Memilukan, Gadis Belia di Pandeglang Hidup di Gubug Reot Sambil Urus Keponakan
Kamis, 08 April 2021 - 18:16 WIB
Meski tinggal sendiri, Siti tak pernah mengeluh. Ia mengaku bersyukur masih dikelilingi oleh sanak keluarga yang tetap memberikan kasih sayang sejak kecil kepadanya. Bahkan untuk kebutuhan sehari-hari, keluarganya tidak pernah segan membukakan pintu rumah untuk gadis berusia 16 tahun tersebut.
"Untuk makan, saya masak sendiri kak. Tapi seringnya mah ke rumah uwa sama bibi, soalnya suka enggak keburu buat masak kalau abis pulang sekolah ," kata Siti.
Di usianya yang masih belia, tanggung jawab Siti makin tambah berat sejak awal tahun 2021. Kakak perempuannya bercerai lalu memutuskan untuk merantau ke Jakarta mencari pekerjaan. Karena urusan kerja, sang kakak lantas menitipkan anaknya yang masih berusia delapan tahun kepada Siti.
Siti pun hanya dibekali uang kiriman sebesar Rp800 ribu/bulan dari kakaknya. Uang itu, harus diatur oleh Siti supaya mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari beserta uang jajan untuk keponakannya.
Harapan Siti adanya bantuan dari pemerintah setempat untuk membangun kembali rumahnya yang sudah reot tersebut akhirnya terkabul. Warga setempat, rencananya secara swadaya membangun kembali tempat tinggal yang lebih layak untuk gadis kelas 10 SMK itu setelah mendapat bantuan dari Pemprov Banten.
"Ya kang, pas Minggu kemarin kami galang donasi Alhamdulillah sudah dapat bantuan langsung dari Pemprov Rp20 juta. Sekarang rumahnya sudah dibongkar sama warga," kata Wardi Kurniawan, guru sekolah Siti Nuraida.
Wardi mengaku, uang bantuan itu langsung dialokasikan untuk pembangunan rumah supaya muridnya bisa lebih nyaman ketika belajar. Ia pun sudah meminta bantuan ke warga setempat agar ikut membantu gotong royong membangun kembali tempat tinggal untuk Aida agar lebih layak.
"Warga juga Alhamdulillah mau pada ikut bantu gotong royong. Yang penting anaknya bisa punya tempat tinggal yang lebih baik dulu kang, supaya enggak khawatir lagi kalau hujan gede enggak takut bocor segala macem," ungkapnya.
"Untuk makan, saya masak sendiri kak. Tapi seringnya mah ke rumah uwa sama bibi, soalnya suka enggak keburu buat masak kalau abis pulang sekolah ," kata Siti.
Di usianya yang masih belia, tanggung jawab Siti makin tambah berat sejak awal tahun 2021. Kakak perempuannya bercerai lalu memutuskan untuk merantau ke Jakarta mencari pekerjaan. Karena urusan kerja, sang kakak lantas menitipkan anaknya yang masih berusia delapan tahun kepada Siti.
Siti pun hanya dibekali uang kiriman sebesar Rp800 ribu/bulan dari kakaknya. Uang itu, harus diatur oleh Siti supaya mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari beserta uang jajan untuk keponakannya.
Harapan Siti adanya bantuan dari pemerintah setempat untuk membangun kembali rumahnya yang sudah reot tersebut akhirnya terkabul. Warga setempat, rencananya secara swadaya membangun kembali tempat tinggal yang lebih layak untuk gadis kelas 10 SMK itu setelah mendapat bantuan dari Pemprov Banten.
"Ya kang, pas Minggu kemarin kami galang donasi Alhamdulillah sudah dapat bantuan langsung dari Pemprov Rp20 juta. Sekarang rumahnya sudah dibongkar sama warga," kata Wardi Kurniawan, guru sekolah Siti Nuraida.
Baca Juga
Wardi mengaku, uang bantuan itu langsung dialokasikan untuk pembangunan rumah supaya muridnya bisa lebih nyaman ketika belajar. Ia pun sudah meminta bantuan ke warga setempat agar ikut membantu gotong royong membangun kembali tempat tinggal untuk Aida agar lebih layak.
"Warga juga Alhamdulillah mau pada ikut bantu gotong royong. Yang penting anaknya bisa punya tempat tinggal yang lebih baik dulu kang, supaya enggak khawatir lagi kalau hujan gede enggak takut bocor segala macem," ungkapnya.
tulis komentar anda