Aksi Sosial Laskar Sasak Bikin 1.000 Yatim Piatu di Lombok Tengah Tersenyum

Senin, 10 Mei 2021 - 02:01 WIB
Dalam acara tersebut, Laskar Sasak bekerjasama dengan sejumlah pihak diantaranya BUMN bidang konstruksi yaitu Nindya Karya. Acara tersebut secara khusus juga dihadiri oleh Kabinda NTB, Wahyudi Adisiswanto, Ketua Yayasan RSI, pejabat setempat dan serta Kades se- Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah.

Dalam sambutannya, Kabinda NTB, Ir Wahyudi AS yang juga pembina Laskar Sasak mengatakan sangat terharu dengan upaya yang telah dilakukan oleh Laskar Sasak, sudah lama mengumpulkan dana untuk santunan 1.000 paket untuk anak yatim.

“Aksi kepedulian sosial yang dilakukan sejumlah pihak dan dimotori Laskar Sasak ini mesti bisa dicontoh oleh berbagai pihak dalam upaya membangun kebersamaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Wahyudi.

Dalam acara santunan kali ada beberapa donatur yang berpartisipasi antara lain Sekretaris utama BIN, Komjen Bambang SW SH Mhum, PT Nindya Karya, PT PLN, Dinas Pajak dan Bank Indonesia.

Pada kesempatan itu juga digunakan untuk konsolidasi tokoh adat tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam membulatkan tekad utk menjadikan adat sebagai resolusi berbagai persoalan khususnya di bumi Lombok.

Program Lombok Mercusuar untuk mendatangkan tokoh-tokoh adat seluruh Nusantara sampai saat ini masih terkendala oleh belum selesainya pandemi Covid 19, meski demikian rencana tesebut tetap terus diupayakan proses penyelenggaraannya. Hal ini dilakukam mengingat urgenistasnya dengan semakin kompleknya persoalan bangsa.

Lebih jauh Kabinda NTB menjelaskan seperti yang dikemukakan Mamiq Putria dalam lontar Sasak adat pendita telu yang disebut trilogi adat.

Trilogi adat ini berupa (1) tatakrama hubungan manusia dengan Tuhan. (2) tatakrama hubungan manusia dengan manusia dan (3) hubungan manusia dengan alam dan lingkungan.

Hal ini diterima oleh semua agama bahkan di semua suku meskipun dengan syariat yang berbeda beda, sedangkan adat Sasak sendiri basicnya adalah Syariat Islam yang konon Islam Sasak sudah ada jauh sebelum kerajaan Majapahit terbukti adanya penyebaran oleh Syeikh Rukunuddin dari Sumatera sekitat abad 7 M.

“InsyaAllah trilogi adat ini bisa menjadi salah satu resolusi khususnya persoalan radikalisme dan sparatisme yang mengancam bangsa serta negara Indonesia,” kata Kabinda NTB.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content