Ratusan Emak-Emak Gigit Jari, Tertipu Arisan Fiktif Hingga Rp1 Miliar
Jum'at, 21 Mei 2021 - 20:14 WIB
MOJOKERTO - Apes. Bermaksud meringankan beban keluarga saat Lebaran dengan mengikuti arisan , ratusan ibu rumah tangga di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto , Jatim malah tertipu.
Baca juga: Puluhan Emak-Emak Tertipu Arisan Lebaran
Bandararisan, Tarmiati alias Mia membawa kabur uang para peserta arisan hingga kerugian mencapai sekitar Rp1 miliar. Emak-emak anggota arisan yang jengkel karena tertipu melaporkan bandar arisan ke polisi.
Baca juga: Gempa Bumi M6,2 Bikin Panik Warga Blitar, Guncangannya 2 Kali dan Terasa Kencang
Total emak-emak yang menjadi korban arisan fiktif mencapai 400 orang yang kesemuanya adalah warga dari berbagai desa di Kecamatan Ngoro. Koordintor arisan yang juga warga setempat kabur melarikan diri sejak April lalu dan hingga sekarang belum diketahui keberadaannya. Tak tanggung-tanggung, uang yang dibawa lari Tarmiati mencapai Rp1 miliar.
Jamiah (52) dan Ngatining (54) warga Desa Lolawang, Kecamatan Ngoro merupakan korban sekaligus koordinator arisan. Total ada 20 koordinator arisan. Keduanya merupakaan koordinator arisan yang membawahi ratusan orang peserta arisan. Jamiah membawahi 102 orang dengan total uang mencapai Rp173 juta. Sedangkan ngatining membawahi 54 orang dengan kerugian mencapai Rp108 juta.
Para koordinator ini mengumpulkan uang arisan kepada bandar arisan, Tarmiati, warga Desa Kembangsri, Kecamatan Ngoro.
Jamiah menuturkan, arisan ini digelar sudah sejak lama dengan tujuan untuk mengurangi beban ibu-ibu rumah tangga saat perayaan hari raya. Para peserta membayar dengan besaran bervariasi, antara Rp40.000 hingga Rp400.000 per minggu, tergantung kemampuan masing-masing.
“Namun saat seminggu menjelang Ramadan biasanya arisan cair berupa uang. Dan seminggu sebelum Lebaran makanan dan minuman untuk hari raya. Namun saat Ramadhan dan Lebaran lalu arisan tak kunjung cair, dan saat dicek ke rumah Tarmiati ternyata sang koordinator telah kabur,” katanya, Jumat (21/5/2021).
Kini dua koordinator arisan ini harus mengganti uang para peserta arisan. Keduanya terpaksa menjual tanah, menggadaikan BPKB mobil dan barang berharga lainya.
Saat ini, enam korban arisan fitktif telah melapor ke Polsek Ngoro. Sejumlah barang bukti disita dari tangan para pelapor, seperti buku rekapan, catatan uang arisan dan bukti lainya. Kepolisian kini masih melakukan penyelidikan lebih lanjut dan melakukan pengejaran terhadap pelaku arisan fiktif ini.
“Sudah laporan ada enam terlapor masing orang bervariasi kerugiannya, ada Rp5 juta dan ada yang Rp300 juta,” kata Kanit Reskrim Polsek Ngoro, Ipda Sulimat.
Baca juga: Puluhan Emak-Emak Tertipu Arisan Lebaran
Bandararisan, Tarmiati alias Mia membawa kabur uang para peserta arisan hingga kerugian mencapai sekitar Rp1 miliar. Emak-emak anggota arisan yang jengkel karena tertipu melaporkan bandar arisan ke polisi.
Baca juga: Gempa Bumi M6,2 Bikin Panik Warga Blitar, Guncangannya 2 Kali dan Terasa Kencang
Total emak-emak yang menjadi korban arisan fiktif mencapai 400 orang yang kesemuanya adalah warga dari berbagai desa di Kecamatan Ngoro. Koordintor arisan yang juga warga setempat kabur melarikan diri sejak April lalu dan hingga sekarang belum diketahui keberadaannya. Tak tanggung-tanggung, uang yang dibawa lari Tarmiati mencapai Rp1 miliar.
Jamiah (52) dan Ngatining (54) warga Desa Lolawang, Kecamatan Ngoro merupakan korban sekaligus koordinator arisan. Total ada 20 koordinator arisan. Keduanya merupakaan koordinator arisan yang membawahi ratusan orang peserta arisan. Jamiah membawahi 102 orang dengan total uang mencapai Rp173 juta. Sedangkan ngatining membawahi 54 orang dengan kerugian mencapai Rp108 juta.
Para koordinator ini mengumpulkan uang arisan kepada bandar arisan, Tarmiati, warga Desa Kembangsri, Kecamatan Ngoro.
Jamiah menuturkan, arisan ini digelar sudah sejak lama dengan tujuan untuk mengurangi beban ibu-ibu rumah tangga saat perayaan hari raya. Para peserta membayar dengan besaran bervariasi, antara Rp40.000 hingga Rp400.000 per minggu, tergantung kemampuan masing-masing.
“Namun saat seminggu menjelang Ramadan biasanya arisan cair berupa uang. Dan seminggu sebelum Lebaran makanan dan minuman untuk hari raya. Namun saat Ramadhan dan Lebaran lalu arisan tak kunjung cair, dan saat dicek ke rumah Tarmiati ternyata sang koordinator telah kabur,” katanya, Jumat (21/5/2021).
Kini dua koordinator arisan ini harus mengganti uang para peserta arisan. Keduanya terpaksa menjual tanah, menggadaikan BPKB mobil dan barang berharga lainya.
Saat ini, enam korban arisan fitktif telah melapor ke Polsek Ngoro. Sejumlah barang bukti disita dari tangan para pelapor, seperti buku rekapan, catatan uang arisan dan bukti lainya. Kepolisian kini masih melakukan penyelidikan lebih lanjut dan melakukan pengejaran terhadap pelaku arisan fiktif ini.
“Sudah laporan ada enam terlapor masing orang bervariasi kerugiannya, ada Rp5 juta dan ada yang Rp300 juta,” kata Kanit Reskrim Polsek Ngoro, Ipda Sulimat.
(shf)
tulis komentar anda