Guru Sukabumi Lumpuh Usai Vaksinasi, KIPI Jabar: Tak Terbukti Terkait Vaksin COVID-19

Senin, 03 Mei 2021 - 21:44 WIB
"Kesimpulannya, belum cukup bukti untuk menyatakan antara hubungan mata buram dan kelemahan anggota gerak dengan vaksinasi COVID-19," jelas Kusnandi membacakan surat dari Komnas KIPI yang ditandatangani oleh Ketua Komnas KIPI, Prof dr Hindra Irawan Satari.

Kusnadi mengatakan, SA sudah terinfeksi virus penyebab GBS dua minggu sebelum vaksin tanpa gejala apapun. Sehingga tidak terdeteksi saat skrining sebelum penyuntikan vaksin. Buramnya penglihatan dan juga lemahnya anggota gerak, kata Kusnandi, secara kebetulan terjadi usai SA mendapatkan vaksin.

Menurut dia, mendapatkan imunisasi atau tidak, dampak terinfeksi virus penyebab GBS akan terjadi seperti yang dialami SA, yaitu buramnya penglihatan dan lemahnya anggota gerak.

"Kalau ada reaksi vaksin yang berat itu dari 1 juta orang yang divaksinasi hanya satu orang yang mengalami, tapi itu masih bisa disokong yang lainnya dan terlindungi. Namun, efek samping tersebut sangat kecil dibanding dengan manfaat yang akan dirasakan dengan diimunisasi, yaitu lebih banyak keuntungannya," katanya.

Sementara itu, spesialisasi syaraf, Dewi Hawani mengatakan, GBS disebabkan oleh virus atau bakteri pada proses imunologis yang terjadi 2-4 minggu sebelum terjadinya gejala. GBS merupakan penyakit autoimun.

Awalnya, kata dia infeksi virus atau bakteri yang menyerang tubuh seseorang, namun virus bakteri ini tidak langsung merusak syaraf tapi ternyata proses autoimun.

"Sel saraf motorik dan mata pada pasien selnya itu berubah jadi sel bakteri sehingga dikenali oleh sistem imun kita sebagai zat yang harus dimusnahkan. Maka gejala sistem imun sendiri yang menyerang sel syaraf akibat terinfeksi oleh virus atau bakteri".

"Sehingga bukan infeksi langsung tapi akibat proses imunologi yang salah. Memang yang paling sering kelumpuhan tungkai tangan dan yang berat itu kalau ke otot pernapasan," paparnya.

Pokja KIPI Kabupaten Sukabumi, dr Eni menambahkan, SA saat ini kondisinya mulai membaik dan bukan mustahil untuk bisa disembukan.

Menurut dia, saat ini, gerakan tangan SA sudah menunjukan perbaikan, bahkan sudah bisa memijat. Namun, untuk kaki belum maksimal. SA masih harus menjalani fisioterapi untuk mengembalikan fungsi motoriknya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content