Soal Penolakan Jenazah Corona, Masyarakat Butuh Edukasi yang Benar
Minggu, 12 April 2020 - 22:16 WIB
“Dengan memahami apa itu Covid-19 dan bagaimana cara penularannya saya percaya masyarakat tidak begitu saja menolak korban Covid-19.Kita harus saling menghargai dan jangan sampai membuat lebih sedih dan lebih susah keluarga yg ditinggal korban yang sedang dalam kesedihan dan kesusahan,” terangnya.
Prof Panut juga menyebut peran tokoh masyarakat dan agama sagat penting untuk turut serta memberikan pemahaman kepada masyarakat.
Senada, cucu pendiri Muhammadiyah, Afnan Hadikusumo menyebut bahwa harus lebih banyak lagi dilkukan sosialisasi melalui berbagai media dan platform. Salah satunya adalah sosialisasi bahwa orang yang meninggal tersebut setelah dimakamkan tidak akan menularkan virus Corona.
“Kemudian juga memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa di tengah musibah ini harus meningkatkan semangat kegotongroyongan agar cepat pulih kondisinya,” terang Afnan yang juga ketua Umum Ketua Umum Tapak Suci Putera Muhammadiyah ini.
Kasus penolakan pemakaman jenazah terbaru terjadi di Kabupaten Semarang. Janazah perawat RSUP dr Kariadi Semarang berinisial NK (38) ditolak oleh sekelompok warga saat hendak dimakanan.Perawat itu mengembuskan napas terakhir setelah berjuang merawat pasien yang terpapar Covid-19.
Prof Panut juga menyebut peran tokoh masyarakat dan agama sagat penting untuk turut serta memberikan pemahaman kepada masyarakat.
Senada, cucu pendiri Muhammadiyah, Afnan Hadikusumo menyebut bahwa harus lebih banyak lagi dilkukan sosialisasi melalui berbagai media dan platform. Salah satunya adalah sosialisasi bahwa orang yang meninggal tersebut setelah dimakamkan tidak akan menularkan virus Corona.
“Kemudian juga memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa di tengah musibah ini harus meningkatkan semangat kegotongroyongan agar cepat pulih kondisinya,” terang Afnan yang juga ketua Umum Ketua Umum Tapak Suci Putera Muhammadiyah ini.
Kasus penolakan pemakaman jenazah terbaru terjadi di Kabupaten Semarang. Janazah perawat RSUP dr Kariadi Semarang berinisial NK (38) ditolak oleh sekelompok warga saat hendak dimakanan.Perawat itu mengembuskan napas terakhir setelah berjuang merawat pasien yang terpapar Covid-19.
(nun)
tulis komentar anda