disampaikan warga Flores Timur. Hingga kini masih dilakukan upaya negoisasi untuk membuka jalur," ujar Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Sikka, Ferdi.
(eyt)
tulis komentar anda