Anggota Komisi Xl DPR RI, Sarmuji Soroti Merosotnya Harga Gabah
Selasa, 09 Maret 2021 - 07:09 WIB
SURABAYA - Menjelang panen raya seperti sekarang, harga gabah di tingkat petani mulai merosot, padahal seharusnya, musim panen adalah saatnya petani menikmati hasilnya. Jika pemerintah tidak segera melakukan intervensi, tentu akan merugikan petani.
Hal itu disampaikan anggota Komisi Xl DPR RI Muhammad Sarmuji, saat reses di Dapil Jatim VI, Senin (8/3/2021). Ketua DPD Partai Golkar Jatim itu mengaku banyak menerima keluhan dari petani. Mereka mengeluhkan anjloknya harga gabah jelang musim panen.
“Pemerintah harus segera memerintahkan Bulog untuk mempercepat penyerapan gabah dari petani dengan harga yang memungkinkan petani untuk mendapatkan keuntungan yang layak dari usahanya,” katanya.
Baca juga: Tunjungan Plaza Surabaya Gempar, Pengunjung Tewas Usai Terjatuh dari Lantai 2
Sarmuji menekankan agar pemerintah saat ini tidak berfikir inflasi karena inflasi justru tergolong rendah. Justru sebaliknya harus berfikir nilai tukar produk pertanian agar tetap terjaga. “Oleh karena itu, peran Bulog harus dioptimalkan sebagai penyangga harga dengan menyerap sebanyak mungkin gabah dan beras petani di saat panen raya,” ujarnya.
Terkait rencana pemerintah melakukan impor beras, Sarmuji meminta agar impor yang ditujukan sebagai penyangga stok tidak dilakukan dalam waktu dekat. Impor, kata dia, hanya dilakukan sesuai kebutuhan saja. Kuota satu juta ton seperti yang disampaikan pemerintah tidak harus dilakukan semuanya. Pemerintah harus melihat dulu berapa beras yang dihasilkan.
“Kalaupun impor harus dilakukan karena terpaksa. Jika beras dalam negeri ternyata mencukupi, impor beras tidak perlu dilakukan,” tegas Sarmuji.
Hal itu disampaikan anggota Komisi Xl DPR RI Muhammad Sarmuji, saat reses di Dapil Jatim VI, Senin (8/3/2021). Ketua DPD Partai Golkar Jatim itu mengaku banyak menerima keluhan dari petani. Mereka mengeluhkan anjloknya harga gabah jelang musim panen.
“Pemerintah harus segera memerintahkan Bulog untuk mempercepat penyerapan gabah dari petani dengan harga yang memungkinkan petani untuk mendapatkan keuntungan yang layak dari usahanya,” katanya.
Baca juga: Tunjungan Plaza Surabaya Gempar, Pengunjung Tewas Usai Terjatuh dari Lantai 2
Sarmuji menekankan agar pemerintah saat ini tidak berfikir inflasi karena inflasi justru tergolong rendah. Justru sebaliknya harus berfikir nilai tukar produk pertanian agar tetap terjaga. “Oleh karena itu, peran Bulog harus dioptimalkan sebagai penyangga harga dengan menyerap sebanyak mungkin gabah dan beras petani di saat panen raya,” ujarnya.
Terkait rencana pemerintah melakukan impor beras, Sarmuji meminta agar impor yang ditujukan sebagai penyangga stok tidak dilakukan dalam waktu dekat. Impor, kata dia, hanya dilakukan sesuai kebutuhan saja. Kuota satu juta ton seperti yang disampaikan pemerintah tidak harus dilakukan semuanya. Pemerintah harus melihat dulu berapa beras yang dihasilkan.
“Kalaupun impor harus dilakukan karena terpaksa. Jika beras dalam negeri ternyata mencukupi, impor beras tidak perlu dilakukan,” tegas Sarmuji.
(msd)
tulis komentar anda