Maestro Pelestari Gaok Aki Rukmin: Jangan Keok Samemeh Dipacok…

Rabu, 17 Februari 2021 - 11:17 WIB
Apa yang menyebabkan masyarakat sulit untuk meneruskan Gaok?

“(pak Udin menjawab) Contoh pupuh Asmarandana kita ambil, pak Rukmin jangan tinggi-tinggi suaranya kita bikin Sinom, hey anak-anak segini ya (suaranya), bisa ke kejar sama saya, tapi pak Rukmin berubah lagi, hey anak-anak nada tinggi segitu ya (maksudnya nada tinggi).. Lama-lama kita ga bisa ngejar suara pak Rukmin yang memang khas, itu keunikannya, dia suaranya tinggi. Saya diskusi dengan pak Rukmin, untuk dipelajari suara-suara rendah dan jangan terlalu tinggi sehingga orang umum bisa mengejar-nya, rancag-nya.

Gaok pada masa jayanya, sulit ditandingi ketika sedang ada festival? Adakah pengalaman mengesankan?

“Tahun 70-80 ini, bisa 3 kali lipat dari suara saat ini, saya bisa, panjang napas dan kencang suaranya, bisa 3x lipat, saya masih sanggup 4 balik (tampil). Sampai ditegur sama pak Nano, kok manggil saya terus, apa gak bosan, padahal ada (grup seni) dari Subang, Purwakarta, Banjaran, begitu banyak anggotanya, terus dari Tanjungkerta, dan Cikeruh. Yang lainnya itu ada daya tarik, nah ciri khas tembang sunda yang dulu gimana, sudah mentas tadi, ga sanggup saya, paling dijawabnya halah jangan keok memeh dipacok. Laksanakan aja. Saya turun dari panggung, dikasih tau dewan jurinya itu, udah Majalengka itu menang lagi menang lagi.. Pak Rukmin ciri khas-nya itu melekat, tidak dicampur apa-apa alias orisinil. gitu cerita-nya kenapa Gaok menang terus.”

“Sekarang setiap kali pertunjukan harus pake ini, ini medali apresiasi (sambil menunjuk di dada kanan-nya tersemat medali di baju Toro), sementara ini lambang adelweis ketika Aki diminta malam-malam ngagaok di Gunung Ciremai, diundang, sakral ya.”

Gaok yang sekarang gimana?

“Itulah gak ada (kolaborasi) ini sedang dikit-dikit, bagi saya, ya gak apa-apa, mau seni apa aja kalo gabung ya, mau nya banyak kawan.”

(pak Udin menambahkan) sekarang yang diperbanyak ya kliningan, hiburan-nya, tapi tetep kita ambil cerita mah dari Wawacan itu.”

Kesulitan apa yang dihadapi seniman Gaok saat ini?

“(pak Udin menjawab) Jadi sekarang milenial atau kaum muda sekarang tidak begitu tertarik sama yang ginian, cuma individu yang mau melestarikan, dari mahasiswa mendalami. Yang kedua, syarat jadi dalang, intinya setiap dalang harus menguasai dangding pupuh. Dulu banyak anggota, sekarang dalang jadi borongan, karena ga ada lagi yang menguasai.”
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More