PSBB di Depan Mata, Sosial Distancing Masih Sulit Diterapkan di Lapas dan Rutan
Jum'at, 17 April 2020 - 04:56 WIB
MAKASSAR - Padatnya kapasitas rumah tahanan negara (rutan) dan lembaga pemasyarakatan (lapas) membuat warga binaan di Sulsel sulit mematuhi aturan sosial distancing.
Mereka pun dikhawatirkan mudah terpapar virus corona covid-19, sementara sebentar lagi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai diberlakukan.
"Kita juga khawatir tapi sementara ini saya berharap kita semua waspada, ikuti imbauan untuk cuci tangan dan gunakan masker, selebihnya saya sangat berharap media dapat memberitakan kepada masyarakat bahwa kita selalu berusaha agar saudara- saudara kita tetap aman," ungkap Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kakanwil Kemenkumham) Sulawesi Selatan, Priyadi kepada SINDOnews.
Menurut Priyadi, berbagai upaya telah Ia lakukan agar warga binaannya terhindar dari virus mematikan tersebut. Beberapa pihak juga disebutnya ikut membantu upaya Kemenkumham Sulsel.
"Kita akui kondisi rutan lapas saat ini memang belum ideal yah, masih over kapasitas, kita juga pahami sangat sulit melakukan sosial distancing. Tapi kami berkat bantuan banyak pihak, termasuk IDI. Kami sementara dalam proses, apalagi kami juga sudah ada alat rapid test. Mudah mudahan dan kami terus berdoa agar saudara saudara kita terbebas dari virus ini," tambahnya.
Priyadi menuturkan, saat ini anggaran untuk penanganan covid-19 juga telah disiapkan. Sebagian dari anggaran itu sudah digunakan untuk pengadaan alat rapid test, serta menyediakan pasokan makanan dalam jangka waktu dua bulan.
Selain menyiapkan tenaga medis, ruang isolasi dan melakukan pembatasan kunjungan. Priyadi juga mengatakan telah melarang distribusi bahan makanan (bama) secara harian untuk sementara waktu ke lapas dan rutan.
"Bama ini harus kita pastikan selalu tersedia untuk warga binaan, makanya saya sudah minta agar bama tidak lagi didistribusikan secara harian, itu sudah saya minta untuk disetop dan meminta agar bahan makanan ini disediakan selama satu atau dua bulan. Ini dalam rangka PSBB," jelasnya.
Mereka pun dikhawatirkan mudah terpapar virus corona covid-19, sementara sebentar lagi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai diberlakukan.
"Kita juga khawatir tapi sementara ini saya berharap kita semua waspada, ikuti imbauan untuk cuci tangan dan gunakan masker, selebihnya saya sangat berharap media dapat memberitakan kepada masyarakat bahwa kita selalu berusaha agar saudara- saudara kita tetap aman," ungkap Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kakanwil Kemenkumham) Sulawesi Selatan, Priyadi kepada SINDOnews.
Menurut Priyadi, berbagai upaya telah Ia lakukan agar warga binaannya terhindar dari virus mematikan tersebut. Beberapa pihak juga disebutnya ikut membantu upaya Kemenkumham Sulsel.
"Kita akui kondisi rutan lapas saat ini memang belum ideal yah, masih over kapasitas, kita juga pahami sangat sulit melakukan sosial distancing. Tapi kami berkat bantuan banyak pihak, termasuk IDI. Kami sementara dalam proses, apalagi kami juga sudah ada alat rapid test. Mudah mudahan dan kami terus berdoa agar saudara saudara kita terbebas dari virus ini," tambahnya.
Priyadi menuturkan, saat ini anggaran untuk penanganan covid-19 juga telah disiapkan. Sebagian dari anggaran itu sudah digunakan untuk pengadaan alat rapid test, serta menyediakan pasokan makanan dalam jangka waktu dua bulan.
Selain menyiapkan tenaga medis, ruang isolasi dan melakukan pembatasan kunjungan. Priyadi juga mengatakan telah melarang distribusi bahan makanan (bama) secara harian untuk sementara waktu ke lapas dan rutan.
"Bama ini harus kita pastikan selalu tersedia untuk warga binaan, makanya saya sudah minta agar bama tidak lagi didistribusikan secara harian, itu sudah saya minta untuk disetop dan meminta agar bahan makanan ini disediakan selama satu atau dua bulan. Ini dalam rangka PSBB," jelasnya.
(sri)
tulis komentar anda