Perusahaan Pengolahan Udang di Situbondo Ini Bidik Pasar Domestik
Rabu, 27 Januari 2021 - 07:15 WIB
SURABAYA - Industri pengolahan udang asal Situbondo, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP), tahun ini akan memperbesar pasar domestik. Salah satunya dengan mengembangkan produk bernilai tambah atau value added.
Direktur Utama PMMP, Martinus Soesilo mengatakan, perseroan ingin mengubah fokus juga terhadap produk value added mengingat secara persaingan di pasar domestik belum banyak dibandingkan pabrik untuk produksi udang mentah.
Baca juga: 5.400 Vaksin Sinovac Tiba di Banyuwangi, Tenaga Kesehatan Jadi Prioritas
"Saat ini kontribusi produk value added masih sekitar 15 - 20%. Diharapkan produk value added ini bisa berkontribusi menjadi 35 - 40% pada tahun 2022," katanya, dalam peluncuran produk Ebinoya, Selasa (26/1/2021).
Dia menambahkan, perseroan selama ini berkonsentrasi ke pasar ekspor terutama Amerika Serikat dan Jepang. Kedua negara itu memiliki demand sangat tinggi akan produk olahan udang. Biasanya untuk suplai kebutuhan hotel dan restoran.
Baca juga: Monyet Kesetrum, Aliran Listrik Sejumlah Desa di Lereng Bromo Padam
“Pandemi membuat permintaan udang untuk restoran menurun. Tapi permintaan pasar ritel, khususnya produk value added malah naik karena banyak keluarga yang memilih untuk memasak sendiri di rumah,” jelasnya.
Saat ini, kapasitas produksi perseroan mencapai 25.000 ton/tahun. Rencananya produk value added atau udang siap goreng bermerek Ebinoya ini akan memiliki kapasitas sekitar 1/3 dari total kapasitas yang dimiliki. Perseroan sendiri juga berencana meningkatkan kapasitas produksi pabrik dengan target memiliki total 9 pabrik. Saat ini sudah ada 7 pabrik dengan total kapasitas 25.000 ton/tahun.
"Rencananya pabrik ke-8 akan selesai tahun ini dengan investasi Rp75 miliar. Sedangkan pabrik ke-9 dimulai tahun depan dengan investasi sekitar Rp150 miliar. Semua pabrik kami ada di Situbondo," imbuh Head of Investor Relation and Corporate Secretary PMMP, Christian Jonathan Sutanto
Direktur Utama PMMP, Martinus Soesilo mengatakan, perseroan ingin mengubah fokus juga terhadap produk value added mengingat secara persaingan di pasar domestik belum banyak dibandingkan pabrik untuk produksi udang mentah.
Baca juga: 5.400 Vaksin Sinovac Tiba di Banyuwangi, Tenaga Kesehatan Jadi Prioritas
"Saat ini kontribusi produk value added masih sekitar 15 - 20%. Diharapkan produk value added ini bisa berkontribusi menjadi 35 - 40% pada tahun 2022," katanya, dalam peluncuran produk Ebinoya, Selasa (26/1/2021).
Dia menambahkan, perseroan selama ini berkonsentrasi ke pasar ekspor terutama Amerika Serikat dan Jepang. Kedua negara itu memiliki demand sangat tinggi akan produk olahan udang. Biasanya untuk suplai kebutuhan hotel dan restoran.
Baca juga: Monyet Kesetrum, Aliran Listrik Sejumlah Desa di Lereng Bromo Padam
“Pandemi membuat permintaan udang untuk restoran menurun. Tapi permintaan pasar ritel, khususnya produk value added malah naik karena banyak keluarga yang memilih untuk memasak sendiri di rumah,” jelasnya.
Saat ini, kapasitas produksi perseroan mencapai 25.000 ton/tahun. Rencananya produk value added atau udang siap goreng bermerek Ebinoya ini akan memiliki kapasitas sekitar 1/3 dari total kapasitas yang dimiliki. Perseroan sendiri juga berencana meningkatkan kapasitas produksi pabrik dengan target memiliki total 9 pabrik. Saat ini sudah ada 7 pabrik dengan total kapasitas 25.000 ton/tahun.
"Rencananya pabrik ke-8 akan selesai tahun ini dengan investasi Rp75 miliar. Sedangkan pabrik ke-9 dimulai tahun depan dengan investasi sekitar Rp150 miliar. Semua pabrik kami ada di Situbondo," imbuh Head of Investor Relation and Corporate Secretary PMMP, Christian Jonathan Sutanto
(msd)
tulis komentar anda