Maestro Pelestari Gaok Aki Rukmin: Jangan Keok Samemeh Dipacok…

Rabu, 17 Februari 2021 - 11:17 WIB
Sejak kapan menggeluti seni Gaok ini?

“Mulainya, mulai mingpin (grup Gaok) teh dari tahun 1963. Saya awalnya pengangguran, terus dengar pada saat itu ada yang punya bayi, ngarupus (melahirkan), ngayun (40 hari kelahiran bayi), nah waktu ngayun itu tiap dari blok diundang, dari (desa) tarikolot ada, di (desa) kulur ada. Pada saat itu belum ada speaker (pengeras suara), belajar seperti biasa seadanya, tahun 63 tapi bulan dan tanggalnya lupa.

Kapan Gaok itu dipentaskan?

“Lagu-nya ya lagu Gaok, namanya bermacam, Pupuh (lagu Sunda), betul Pupuh itu itung-itung variasi nama lagu, judul lagu Pupuh itu.”

“(pak Udin menambahkan) Gaok itu pas melahirkan, model 40 hari anak lahiran, ngagaraok. Atau pas ada babarit sawah (syukuran panen padi), kalau mau buka tanah ada acara sakral nya. Tapi semakin kesini, emang sudah jarang ya”



Apa saja yang diperlukan saat memainkan Gaok?

"(dijawab oleh pak Udin) Alat musik, karena tidak punya alat musik, apapun yang ada di dapur, dimanfaatkan, kecrek-nya sendok, 7 personel itu apa aja yg dipegang, kadang piring. Tapi kesininya ada tukang Kendang, Gong, Terompet, untuk personelnya. Tapi yang aslinya tetap ada, Buyung.”

Naskah Wawacan itu apa?

“Jadi Wawacan itu semodel lalakon teh (jalan cerita), pakai naskah dengan tulisan aksara arab, ini buatan tahun 61-62. Jadi jalan cerita dalam bentuk pupuh istilahnya.Jadi ini tuh ngawitan, disebutnya Aksara Pegon, kertas bukunya dari Rotterdam jgn Leces, tintanya Parker, penanya dari Rokrak (ranting), dibikinnya sebaris oleh mantan sekretaris desa Wangsadihardja (penulis Wawacan).”
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More