Kenaikan Kedelai Tak Wajar, Perajin Tempe di Cimahi Stop Produksi Tiga Hari
Jum'at, 28 Mei 2021 - 06:40 WIB
CIMAHI - Perajin tempe di Kota Cimahi menyebutkan akan mengikuti aksi mogok produksi secara massal selama tiga hari. Hal itu sebagai bentuk protes adanya kenaikan harga kedelai di pasaran sebagai bahan baku utama pembuatan tempe.
Berdasarkan informasi yang mereka dapat, para perajin tempe dan tahu yang menggunakan kedelai impor sebagai bahan baku produksi bakal melakukan aksi mogok massal dari Jumat hingga Minggu (28-30/5/2021).
Baca juga: Ciamis Membara, 2 Ormas Bentrok di Jalanan Dipicu Perkelahian di Acara Dangdutan
"Memang harga kedelai sudah tidak wajar, dan itu terjadi sejak beberapa bulan terakhir," kata salah seorang perajin tempe di Cimahi, Kusnanto kepada wartawan, Kamis (27/5/2021).
Dia menceritakan, saat ini harga jual kedelai impor mencapai Rp11.000/kg. Padahal biasanya harga kedelai berkisar Rp7.000/kg. Kondisi itu bahkan lebih mahal jika dibandingkan pada saat bulan puasa yang hanya sebesar Rp10.000/kg.
Akibat melambungnya harga kedelai impor itu dia dan pengrajin tempe lainnya terpaksa menyiasati kerugian dengan mengurangi takaran dari biasanya 250 gr untuk ukuran terkecil menjadi hanya 200 gr.
Baca juga: Viral, Beredar Video Uang Logam Bisa Nempel di Bekas Suntikan Vaksin, Ini Tanggapan Netizen
"Paling takaran dikurangi sedikit walau ukurannya juga pasti berkurang. Tapi itu pilihan terbaik agar tetap produksi dan harga ke masyarakat tidak naik," tuturnya.
Jika menghitung kerugian, dirinya mengaku bisa mengalami kerugian hingga jutaan rupiah selama tidak produksi akibat mogok produksi massal beberapa hari ke depan. Apalagi untuk penjualan di Sabtu dan Minggu, karena di hari Jumat masih bisa menjual hasil produksi hari Kamis.
Di sentra pembuatan tempe yang dikelolanya total ada sebanyak lima orang perajin. Setiap perajin rata-rata membutuhkan sebanyak 75 kg kedelai untuk diolah menjadi tempe. "Kalau semua dihitung, dari seluruh perajin di sini bisa 4-5 kuintal/hari. Penjualannya bukan hanya Cimahi tapi juga Bandung," pungkasnya
Lihat Juga: Diusung Partai Perindo, Ngatiyana-Adhitia Siapkan Jurus Jitu Atasi Pengangguran di Kota Cimahi
Berdasarkan informasi yang mereka dapat, para perajin tempe dan tahu yang menggunakan kedelai impor sebagai bahan baku produksi bakal melakukan aksi mogok massal dari Jumat hingga Minggu (28-30/5/2021).
Baca juga: Ciamis Membara, 2 Ormas Bentrok di Jalanan Dipicu Perkelahian di Acara Dangdutan
"Memang harga kedelai sudah tidak wajar, dan itu terjadi sejak beberapa bulan terakhir," kata salah seorang perajin tempe di Cimahi, Kusnanto kepada wartawan, Kamis (27/5/2021).
Dia menceritakan, saat ini harga jual kedelai impor mencapai Rp11.000/kg. Padahal biasanya harga kedelai berkisar Rp7.000/kg. Kondisi itu bahkan lebih mahal jika dibandingkan pada saat bulan puasa yang hanya sebesar Rp10.000/kg.
Akibat melambungnya harga kedelai impor itu dia dan pengrajin tempe lainnya terpaksa menyiasati kerugian dengan mengurangi takaran dari biasanya 250 gr untuk ukuran terkecil menjadi hanya 200 gr.
Baca juga: Viral, Beredar Video Uang Logam Bisa Nempel di Bekas Suntikan Vaksin, Ini Tanggapan Netizen
"Paling takaran dikurangi sedikit walau ukurannya juga pasti berkurang. Tapi itu pilihan terbaik agar tetap produksi dan harga ke masyarakat tidak naik," tuturnya.
Jika menghitung kerugian, dirinya mengaku bisa mengalami kerugian hingga jutaan rupiah selama tidak produksi akibat mogok produksi massal beberapa hari ke depan. Apalagi untuk penjualan di Sabtu dan Minggu, karena di hari Jumat masih bisa menjual hasil produksi hari Kamis.
Di sentra pembuatan tempe yang dikelolanya total ada sebanyak lima orang perajin. Setiap perajin rata-rata membutuhkan sebanyak 75 kg kedelai untuk diolah menjadi tempe. "Kalau semua dihitung, dari seluruh perajin di sini bisa 4-5 kuintal/hari. Penjualannya bukan hanya Cimahi tapi juga Bandung," pungkasnya
Lihat Juga: Diusung Partai Perindo, Ngatiyana-Adhitia Siapkan Jurus Jitu Atasi Pengangguran di Kota Cimahi
(msd)
tulis komentar anda