Tunggu Komando Pusat, Banyuwangi Siapkan Skenario New Normal Pelayanan Publik
Jum'at, 22 Mei 2020 - 16:21 WIB
”Sebelum pandemi, di Mal Pelayanan Publik setiap beberapa jam, semua pelayanan dihentikan, petugas serta warga senam bersama 5 menit. Yang semacam itu harus menjadi tren di semua tempat pelayanan publik, bahkan harus diikuti BUMN dan swasta di Banyuwangi,” papar Anas.
Untuk menyiapkan new normal pelayanan publik, Anas sedang menginventarisasi sejumlah hal. Hal-hal kecil wajib diperhatikan, misalnya semua pintu harus bisa didorong pakai kaki jika tak ada petugas bagian penerimaan warga.
”Setiap selesai jam kantor, semua ruangan didisinfeksi. Biar hemat, produksi hand sanitizer perlu menggandeng SMK untuk bikin berbahan dasar tanaman yang kualitasnya setara produk pabrikan yang lebih mahal,” jelasnya.
Anas memuji inovasi Desa Genteng Wetan yang mulai menyiapkan diri. ”Desa Genteng Wetan layak menjadi rujukan bagaimana pelayanan publik di era new normal akan dijalankan,” ujarnya.
Di desa tersebut, petugas menggunakan APD, seperti masker dan pelindung wajah. Protokol bagi warga disiapkan, seperti wajib bermasker, cuci tangan sebelum masuk kantor, hingga dipindai suhu tubuhnya.
Pengunjung bersuhu lebih dari 37 derajat tak diperkenankan masuk, dan langsung dihubungkan dengan Puskesmas terdekat. Tempat duduk juga dibikin berjarak. "Di meja pelayanan kita juga menyiapkan handsanitizer," ungkap Kepala Desa Genteng Wetan M. Syukri.
Pengunjung di kantor desa juga dibuat rileks dengan suasana kantor yang bak kafe. ”Ada meja-meja pelayanan sehingga warga tidak harus bergerombol di meja petugas,” ujarnya.
Untuk menyiapkan new normal pelayanan publik, Anas sedang menginventarisasi sejumlah hal. Hal-hal kecil wajib diperhatikan, misalnya semua pintu harus bisa didorong pakai kaki jika tak ada petugas bagian penerimaan warga.
”Setiap selesai jam kantor, semua ruangan didisinfeksi. Biar hemat, produksi hand sanitizer perlu menggandeng SMK untuk bikin berbahan dasar tanaman yang kualitasnya setara produk pabrikan yang lebih mahal,” jelasnya.
Anas memuji inovasi Desa Genteng Wetan yang mulai menyiapkan diri. ”Desa Genteng Wetan layak menjadi rujukan bagaimana pelayanan publik di era new normal akan dijalankan,” ujarnya.
Di desa tersebut, petugas menggunakan APD, seperti masker dan pelindung wajah. Protokol bagi warga disiapkan, seperti wajib bermasker, cuci tangan sebelum masuk kantor, hingga dipindai suhu tubuhnya.
Pengunjung bersuhu lebih dari 37 derajat tak diperkenankan masuk, dan langsung dihubungkan dengan Puskesmas terdekat. Tempat duduk juga dibikin berjarak. "Di meja pelayanan kita juga menyiapkan handsanitizer," ungkap Kepala Desa Genteng Wetan M. Syukri.
Pengunjung di kantor desa juga dibuat rileks dengan suasana kantor yang bak kafe. ”Ada meja-meja pelayanan sehingga warga tidak harus bergerombol di meja petugas,” ujarnya.
(msd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda