Kunjungi Toko Oleh-oleh, Sandi Berikan Semangat Bertahan Hadapi Pandemi
Sabtu, 30 Januari 2021 - 14:59 WIB
DENPASAR - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno berkunjung ke pusat oleh-oleh di Kuta, Bali, Sabtu (30/1/2021). Dia memberikan semangat kepada pengusaha ekonomi kreatif di tengah pandemi.
Ada dua pusat oleh-oleh yang dikunjungi, yaitu Krisna dan The Keranjang Bali yang sama-sama berlokasi di Jalan By Pass Ngurah Rai Kuta.
Dalam kesempatan itu, Sandi sempat dicurhati tentang dampak pandemi oleh pengusaha yang selama ini menyuplai produk kreatif ke toko oleh-oleh.
Budi Legawa dari CV Dewata Fresh menuturkan, sejak pandemi, usahanya turun drastis. "Dari April sampai September (2020) kita mulai agak nol. Lalu Krisna buka, kita mulai agak naik. Januari (2021) turun lagi sampai sekarang," ujarnya.
Pengusaha lainnya mengeluhkan kebijakan PPKM. "Kalau dibatasi sampai sedemikian ketat, kita tidak bisa bergerak. Lama-lama kita bisa mati suri. Kami minta bisa ada kelonggaran," sebut Emanuel Eko dari UD Kacang Rajawali Bali.
Menanggapi itu, Sandi mengatakan kedatangannya ke Bali ingin merasakan dan mendengar langsung tentang dampak pandemi bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Sandi mengaku sangat prihatin. "Saya tahu teman-teman punya harapan tinggi. Semua pasti berharap ada kelonggaran. Tapi saya ingatkan, kita ini di tengah pandemi harus beradaptasi," katanya.
Baca juga: Baru Seumur Jagung, Proyek Talud Penahan Abrasi Senilai Hampir Rp2 Miliar Rusak Parah
Sandi mengapresiasi penerapan protokol kesehatan di toko oleh-oleh yang sudah cukup ketat dan disiplin. Dia minta hal ini terus ditingkatkan.
Menurutnya, kebijakan yang diambil harus berbasis data agar bisa dipastikan tidak memicu peningkatan kasus COVID-19. "Kalau data kita mengizinkan saya pasti dorong," imbuh Sandi.
Baca juga: Merasa Disudutkan, Keluarga Korban Bantah Pernyataan Pelaku Pembunuhan Istri Secara Sadis
Dia juga mengungkapkan beberapa terobosan yang sedang disiapkan agar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali bisa segera bangkit, mulai dari usulan dana Rp9,9 triliun hingga free covid corridor (FCC). "Saya akan terus dorong agar bisa segera diwujudkan," pungkas Sandi.
Ada dua pusat oleh-oleh yang dikunjungi, yaitu Krisna dan The Keranjang Bali yang sama-sama berlokasi di Jalan By Pass Ngurah Rai Kuta.
Dalam kesempatan itu, Sandi sempat dicurhati tentang dampak pandemi oleh pengusaha yang selama ini menyuplai produk kreatif ke toko oleh-oleh.
Budi Legawa dari CV Dewata Fresh menuturkan, sejak pandemi, usahanya turun drastis. "Dari April sampai September (2020) kita mulai agak nol. Lalu Krisna buka, kita mulai agak naik. Januari (2021) turun lagi sampai sekarang," ujarnya.
Pengusaha lainnya mengeluhkan kebijakan PPKM. "Kalau dibatasi sampai sedemikian ketat, kita tidak bisa bergerak. Lama-lama kita bisa mati suri. Kami minta bisa ada kelonggaran," sebut Emanuel Eko dari UD Kacang Rajawali Bali.
Menanggapi itu, Sandi mengatakan kedatangannya ke Bali ingin merasakan dan mendengar langsung tentang dampak pandemi bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Sandi mengaku sangat prihatin. "Saya tahu teman-teman punya harapan tinggi. Semua pasti berharap ada kelonggaran. Tapi saya ingatkan, kita ini di tengah pandemi harus beradaptasi," katanya.
Baca juga: Baru Seumur Jagung, Proyek Talud Penahan Abrasi Senilai Hampir Rp2 Miliar Rusak Parah
Sandi mengapresiasi penerapan protokol kesehatan di toko oleh-oleh yang sudah cukup ketat dan disiplin. Dia minta hal ini terus ditingkatkan.
Menurutnya, kebijakan yang diambil harus berbasis data agar bisa dipastikan tidak memicu peningkatan kasus COVID-19. "Kalau data kita mengizinkan saya pasti dorong," imbuh Sandi.
Baca juga: Merasa Disudutkan, Keluarga Korban Bantah Pernyataan Pelaku Pembunuhan Istri Secara Sadis
Dia juga mengungkapkan beberapa terobosan yang sedang disiapkan agar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali bisa segera bangkit, mulai dari usulan dana Rp9,9 triliun hingga free covid corridor (FCC). "Saya akan terus dorong agar bisa segera diwujudkan," pungkas Sandi.
(boy)
tulis komentar anda