Sebelum Masuk Surabaya, Penumpang Wajib Mandi dan Ganti Baju
Jum'at, 17 April 2020 - 18:58 WIB
SURABAYA - Penularan virus corona atau Covid-19 di Kota Surabaya banyak terjadi dari warga yang datang dari luar negeri dan luar kota. Melihat angka penularan yang terus bertambah, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta para penumpang untuk mandi dang anti baju terlebih dahulu sebelum masuk ke jalanan Surabaya.
Risma pun mengirim surat edaran kepada semua pengelola transportasi baik di Bandara Internasional Juanda maupun terminal dan stasiun. Surat tertanggal 7 April 2020 tersebut, berisi tentang permohonan bantuan kepada pihak pengelola agar mengarahkan setiap penumpang yang turun dari pesawat untuk membersihkan diri dengan mandi dan ganti pakaian sebelum meninggalkan area bandara.
Koordinator Protokol Kesehatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita menuturkan, permintaan mandi dang anti baju itu memang harus dilakukan sebagai upaya meminimalisir penularan Covid-19 di Kota Pahlawan.
"Jadi untuk meminimalisir penularan (Covid-19). Kita kan tidak tahu, dia dari luar kota, dia dari daerah terjangkit, atau dari luar negeri," kata Feny, panggilan akrabnya, Jum'at (17/4/2020).
Ia melanjutkan, pihaknya juga berharap kepada seluruh masyarakat agar untuk sementara waktu menunda perjalanannya ke Kota Surabaya. Penerapan physical distancing dengan tetap berada di rumah menjadi salah satu cara agar terhindar dari virus tersebut.
"Di dalam pandemi ini, sebaiknya ya tidak perlu datang ke Surabaya dulu. Kita sama-sama menjaga diri dengan stay di rumah, kalau tidak sangat penting," katanya.
Namun demikian, kata Feny, yang terjadi sekarang adalah banyak warga dari luar daerah datang ke Kota Surabaya. Sehingga wali kota kemudian membuat surat edaran tersebut. "Kenapa ada edaran wali kota seperti itu? Karena memang kita menjaga Surabaya supaya bebas dari Covid-19," ungkapnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya ini menilai, bahwa tingginya kasus Covid-19 di Kota Pahlawan ini disebabkan karena banyaknya penularan yang terjadi dari luar Surabaya atau luar daerah.
"Kalau melihat cluster, banyak penularan-penularan dari luar kota, kemudian banyak yang dari luar negeri. Karena itu, kenapa harus mandi, kemudian kenapa harus cuci tangan, ya supaya semua bersih dari virus itu," ucapnya.
Ia menegaskan, virus yang menempel di bagian luar tubuh seperti pakaian atau rambut, bisa hilang jika terkena sabun atau sampo. Makanya wali kota membuat surat edaran berupa imbauan kepada pengelola transportasi agar mengarahkan penumpang yang baru turun supaya membersihkan badan. Oleh karena itu, pihaknya juga berharap otoritas terkait bisa mendukung hal itu.
"Supaya Surabaya juga bebas dari Covid-19. Jadi memang wajib (mandi, cuci tangan) supaya hilang virusnya," jelasnya.
Surat edaran Risma berupa imbauan itu tak hanya berlaku bagi para penumpang pesawat yang baru turun di bandara. Namun, bagi penumpang kapal, kereta api, maupun bus, juga diharapkan mengikuti anjuran menjaga kebersihan badan. Upaya ini semata-mata untuk melindungi satu sama lain dari penyebaran Covid-19
Risma pun mengirim surat edaran kepada semua pengelola transportasi baik di Bandara Internasional Juanda maupun terminal dan stasiun. Surat tertanggal 7 April 2020 tersebut, berisi tentang permohonan bantuan kepada pihak pengelola agar mengarahkan setiap penumpang yang turun dari pesawat untuk membersihkan diri dengan mandi dan ganti pakaian sebelum meninggalkan area bandara.
Koordinator Protokol Kesehatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita menuturkan, permintaan mandi dang anti baju itu memang harus dilakukan sebagai upaya meminimalisir penularan Covid-19 di Kota Pahlawan.
"Jadi untuk meminimalisir penularan (Covid-19). Kita kan tidak tahu, dia dari luar kota, dia dari daerah terjangkit, atau dari luar negeri," kata Feny, panggilan akrabnya, Jum'at (17/4/2020).
Ia melanjutkan, pihaknya juga berharap kepada seluruh masyarakat agar untuk sementara waktu menunda perjalanannya ke Kota Surabaya. Penerapan physical distancing dengan tetap berada di rumah menjadi salah satu cara agar terhindar dari virus tersebut.
"Di dalam pandemi ini, sebaiknya ya tidak perlu datang ke Surabaya dulu. Kita sama-sama menjaga diri dengan stay di rumah, kalau tidak sangat penting," katanya.
Namun demikian, kata Feny, yang terjadi sekarang adalah banyak warga dari luar daerah datang ke Kota Surabaya. Sehingga wali kota kemudian membuat surat edaran tersebut. "Kenapa ada edaran wali kota seperti itu? Karena memang kita menjaga Surabaya supaya bebas dari Covid-19," ungkapnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya ini menilai, bahwa tingginya kasus Covid-19 di Kota Pahlawan ini disebabkan karena banyaknya penularan yang terjadi dari luar Surabaya atau luar daerah.
"Kalau melihat cluster, banyak penularan-penularan dari luar kota, kemudian banyak yang dari luar negeri. Karena itu, kenapa harus mandi, kemudian kenapa harus cuci tangan, ya supaya semua bersih dari virus itu," ucapnya.
Ia menegaskan, virus yang menempel di bagian luar tubuh seperti pakaian atau rambut, bisa hilang jika terkena sabun atau sampo. Makanya wali kota membuat surat edaran berupa imbauan kepada pengelola transportasi agar mengarahkan penumpang yang baru turun supaya membersihkan badan. Oleh karena itu, pihaknya juga berharap otoritas terkait bisa mendukung hal itu.
"Supaya Surabaya juga bebas dari Covid-19. Jadi memang wajib (mandi, cuci tangan) supaya hilang virusnya," jelasnya.
Surat edaran Risma berupa imbauan itu tak hanya berlaku bagi para penumpang pesawat yang baru turun di bandara. Namun, bagi penumpang kapal, kereta api, maupun bus, juga diharapkan mengikuti anjuran menjaga kebersihan badan. Upaya ini semata-mata untuk melindungi satu sama lain dari penyebaran Covid-19
(msd)
tulis komentar anda