Satu Lagi Korban Longsor Tambang Emas di Parigi Moutong Ditemukan, Total 7 Orang Tewas
Senin, 01 Maret 2021 - 21:55 WIB
PARIGI MOUTONG - Tim SAR gabungan kembali berhasil mengevakuasi satu korban tewas yang tertimbun longsor di lokasi tambang emas ilegal di Desa Buranga, Kabupaten Parigi Moutong , Sulawesi Tengah (Sulteng) , Senin (1/3).
“Tim SAR sudah menemukan jenazah korban pada hari keenam operasi di lapangan," kata Kepala Kantor Basarnas Palu, Andreas Hendrik Johanes.
Dia mengemukakan dengan ditemukanya satu jenazah itu maka korban meninggal dunia berjumlah tujuh orang. Sementara 16 orang dinyatakan selamat dari peristiwa longsor yang terjadi pada Rabu (24/2/2021).
Jenazah korban ditemukan Senin sekitar pukul 13.35 Wita, di mana sebelum penemuan jasad, tim SAR gabungan lebih dulu menemukan potongan tubuh milik korban berjarak sekitar 10 meter yang hanya berselang beberapa saat.
“Operasi pencarian mengerahkan tiga alat berat jenis ekskavator termasuk alat penyedot air, karena di lubang tersebut banyak air bercampur lumpur,” ujar Andreas.
Setelah evakuasi, jenazah dilarikan ke pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Ampibabo menggunakan mobil ambulans milik Polres Parigi Moutong untuk identifikasi. “Basarnas telah melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat, setelah proses identifikasi selesai, jenazah korban lalu diserahkan kepada pihak keluarga untuk proses pemakaman," kata Andreas menambahkan.
Sebelumnya, pada Sabtu (27/2/2021) tim SAR gabungan menemukan potongan tubuh korban saat penggalian menggunakan alat berat yang jaraknya tidak jauh dari penemuan jasad penambang emas secara tradisional itu.
Operasi pencarian hari keenam dimulai pada pukul 07.00 Wita yang melibatkan sekitar 108 unsur SAR yakni Polres Parigi Moutong sejumlah 60 personel, Tagana Parigi dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulteng masing-masing 11 personel, TNI 10 personel, Basarnas Palu 13 personel, BPBD Parigi tujuh personel dan SAR Palang Merah Indonesia (PMI) enam personel.
Operasi juga diperkuat unsur SAR Songulara dan Vertikal Rescue masing-masing lima orang serta SAR Martin tiga orang. Di samping itu, pada kegiatan SAR, personel Basarans juga dilengkapi sejumlah alat di antaranya mobil angkut personel, peralatan ekstrikasi, Alat Pelindung Diri (APD) COVID-19 dan peralatan pendukung lainnya.
“Tim SAR sudah menemukan jenazah korban pada hari keenam operasi di lapangan," kata Kepala Kantor Basarnas Palu, Andreas Hendrik Johanes.
Dia mengemukakan dengan ditemukanya satu jenazah itu maka korban meninggal dunia berjumlah tujuh orang. Sementara 16 orang dinyatakan selamat dari peristiwa longsor yang terjadi pada Rabu (24/2/2021).
Jenazah korban ditemukan Senin sekitar pukul 13.35 Wita, di mana sebelum penemuan jasad, tim SAR gabungan lebih dulu menemukan potongan tubuh milik korban berjarak sekitar 10 meter yang hanya berselang beberapa saat.
“Operasi pencarian mengerahkan tiga alat berat jenis ekskavator termasuk alat penyedot air, karena di lubang tersebut banyak air bercampur lumpur,” ujar Andreas.
Setelah evakuasi, jenazah dilarikan ke pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Ampibabo menggunakan mobil ambulans milik Polres Parigi Moutong untuk identifikasi. “Basarnas telah melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat, setelah proses identifikasi selesai, jenazah korban lalu diserahkan kepada pihak keluarga untuk proses pemakaman," kata Andreas menambahkan.
Sebelumnya, pada Sabtu (27/2/2021) tim SAR gabungan menemukan potongan tubuh korban saat penggalian menggunakan alat berat yang jaraknya tidak jauh dari penemuan jasad penambang emas secara tradisional itu.
Operasi pencarian hari keenam dimulai pada pukul 07.00 Wita yang melibatkan sekitar 108 unsur SAR yakni Polres Parigi Moutong sejumlah 60 personel, Tagana Parigi dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulteng masing-masing 11 personel, TNI 10 personel, Basarnas Palu 13 personel, BPBD Parigi tujuh personel dan SAR Palang Merah Indonesia (PMI) enam personel.
Operasi juga diperkuat unsur SAR Songulara dan Vertikal Rescue masing-masing lima orang serta SAR Martin tiga orang. Di samping itu, pada kegiatan SAR, personel Basarans juga dilengkapi sejumlah alat di antaranya mobil angkut personel, peralatan ekstrikasi, Alat Pelindung Diri (APD) COVID-19 dan peralatan pendukung lainnya.
(nic)
tulis komentar anda