Jurnalis Muda SMA Khadijah Ini Berhasil Masuk FK Unair Jalur SNMPTN
Senin, 20 April 2020 - 07:39 WIB
SURABAYA - Raut wajah Karina Sabrina begitu ceria. Gadis 18 tahun ini tak henti-hentinya mengucap syukur pada Tuhan. Pantas saja, nama alumnus MIPA-2 SMA Khadijah Surabaya ini terselip di antara nama-nama peserta yang berhasil lolos Saleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Fakultas Kedokteran (FK) UNAIR.
Kegembiraan dan rasa syukur bisa masuk FK Unair itu bukan tanpa alasan. Untuk bisa masuk FK Unair, perjuangan Karina memang cukup berliku. Sewaktu duduk di bangku SMA, ia harus belajar ekstra di tengah kesibukannya sebagai jurnalis muda di sekolahnya.
Karina mengungkapkan, dirinya sadar betul untuk bisa masuk di FK Unair jalur SNMPTN memang harus banyak belajar dan belajar. Namun ia juga tidak bisa meninggalkan begitu saja kesibukan ekstrakurikuler jurnalistik yang sudah ditekuninya sejak kelas satu tersebut. Bahkan saking asiknya liputan, Karina kerap kali tertinggal pelajaran sekolah.
"Jadi seringkali tertinggal pelajaran. Saya harus sadar dan aktif tanya ke guru dan teman,” ucapnya.
Meski sudah aktif bertanya, ternyata Karina juga pernah harus melaksanakan ujian susulan secara lisan lantaran tertinggal ujian. Nilai rapor Karina pun bahkan sempat naik turun. Hal itu tentu saja membuat dia agak was-was untuk tembus SNMPTN.
“Kekhawatiran pasti ada, tapi kata impossible itu bisa jadi I’m possible dimana huruf I dan M kita gerakkan dengan usaha-usaha, baik secara lahir maupun batin,” tuturnya.
Putri Prof. Akh. Muzakki inipun tak pernah menyia-nyiakan waktunya. Selepas menjalankan aktifitasnya siang hari di sekolah dan menyelesaikan tugas liputan, remaja kelahiran Canberra, 27 Agustus 2002 ini memanfaatkan waktu malamnya dengan belajar secara mandiri.
“Aku nggak les di luar. Malam pulang sekolah ngerjain PR terus belajar untuk besok. Biasanya aku cari moodbooster dulu untuk belajar," ucapnya.
Ia pun tak sungkan-sungkan untuk berkonsultasi dengan gurunya di luar jam sekolah, jika ada pelajaran yang belum dipahami. Materi yang disampaikan guru itu nggak langsung aku tulis, aku kembangkan supaya lebih paham lagi," kata dia.
Kini jurnalis muda SMA Khadijah itu telah sukses menggapai impiannya masuk FK Uniar. Peraih peringkat paralel kelas X dan XI inipun berpesan kepada calon Ksatria Airlangga, supaya tetap konsisten dalam berlatih, karena tak ada yang tak mungkin selama sungguh-sungguh dan konsisten terhadap apa yang dicita-citakan.
“Good behaviour, best inspiration," tandasnya.
Kegembiraan dan rasa syukur bisa masuk FK Unair itu bukan tanpa alasan. Untuk bisa masuk FK Unair, perjuangan Karina memang cukup berliku. Sewaktu duduk di bangku SMA, ia harus belajar ekstra di tengah kesibukannya sebagai jurnalis muda di sekolahnya.
Karina mengungkapkan, dirinya sadar betul untuk bisa masuk di FK Unair jalur SNMPTN memang harus banyak belajar dan belajar. Namun ia juga tidak bisa meninggalkan begitu saja kesibukan ekstrakurikuler jurnalistik yang sudah ditekuninya sejak kelas satu tersebut. Bahkan saking asiknya liputan, Karina kerap kali tertinggal pelajaran sekolah.
"Jadi seringkali tertinggal pelajaran. Saya harus sadar dan aktif tanya ke guru dan teman,” ucapnya.
Meski sudah aktif bertanya, ternyata Karina juga pernah harus melaksanakan ujian susulan secara lisan lantaran tertinggal ujian. Nilai rapor Karina pun bahkan sempat naik turun. Hal itu tentu saja membuat dia agak was-was untuk tembus SNMPTN.
“Kekhawatiran pasti ada, tapi kata impossible itu bisa jadi I’m possible dimana huruf I dan M kita gerakkan dengan usaha-usaha, baik secara lahir maupun batin,” tuturnya.
Putri Prof. Akh. Muzakki inipun tak pernah menyia-nyiakan waktunya. Selepas menjalankan aktifitasnya siang hari di sekolah dan menyelesaikan tugas liputan, remaja kelahiran Canberra, 27 Agustus 2002 ini memanfaatkan waktu malamnya dengan belajar secara mandiri.
“Aku nggak les di luar. Malam pulang sekolah ngerjain PR terus belajar untuk besok. Biasanya aku cari moodbooster dulu untuk belajar," ucapnya.
Ia pun tak sungkan-sungkan untuk berkonsultasi dengan gurunya di luar jam sekolah, jika ada pelajaran yang belum dipahami. Materi yang disampaikan guru itu nggak langsung aku tulis, aku kembangkan supaya lebih paham lagi," kata dia.
Kini jurnalis muda SMA Khadijah itu telah sukses menggapai impiannya masuk FK Uniar. Peraih peringkat paralel kelas X dan XI inipun berpesan kepada calon Ksatria Airlangga, supaya tetap konsisten dalam berlatih, karena tak ada yang tak mungkin selama sungguh-sungguh dan konsisten terhadap apa yang dicita-citakan.
“Good behaviour, best inspiration," tandasnya.
(msd)
tulis komentar anda