Data Bank Indonesia, Peredaran Uang Palsu di Jawa Timur Meningkat
Senin, 29 Maret 2021 - 12:15 WIB
SURABAYA - Peredaran uang palsu (upal) di Jawa Timur (Jatim) mengalami peningkatan. Data Bank Indonesia (BI) Jatim menunjukkan, selama triwulan IV 2020, ditemukan sebanyak 6.624 lembar upal. Jumlah tersebut meningkat sebesar 68,07% dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebanyak 3.941 lembar.
Dari jumlah upal yang ditemukan di triwulan IV 2020, terbanyak di Kantor Perwakilan BI Jatim sebanyak 3.780 lembar. Diikuti Kantor Perwakilan BI Kediri sebanyak 1.683 lembar, Kantor Perwakilan BI Malang sebanyak 595 lembar dan Kantor Perwakilan BI Jember sebanyak 566 lembar.
“Untuk meningkatkan layanan deteksi uang palsu, Kantor Perwakilan BI se-Jatim telah dilengkapi dengan BI-Counterfeit Analysis Center (BI-CAC),” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Jatim, Difi Ahmad Johansyah, Senin (29/3/2021).
BI-CAC merupakan suatu informasi sebagai pusat data, hasil penelitian dan pelaporan temuan upal dengan fungsi pengklasifikasian karakteristik masing-masing upal atas hasil analisis laboratorium. Berdasarkan proporsinya, pada triwulan IV 2020 temuan upal didominasi oleh pecahan Rp100.000, setara 54,81% dari total temuan upal.
Disusul pecahan Rp50.000 setara 21,93% dan pecahan Rp20.000, setara 2,23%. “Kenaikan penemuan uang palsu tersebut sejalan dengan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang ciri-ciri keaslian rupiah yang semakin membaik,” tandas Difi.
Sebelumnya, akhir tahun 2020 lalu, Satreskrim Polrestabes Surabaya menangkap dua warga Bali yang diduga hendak menyelundupkan upal ke Surabaya. Dua orang itu adalah IWW (42) warga Denpasar dan SMJ (56) warga asal Bangli. Dari tangan keduanya, polisi mengamankan upal USD1,5 juta. Upal itu terdiri dari pecahan USD100 sebanyak 15.000 lembar.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Oki Ahadian mengatakan, kedua tersangka ini datang ke Surabaya dengan maksud bertemu dengan saksi JF di Jalan Penghela Surabaya. Kemudian pada saat di rumah saksi tersebut tersangka IWW menyerahkan uang kertas dolar Amerika pecahan USD100 kepada Josep.
Lalu, saksi ini melalui pegawai bank di cabang Perak yang mana uang tersebut hendak dimasukkan ke tabungan. “Mengingat jumlah uangnya cukup banyak, maka selanjutnya dilakukan pemeriksaan,” katanya.
Dari jumlah upal yang ditemukan di triwulan IV 2020, terbanyak di Kantor Perwakilan BI Jatim sebanyak 3.780 lembar. Diikuti Kantor Perwakilan BI Kediri sebanyak 1.683 lembar, Kantor Perwakilan BI Malang sebanyak 595 lembar dan Kantor Perwakilan BI Jember sebanyak 566 lembar.
Baca Juga
“Untuk meningkatkan layanan deteksi uang palsu, Kantor Perwakilan BI se-Jatim telah dilengkapi dengan BI-Counterfeit Analysis Center (BI-CAC),” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Jatim, Difi Ahmad Johansyah, Senin (29/3/2021).
BI-CAC merupakan suatu informasi sebagai pusat data, hasil penelitian dan pelaporan temuan upal dengan fungsi pengklasifikasian karakteristik masing-masing upal atas hasil analisis laboratorium. Berdasarkan proporsinya, pada triwulan IV 2020 temuan upal didominasi oleh pecahan Rp100.000, setara 54,81% dari total temuan upal.
Disusul pecahan Rp50.000 setara 21,93% dan pecahan Rp20.000, setara 2,23%. “Kenaikan penemuan uang palsu tersebut sejalan dengan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang ciri-ciri keaslian rupiah yang semakin membaik,” tandas Difi.
Sebelumnya, akhir tahun 2020 lalu, Satreskrim Polrestabes Surabaya menangkap dua warga Bali yang diduga hendak menyelundupkan upal ke Surabaya. Dua orang itu adalah IWW (42) warga Denpasar dan SMJ (56) warga asal Bangli. Dari tangan keduanya, polisi mengamankan upal USD1,5 juta. Upal itu terdiri dari pecahan USD100 sebanyak 15.000 lembar.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Oki Ahadian mengatakan, kedua tersangka ini datang ke Surabaya dengan maksud bertemu dengan saksi JF di Jalan Penghela Surabaya. Kemudian pada saat di rumah saksi tersebut tersangka IWW menyerahkan uang kertas dolar Amerika pecahan USD100 kepada Josep.
Lalu, saksi ini melalui pegawai bank di cabang Perak yang mana uang tersebut hendak dimasukkan ke tabungan. “Mengingat jumlah uangnya cukup banyak, maka selanjutnya dilakukan pemeriksaan,” katanya.
(don)
Lihat Juga :
tulis komentar anda