Viral Jalan Rumah Warga Pemalang Ditutup Bangunan, Warga: Kami Salah Paham
Minggu, 14 Maret 2021 - 08:21 WIB
PEMALANG - Polemik penutupan akses jalan rumah warga di Desa Widodaren, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, yang membuat tiga keluarga tidak bisa keluar masuk rumah, berakhir damai.
Perdamaian ini terjadi setelah Polsek Petarukan, bersama Camat, dan Danramil Petarukan, memfasilitasi pertemuan kedua belah pihak di aula Polsek Petarukan. Dalam mediasi itu terungkap, usai tertutup bangunan milik Sukendro, tiga rumah milik Suharto, Kismanto, dan Agus ternyata tidak terisolasi.
Kapolsek Petarukan, AKP Heru Irawan mengatakan, masih terdapat jalan alternatif lain selebar satu meter yang berada tepat di sebelah rumah Suharto. "Bahkan jalur alternatif tersebut langsung menghubungkan tiga rumah warga dengan jalan pantura, jaraknya kurang lebih 50 meter," katanya.
Meskipun demikian, kata dia, Polsek Petarukan, Camat, dan Koramil Petarukan, selalu berperan aktif dalam membantu Pemerintah Desa Widodaren, untuk menjaga kerukunan warganya. "Diduga terdapat kesalahpahaman, sehingga kami melakukan mediasi agar kedua belah pihak dapat kembali hidup rukun dan harmonis," katanya.
Usai mediasi, Budi yang mewakili keluarga Suharto menyampaikan permohonan maaf pada keluarga Sukendro. "Kami ingin menyampaikan, tidak ada niatan dari keluarga kami untuk memviralkan permasalahan ini di media sosial dan lainnya," kata Budi.
"Kami mohon maaf bila sebelumnya ada kesalahan, kami mengharapkan ada hubungan silaturahmi yang baik antara kami dengan keluarga bapak Sukendro," ujarnya.
Saat dikonfirmasi, Sukendro mengatakan bahwa pembangunan rumah tersebut tidak disebabkan oleh permasalahan terkait pilkades seperti yang selama ini sempat viral. "Sebenarnya anak saya tiga. Kebetulan saya berniat untuk membangunkan rumah untuk anak ketiga di lokasi yang biasa menjadi akses jalan keluarga bapak Suharto," ujar Sukendro.
"Saya menerima permintaan maaf keluarga bapak Suharto, permasalahannya kita salah paham saja pak," ujarnya.
Menurut dia, rumah yang dibangun untuk anaknya tersebut dibangun di atas tanah miliknya. "Namun, kami bersedia untuk membicarakan secara kekeluargaan dengan keluarga bapak Suharto agar bisa tercapai kesepakatan terkait penjualan tanah untuk akses jalan," katanya.
Lihat Juga: Warga Ngawi Syukuran Pembangunan Jalan Bringin-Boan Rampung Setelah Bertahun-tahun Rusak
Baca Juga
Perdamaian ini terjadi setelah Polsek Petarukan, bersama Camat, dan Danramil Petarukan, memfasilitasi pertemuan kedua belah pihak di aula Polsek Petarukan. Dalam mediasi itu terungkap, usai tertutup bangunan milik Sukendro, tiga rumah milik Suharto, Kismanto, dan Agus ternyata tidak terisolasi.
Kapolsek Petarukan, AKP Heru Irawan mengatakan, masih terdapat jalan alternatif lain selebar satu meter yang berada tepat di sebelah rumah Suharto. "Bahkan jalur alternatif tersebut langsung menghubungkan tiga rumah warga dengan jalan pantura, jaraknya kurang lebih 50 meter," katanya.
Meskipun demikian, kata dia, Polsek Petarukan, Camat, dan Koramil Petarukan, selalu berperan aktif dalam membantu Pemerintah Desa Widodaren, untuk menjaga kerukunan warganya. "Diduga terdapat kesalahpahaman, sehingga kami melakukan mediasi agar kedua belah pihak dapat kembali hidup rukun dan harmonis," katanya.
Usai mediasi, Budi yang mewakili keluarga Suharto menyampaikan permohonan maaf pada keluarga Sukendro. "Kami ingin menyampaikan, tidak ada niatan dari keluarga kami untuk memviralkan permasalahan ini di media sosial dan lainnya," kata Budi.
"Kami mohon maaf bila sebelumnya ada kesalahan, kami mengharapkan ada hubungan silaturahmi yang baik antara kami dengan keluarga bapak Sukendro," ujarnya.
Baca Juga
Saat dikonfirmasi, Sukendro mengatakan bahwa pembangunan rumah tersebut tidak disebabkan oleh permasalahan terkait pilkades seperti yang selama ini sempat viral. "Sebenarnya anak saya tiga. Kebetulan saya berniat untuk membangunkan rumah untuk anak ketiga di lokasi yang biasa menjadi akses jalan keluarga bapak Suharto," ujar Sukendro.
"Saya menerima permintaan maaf keluarga bapak Suharto, permasalahannya kita salah paham saja pak," ujarnya.
Menurut dia, rumah yang dibangun untuk anaknya tersebut dibangun di atas tanah miliknya. "Namun, kami bersedia untuk membicarakan secara kekeluargaan dengan keluarga bapak Suharto agar bisa tercapai kesepakatan terkait penjualan tanah untuk akses jalan," katanya.
Lihat Juga: Warga Ngawi Syukuran Pembangunan Jalan Bringin-Boan Rampung Setelah Bertahun-tahun Rusak
(eyt)
tulis komentar anda