Uji Praklinik Tahap 1, Hasil Vaksin Merah Putih Menggembirakan
Minggu, 30 Mei 2021 - 12:30 WIB
SURABAYA - Progres vaksin Merah Putih terus mengembirakan. Hasil uji praklinik tahap 1 memiliki hasil yang bagus. Hasil ini menyakinkan para peneliti untuk memakai vaksin buatan Indonesia itu pada awal tahun depan.
Ketua Tim Peneliti Vaksin Merah Putih Universitas Airlangga Prof Dr Fedik Abdul Rantam drh menuturkan, sampai saat ini perkembangan vaksin Merah Putih sudah memasuki tahap 1 uji praklinik. Kabar baiknya, uji praklinik tahap 1 tersebut menunjukkan hasil yang bagus dan mengembirakan.
“Terkait dengan titer antibodi trennya baik sekali, PA juga baik. Saat ini dilakukan pemeriksaan masih berlangsung. Di antaranya pemeriksaan immunotyping, ginjal, hematologi, toksisiti, dan pemeriksaan darah total. Hasil pemeriksaan itulah yang akan dijadikan dasar untuk melakukan uji praklinik fase 2,” kata Fedik, Minggu (30/5/2021).
Baca juga: Komplotan Maling di Tuban Makin Nekat, Terekam CCTV Gasak Tiga Gunung dalam 15 Menit
Ia melanjutkan, saat ini pihaknya bersama tim tengah menyiapkan uji praklinik fase 2. Termasuk makaka sebagai hewan uji coba. “Biar kita bisa menentukan berapa efikasi, dosis, dan lain-lain untuk persiapan uji klinik fase 1 pada manusia,” ucapnya.
Sesuai rancangan yang sudah berjalan, katanya, pada Agustus mendatang akan dimulai uji klinik fase 1 pada manusia. Sebelumnya, Universitas Airlangga melaksanakan riset vaksin dengan beberapa platform. Antara lain platform inactivated virus, platform viral vector dengan adenovirus, dan platform peptide. Ketiga platform tersebut masih berlanjut dan konstruksi platform inactivated virus telah selesai lebih awal untuk lanjut ke uji preklinis dan uji klinis.
Baca juga: Dukung Khofifah Tangani Pandemi, Kader Pemuda Muhammadiyah Diminta Tak Terprovokasi Ulah Buzzer
“Plan lain kita siapkan varian virus lain. Ini adalah menjaga kalau ini fail maka ada subtitusi, tidak perlu menunggu 10 bulan sampai menjadi seed vaccine,” ujar Fedik.
Harapannya, pada Desember sudah bisa selesai serta paling lama Februari atau Maret sudah masuk skema industri.Semua penelitian ini sesuai dengan harapan pemerintah dan juga masyarakat Indonesia. Yakni, pengembangan vaksin mandiri agar pemerintah dapat mengatasi virus COVID-19 secara mandiri pula.
“Kita optimis bisa mengembangkan teknologi membuat vaksin sendiri. Tentu ini sebagai awal,” ucapnya.
Ketua Tim Peneliti Vaksin Merah Putih Universitas Airlangga Prof Dr Fedik Abdul Rantam drh menuturkan, sampai saat ini perkembangan vaksin Merah Putih sudah memasuki tahap 1 uji praklinik. Kabar baiknya, uji praklinik tahap 1 tersebut menunjukkan hasil yang bagus dan mengembirakan.
“Terkait dengan titer antibodi trennya baik sekali, PA juga baik. Saat ini dilakukan pemeriksaan masih berlangsung. Di antaranya pemeriksaan immunotyping, ginjal, hematologi, toksisiti, dan pemeriksaan darah total. Hasil pemeriksaan itulah yang akan dijadikan dasar untuk melakukan uji praklinik fase 2,” kata Fedik, Minggu (30/5/2021).
Baca juga: Komplotan Maling di Tuban Makin Nekat, Terekam CCTV Gasak Tiga Gunung dalam 15 Menit
Ia melanjutkan, saat ini pihaknya bersama tim tengah menyiapkan uji praklinik fase 2. Termasuk makaka sebagai hewan uji coba. “Biar kita bisa menentukan berapa efikasi, dosis, dan lain-lain untuk persiapan uji klinik fase 1 pada manusia,” ucapnya.
Sesuai rancangan yang sudah berjalan, katanya, pada Agustus mendatang akan dimulai uji klinik fase 1 pada manusia. Sebelumnya, Universitas Airlangga melaksanakan riset vaksin dengan beberapa platform. Antara lain platform inactivated virus, platform viral vector dengan adenovirus, dan platform peptide. Ketiga platform tersebut masih berlanjut dan konstruksi platform inactivated virus telah selesai lebih awal untuk lanjut ke uji preklinis dan uji klinis.
Baca juga: Dukung Khofifah Tangani Pandemi, Kader Pemuda Muhammadiyah Diminta Tak Terprovokasi Ulah Buzzer
“Plan lain kita siapkan varian virus lain. Ini adalah menjaga kalau ini fail maka ada subtitusi, tidak perlu menunggu 10 bulan sampai menjadi seed vaccine,” ujar Fedik.
Harapannya, pada Desember sudah bisa selesai serta paling lama Februari atau Maret sudah masuk skema industri.Semua penelitian ini sesuai dengan harapan pemerintah dan juga masyarakat Indonesia. Yakni, pengembangan vaksin mandiri agar pemerintah dapat mengatasi virus COVID-19 secara mandiri pula.
“Kita optimis bisa mengembangkan teknologi membuat vaksin sendiri. Tentu ini sebagai awal,” ucapnya.
(msd)
tulis komentar anda