Tak Dapat Bantuan Covid-19, Puluhan Penarik Betor Geruduk Kantor Wali Kota
Jum'at, 17 April 2020 - 13:47 WIB
PADANGSIDIMPUAN - Puluhan penarik becak bermotor (betor), di Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara (Sumut), mendatangi kantor Wali Kota, di Jalan Sudirman, guna mempertanyakan bantuan dari pemerintah.
Sebab, selama ini, tepatnya pada saat mewabahnya virus Corona, mereka tidak pernah mendapat bantuan dari Pemkot Padangsidimpuan."Kami datang ingin mempertanyakan bantuan selama masa mewabahnya Covid-19, karena mereka (Pemkot) tidak pernah memberikan bantuan," ujar Suwardi (65), salah seorang penarik betor ketika ditemui di kantor Wali Kota. (Baca juga : RSU Tiara Kasih Sejati Bagi Sembako untuk Warga Timbang Galung )
Pendapatan penarik betor selama adanya wabah penyakit tersebut menurun drastis. Saat ini, mereka mendapatkan penghasilan sebanyak Rp20 ribu/hari. Para penarik betor kerap bertengkar dengan istri, karena penghasilan mereka yang turun drastis."Masyarakat dihimbau untuk di rumah, tapi tak pernah dikasi bantuan," tutur laki-laki yang mengaku tinggal di Kampung Teleng itu.
Menurutnya, para penarik betor tidak lagi takut terhadap virus Corona, karena mereka lebih takut anak dan istri tidak makan. Pernyataan yang sama juga datang dari Samsuddin Lubis. Menurutnya pernah petugas dari pemerintahan datang ke rumahnya untuk mengambil data kartu keluarga (KK), namun, hingga saat ini tidak ada bantuan yang diterima.
"Saya juga berharap agar bantuan itu secepatnya diterima, karena masyarakat terutama penerbang roda tiga (betor) sudah kesulitan untuk menjalani hidup," tandasnya.
Sebab, selama ini, tepatnya pada saat mewabahnya virus Corona, mereka tidak pernah mendapat bantuan dari Pemkot Padangsidimpuan."Kami datang ingin mempertanyakan bantuan selama masa mewabahnya Covid-19, karena mereka (Pemkot) tidak pernah memberikan bantuan," ujar Suwardi (65), salah seorang penarik betor ketika ditemui di kantor Wali Kota. (Baca juga : RSU Tiara Kasih Sejati Bagi Sembako untuk Warga Timbang Galung )
Pendapatan penarik betor selama adanya wabah penyakit tersebut menurun drastis. Saat ini, mereka mendapatkan penghasilan sebanyak Rp20 ribu/hari. Para penarik betor kerap bertengkar dengan istri, karena penghasilan mereka yang turun drastis."Masyarakat dihimbau untuk di rumah, tapi tak pernah dikasi bantuan," tutur laki-laki yang mengaku tinggal di Kampung Teleng itu.
Menurutnya, para penarik betor tidak lagi takut terhadap virus Corona, karena mereka lebih takut anak dan istri tidak makan. Pernyataan yang sama juga datang dari Samsuddin Lubis. Menurutnya pernah petugas dari pemerintahan datang ke rumahnya untuk mengambil data kartu keluarga (KK), namun, hingga saat ini tidak ada bantuan yang diterima.
"Saya juga berharap agar bantuan itu secepatnya diterima, karena masyarakat terutama penerbang roda tiga (betor) sudah kesulitan untuk menjalani hidup," tandasnya.
(nfl)
tulis komentar anda