Siloam Hospitals Labuan Bajo Terapkan Metode Phaco dengan BPJS Kesehatan
Selasa, 02 Februari 2021 - 15:16 WIB
LABUAN BAJO - Kehadiran mesin phacoemulsification Centurion Vision System dan dokter spesialis mata yang memiliki kompetensi International di Siloam Hospitals Labuan Bajo , kini tidak membuat pasien mata katarak tidak harus jauh-jauh pergi ke luar wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk operasi.
Dengan menggunakan mesin phacoemulsification Centurion Vision System, operasi katarak menggunakan mesin ini hanya memakan waktu 10-15 menit. (Baca juga: RSU Sentosa Bekasi Bertransformasi Jadi RS Siloam Sentosa )
"Berangkat dari visi dan misi Siloam untuk memberi pelayanan Kesehatan kepada seluruh lapisan dan bagian masyarakat di Indonesia, kami melihat di daratan flores ini dokter spesialis mata belum banyak. Dan juga fasilitas kesehatan yang dapat melayani melalui metode phaco belum ada di daratan flores ini," kata Direktur Siloam Hospitals Labuan Bajo, dr Hermas Irawan MM, di Labuan Bajo, NTT, Selasa (2/2/2021). (Baca juga: Jatuh ke Laut, Kapten Kapal di Labuan Bajo Ditemukan Tewas )
Menurut dia, layanan operasi phaco ini sangat berguna sekali untuk masyarakat, karena operasi ini singkat dan dengan minimal luka operasi. Sehingga pasien tidak perlu lama pemulihan dan dapat langsung beraktivitas. "Jadi dengan demikian kami mengadakan pelayanan untuk operasi phaco ini," ujar dia.
Mengenai kehadiran layanan operasi katarak melalui Teknik Phaco Emulsifikasi di Siloam Hospitals Labuan Bajo.
Selain efektif dan cepat, Hermas Irawan turut menambahkan akan fasilitas dan tenaga medis yang telah siap guna melakukan operasi melalui teknik phaco ini.
Ada pun program pelayanan operasi katarak melalui teknik phaco ini ditanggung melalui layanan BPJS Kesehatan. Sehingga seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan operasi tersebut dapat menggunakan program BPJS Kesehatan sebagai penanggungnya.
"Dokter spesialis mata di Siloam Hospitals Labuan Bajo telah bersertifikat guna melakukan kegiatan operasi katarak melalui teknik phaco ini. Alat yang digunakan pun sangat menunjang dan masyarakat yang membutuhkan operasi dapat menggunakan BPJS Kesehatan sebagai penanggungnya,"pungkas Hermas.
Sebagai catatan dalam penggunaan BPJS Kesehatan di Siloam Hospitals Labuan Bajo, terdata sejumlah 70%-80% pasien yang menggunakan layanan BPJS Kesehatan. Sesuai regulasi BPJS dalam hal penganggunannya, layanan diberikan kepada pasien tanpa ada pengecualian.
Indonesia sampai saat ini masih menjadi negara dengan penderita katarak tertinggi di Asia Tenggara, yaitu sebesar 1,5% per dua juta penduduk. Setiap tahun 240.000 orang terancam mengalami kebutaan karena katarak. Sementara itu di Nusa Tenggara Timur, mengacu pada data Dinas Kesehatan NTT, sepanjang tahun 2018 - 2019, total telah dilakukan 236 operasi katarak secara gratis kepada para lansia
Katarak adalah suatu penyakit ketika lensa mata menjadi keruh dan berawan. Pada umumnya, katarak berkembang perlahan dan awalnya tidak terasa mengganggu. Namun, lama-kelamaan, katarak akan mengganggu penglihatan dan membuat pengidap merasa seperti melihat jendela berkabut, sulit menyetir, membaca, serta melakukan aktivitas sehari-hari.
