Sedekah Gunung, Medium Penyampaian Dawuh Merapi
Sabtu, 02 Januari 2021 - 21:21 WIB
(Baca Juga: Siklus 10 Tahunan Merapi Terlewati dan Munculnya Awan Semar, Ini Pesan Sang Juru Kunci)
Pras juga meminta agar warga tidak mudah terpengaruh terhadap wacana yang bisa menimbulkan kepanikan seputar erupsi Merapi, termasuk pemahaman tentang juru kunci.
“Perlu diingat, Merapi tidak punya juru kunci. Merapi memiliki mekanismenya sendiri dan sudah ada pembagian tugas yang mengatur empat unsur utama dan alam sekitarnya. Termasuk sungai, hasil bumi, dan lain-lain. Tak seorangpun yang layak dan bisa disebut sebagai juru kunci,” timpalnya.
Pras juga menegaskan agar erupsi Merapi tidak disebut sebagai bencana. “Jangan melihat Merapi saat erupsi saja. Tapi juga melihat bagaimana peran Merapi bagi kehidupan pada saat normal,” ujarnya. Pemimpin padepokan Prasetya Budya ini menganggap penyebutan bencana terhadap erupsi Merapi adalah keliru.
Merapi notabene selama ini memberi penghidupan, khususnya pada warga sekitar Merapi. Pak Pras lalu memberi penjelasan perihal pesan kunci yang diterima dari Dawuh Merapi.
“Kuncinya adalah bersyukur dan tenang. Syukur karena selama ini sudah mendapat penghidupan dari Merapi di masa-masa normal dan tetap tenang selama erupsi. Syukur menjadi modal utama untuk bersikap tenang, sehingga kita bisa membaca gejala yang nampak,” pungkas Pak Pras.
Slametan Sedekah Gunung sebagai medium penyampaian Dawuh dilaksanakan di Pendopo Padepokan Prasetya Budya yang berlokasi di sebuah Dusun tua bernama Diwak yang terletak di Desa Dukun, Kecamatan Sumber, Magelang, Jawa Tengah.
Pras juga meminta agar warga tidak mudah terpengaruh terhadap wacana yang bisa menimbulkan kepanikan seputar erupsi Merapi, termasuk pemahaman tentang juru kunci.
“Perlu diingat, Merapi tidak punya juru kunci. Merapi memiliki mekanismenya sendiri dan sudah ada pembagian tugas yang mengatur empat unsur utama dan alam sekitarnya. Termasuk sungai, hasil bumi, dan lain-lain. Tak seorangpun yang layak dan bisa disebut sebagai juru kunci,” timpalnya.
Pras juga menegaskan agar erupsi Merapi tidak disebut sebagai bencana. “Jangan melihat Merapi saat erupsi saja. Tapi juga melihat bagaimana peran Merapi bagi kehidupan pada saat normal,” ujarnya. Pemimpin padepokan Prasetya Budya ini menganggap penyebutan bencana terhadap erupsi Merapi adalah keliru.
Merapi notabene selama ini memberi penghidupan, khususnya pada warga sekitar Merapi. Pak Pras lalu memberi penjelasan perihal pesan kunci yang diterima dari Dawuh Merapi.
“Kuncinya adalah bersyukur dan tenang. Syukur karena selama ini sudah mendapat penghidupan dari Merapi di masa-masa normal dan tetap tenang selama erupsi. Syukur menjadi modal utama untuk bersikap tenang, sehingga kita bisa membaca gejala yang nampak,” pungkas Pak Pras.
Slametan Sedekah Gunung sebagai medium penyampaian Dawuh dilaksanakan di Pendopo Padepokan Prasetya Budya yang berlokasi di sebuah Dusun tua bernama Diwak yang terletak di Desa Dukun, Kecamatan Sumber, Magelang, Jawa Tengah.
(sms)
tulis komentar anda