Perkenalkan Berhenti di Kamu, Melly Mono Tak Gentar Dicerca Dua Jaksa Pengadilan Musik
Kamis, 20 Mei 2021 - 20:37 WIB
Melly juga bercerita, bagaimana dia memilih Mono di akhir namanya. Ide nama Mono yang diakuinya muncul begitu saja itu menandakan eksistensinya yang saat ini solo karir. Mono mengartikan 'sendiri', tak lagi bersama grup band.
"Darah seni saya sebenarnya diwariskan dari Sang Kakek. Dulu beliau sebagai penabuh nayaga. Karena sebenarnya dulu orang tua juga kurang mendukung, jadi sempat sumput-sumputan agar bisa menyanyi," kata Melly menimpali pertanyaan Budi Dalton.
Diakuinya, butuh nyali besar untuk bisa tampil di DCDC Pengadilan Musik. Karena, tontonan ini tak hanya mengupas tentang karya seni lewat pertanyaan tajam Pidi Baiq dan Budi Dalton, tetapi juga bagaimana bisa tetap cair. Pesannya tersampaikan, namun tetap enjoy dan santai.
Perwakilan Djarum Coklat Dot Com (DCDC) Agus Danny Hartono menyatakan, DCDC Pengadilan Musik berkomitmen tetap hadir setiap bulannya. Menghadirkan tontonan menarik yang layak disaksikan secara virtual. DCDC Pengadilan Musik hadir dengan suasana Lebaran dengan konsep yang matang.
"Kenapa habis Lebaran langsung hadir, karena kami memang komitmen setiap bulan hadir memberi hiburan menarik. Kami hadir sebagai exposure bagi mereka para musisi yang ingin mem-publish karyanya saat pandemi," ujarnya.
Pengadilan Musik Virtual adalah salah satu program spesial dari Djarum Coklat Dot Com (DCDC), terjemahan terbaru dari Pengadilan Musik yang merespon kondisi pandemi. Program ini secara rutin mengundang dan mengkaji materi-materi terbaru dari band atau musisi independen tanah air yang aktif dalam membuat karya.
Lewat program ini, mereka akan menyandang predikat sebagai terdakwa dan harus menghadapi berbagai tuntutan yang dilontarkan oleh Jaksa Penuntut. Jika terdakwa berhasil berbicara atas nama karya, dia akan bebas dari tuntutan dan materinya akan dinyatakan layak untuk dikonsumsi oleh publik.
"Memang ada pergeseran kebiasaan penonton, karena awalnya masyarakat bisa nonton secara langsung, tapi sekarang online. Bagaimana kedepannya, semua tergantung kebijakan yang dikeluarkan pemerintah terkait pengendalian Covid-19," ujarnya.
Sementara itu, perwakilan Event Organizer Atap Promotion Gio Vitano mengaku, DCDC Pengadilan Musik ke-45 ini telah dipersiapkan sejak jauh jauh hari. Namun baru bisa dilaksanakan setelah Lebaran. Begitupun dengan terdakwa Melly Mono yang juga telah siap jauh jauh hari.
"Kami selalu komitmen agar ini bisa berjalan sebulan sekali. Harapannya bisa memberi hiburan menarik bagi masyarakat," kata dia.
"Darah seni saya sebenarnya diwariskan dari Sang Kakek. Dulu beliau sebagai penabuh nayaga. Karena sebenarnya dulu orang tua juga kurang mendukung, jadi sempat sumput-sumputan agar bisa menyanyi," kata Melly menimpali pertanyaan Budi Dalton.
Diakuinya, butuh nyali besar untuk bisa tampil di DCDC Pengadilan Musik. Karena, tontonan ini tak hanya mengupas tentang karya seni lewat pertanyaan tajam Pidi Baiq dan Budi Dalton, tetapi juga bagaimana bisa tetap cair. Pesannya tersampaikan, namun tetap enjoy dan santai.
Perwakilan Djarum Coklat Dot Com (DCDC) Agus Danny Hartono menyatakan, DCDC Pengadilan Musik berkomitmen tetap hadir setiap bulannya. Menghadirkan tontonan menarik yang layak disaksikan secara virtual. DCDC Pengadilan Musik hadir dengan suasana Lebaran dengan konsep yang matang.
"Kenapa habis Lebaran langsung hadir, karena kami memang komitmen setiap bulan hadir memberi hiburan menarik. Kami hadir sebagai exposure bagi mereka para musisi yang ingin mem-publish karyanya saat pandemi," ujarnya.
Pengadilan Musik Virtual adalah salah satu program spesial dari Djarum Coklat Dot Com (DCDC), terjemahan terbaru dari Pengadilan Musik yang merespon kondisi pandemi. Program ini secara rutin mengundang dan mengkaji materi-materi terbaru dari band atau musisi independen tanah air yang aktif dalam membuat karya.
Lewat program ini, mereka akan menyandang predikat sebagai terdakwa dan harus menghadapi berbagai tuntutan yang dilontarkan oleh Jaksa Penuntut. Jika terdakwa berhasil berbicara atas nama karya, dia akan bebas dari tuntutan dan materinya akan dinyatakan layak untuk dikonsumsi oleh publik.
"Memang ada pergeseran kebiasaan penonton, karena awalnya masyarakat bisa nonton secara langsung, tapi sekarang online. Bagaimana kedepannya, semua tergantung kebijakan yang dikeluarkan pemerintah terkait pengendalian Covid-19," ujarnya.
Sementara itu, perwakilan Event Organizer Atap Promotion Gio Vitano mengaku, DCDC Pengadilan Musik ke-45 ini telah dipersiapkan sejak jauh jauh hari. Namun baru bisa dilaksanakan setelah Lebaran. Begitupun dengan terdakwa Melly Mono yang juga telah siap jauh jauh hari.
"Kami selalu komitmen agar ini bisa berjalan sebulan sekali. Harapannya bisa memberi hiburan menarik bagi masyarakat," kata dia.
tulis komentar anda