Penyakit katarak merupakan penyebab kebutaan utama di dunia yang dapat diobati. Penyebab katarak, selain karena faktor usia, katarak disebabkan pula oleh faktor infeksi, trauma, diabetes. Termasuk faktor paparan sinar matahari yang memiliki intensitas tinggi dan periodik terkena lensa mata serta faktor kebiasaan merokok.
Dengan menggunakan mesin phacoemulsification Centurion Vision System, operasi katarak menggunakan mesin ini hanya memakan waktu 10-15 menit. (Baca juga: RSU Sentosa Bekasi Bertransformasi Jadi RS Siloam Sentosa )
"Berangkat dari visi dan misi Siloam untuk memberi pelayanan Kesehatan kepada seluruh lapisan dan bagian masyarakat di Indonesia, kami melihat di daratan flores ini dokter spesialis mata belum banyak. Dan juga fasilitas kesehatan yang dapat melayani melalui metode phaco belum ada di daratan flores ini," kata Direktur Siloam Hospitals Labuan Bajo, dr Hermas Irawan MM, di Labuan Bajo, NTT, Selasa (2/2/2021). (Baca juga: Jatuh ke Laut, Kapten Kapal di Labuan Bajo Ditemukan Tewas )
Menurut dia, layanan operasi phaco ini sangat berguna sekali untuk masyarakat, karena operasi ini singkat dan dengan minimal luka operasi. Sehingga pasien tidak perlu lama pemulihan dan dapat langsung beraktivitas. "Jadi dengan demikian kami mengadakan pelayanan untuk operasi phaco ini," ujar dia.
Mengenai kehadiran layanan operasi katarak melalui Teknik Phaco Emulsifikasi di Siloam Hospitals Labuan Bajo.
Selain efektif dan cepat, Hermas Irawan turut menambahkan akan fasilitas dan tenaga medis yang telah siap guna melakukan operasi melalui teknik phaco ini.
Ada pun program pelayanan operasi katarak melalui teknik phaco ini ditanggung melalui layanan BPJS Kesehatan. Sehingga seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan operasi tersebut dapat menggunakan program BPJS Kesehatan sebagai penanggungnya.
"Dokter spesialis mata di Siloam Hospitals Labuan Bajo telah bersertifikat guna melakukan kegiatan operasi katarak melalui teknik phaco ini. Alat yang digunakan pun sangat menunjang dan masyarakat yang membutuhkan operasi dapat menggunakan BPJS Kesehatan sebagai penanggungnya,"pungkas Hermas.
Sebagai catatan dalam penggunaan BPJS Kesehatan di Siloam Hospitals Labuan Bajo, terdata sejumlah 70%-80% pasien yang menggunakan layanan BPJS Kesehatan. Sesuai regulasi BPJS dalam hal penganggunannya, layanan diberikan kepada pasien tanpa ada pengecualian.
Indonesia sampai saat ini masih menjadi negara dengan penderita katarak tertinggi di Asia Tenggara, yaitu sebesar 1,5% per dua juta penduduk. Setiap tahun 240.000 orang terancam mengalami kebutaan karena katarak. Sementara itu di Nusa Tenggara Timur, mengacu pada data Dinas Kesehatan NTT, sepanjang tahun 2018 - 2019, total telah dilakukan 236 operasi katarak secara gratis kepada para lansia
Katarak adalah suatu penyakit ketika lensa mata menjadi keruh dan berawan. Pada umumnya, katarak berkembang perlahan dan awalnya tidak terasa mengganggu. Namun, lama-kelamaan, katarak akan mengganggu penglihatan dan membuat pengidap merasa seperti melihat jendela berkabut, sulit menyetir, membaca, serta melakukan aktivitas sehari-hari.
Penyakit katarak merupakan penyebab kebutaan utama di dunia yang dapat diobati. Penyebab katarak, selain karena faktor usia, katarak disebabkan pula oleh faktor infeksi, trauma, diabetes. Termasuk faktor paparan sinar matahari yang memiliki intensitas tinggi dan periodik terkena lensa mata serta faktor kebiasaan merokok.
(nth)
tulis komentar anda