Di Tengah Wabah, Semangat Satgas TMMD 107 Jatim Tak Berubah
Kamis, 16 April 2020 - 22:00 WIB
Ada yang menarik pada pelaksanaan TMMD 107 di Situbondo kali ini. Di lokasi tersebut Satgas yang dikendalikan Letkol Inf Akhmad Juni Toa telah berhasil mendirikan sebuah metode elektrolisis. “Metode itu, dirancang oleh Kodim dengan tujuan untuk membantu warga Desa Tlogosari supaya bisa mendapatkan pasokan maupun suplai air bersih dan sehat melalui setrum listrik,” ungkapnya.
Bukan sekedar jadi air minum kesehatan saja, metode elektrolisis tersebut juga bisa digunakan untuk pengganti alkohol. “Jadi, proses air hujan yang disetrum ini, bisa menghasilkan PH3. Nah, PH3 ini sebagai alternatif pengganti kelangkaan alkohol untuk mencegah kuman dan virus,” imbuhnya.
Menurut Imam, selain program fisik berupa pembangunan jalan, pembuatan gorong-gorong hingga menciptakan sebuah alat penghasil air minum bersih dan sehat, Imam mengatakan jika Satgas TMMD juga berkewajiban menjalankan program non fisik.
Alumnus Akademi Militer 1997 ini menambahkan, program tersebut berupa sosialisasi hingga penyuluhan mengenai kesehatan. “Selama wabah corona menyerang, satgas memberlakukan sistem penyuluhan door to door. Dalam artian, Satgas berkunjung ke rumah warga. Mereka memberikan pemahaman hingga himbauan ke masyarakat akan bahaya Covid-19,” tandasnya.
Selain penyuluhan dan himbauan, Satgas TMMD Kodim 0823/Situbondo juga melakukan penyemprotan disinfektan hingga pembagian masker ke warga di lokasi TMMD. “Setiap rumah warga, disemprot disinfektan. Itu upaya Satgas dalam memutus rantai penyebaran corona,” ujarnya.
Kepala Desa Alas Tengah, Sukri, S. (46), mengaku jika keberadaan Satgas TMMD di desanya membawa banyak perubahan. Bukan hanya pada pola hidup masyarakat, namun keberadaan Satgas tersebut juga mampu menyulap kondisi wilayahnya.
Dia mengakui, beberapa fasilitas umum saat ini sudah mulai bermunculan di desanya. Di antaranya keberadaan gorong-gorong yang selama ini didamba-dambakan warga. “Sebab, gorong-gorong sangat dibutuhkan oleh warga kami. Apalagi, mayoritas penduduk disini berprofesi sebagai petani,” akunya.
Tak hanya itu saja, Sukri juga mengakui keberadaan Satgas TMMD ternyata mampu menumbuhkan semangat kegotongroyongan warganya. Itu terbukti, ketika beberapa masyarakat di desanya, secara sukarela ikut serta membantu Satgas menyelesaikan beberapa pembangunan insfrastruktur. “Warga terlihat sangat senang. Rasa simpati dan kebersamaan juga mulai bermunculan di desa ini,” bebernya.
Terpisah, Dansatgas TMMD Kodim 0823/Situbondo, Letkol Inf Akhmad Juni Toa ketika dihubungi mengatakan, ada visi dan misi terpenting selama pelaksanaan TMMD 107 tahun ini. Bukan sekedar membangun sebuah desa tertinggal saja, Namun keberadaan TMMD di wilayah teritorialnya juga harus mampu menciptakan kemanunggalan antara TNI dan rakyat.
Pasalnya, kata dia, kemanunggalan antara TNI dan rakyat merupakan kunci utama pertahanan suatu negara. “Sejatinya, TNI itu lahir dari rakyat dan kembali untuk rakyat. Keberadaan Kemanunggalan TNI dan rakyat, sangat penting dalam memperkokoh Persatuan dan Kesatuan suatu negara,” tegasnya.
Bukan sekedar jadi air minum kesehatan saja, metode elektrolisis tersebut juga bisa digunakan untuk pengganti alkohol. “Jadi, proses air hujan yang disetrum ini, bisa menghasilkan PH3. Nah, PH3 ini sebagai alternatif pengganti kelangkaan alkohol untuk mencegah kuman dan virus,” imbuhnya.
Menurut Imam, selain program fisik berupa pembangunan jalan, pembuatan gorong-gorong hingga menciptakan sebuah alat penghasil air minum bersih dan sehat, Imam mengatakan jika Satgas TMMD juga berkewajiban menjalankan program non fisik.
Alumnus Akademi Militer 1997 ini menambahkan, program tersebut berupa sosialisasi hingga penyuluhan mengenai kesehatan. “Selama wabah corona menyerang, satgas memberlakukan sistem penyuluhan door to door. Dalam artian, Satgas berkunjung ke rumah warga. Mereka memberikan pemahaman hingga himbauan ke masyarakat akan bahaya Covid-19,” tandasnya.
Selain penyuluhan dan himbauan, Satgas TMMD Kodim 0823/Situbondo juga melakukan penyemprotan disinfektan hingga pembagian masker ke warga di lokasi TMMD. “Setiap rumah warga, disemprot disinfektan. Itu upaya Satgas dalam memutus rantai penyebaran corona,” ujarnya.
Kepala Desa Alas Tengah, Sukri, S. (46), mengaku jika keberadaan Satgas TMMD di desanya membawa banyak perubahan. Bukan hanya pada pola hidup masyarakat, namun keberadaan Satgas tersebut juga mampu menyulap kondisi wilayahnya.
Dia mengakui, beberapa fasilitas umum saat ini sudah mulai bermunculan di desanya. Di antaranya keberadaan gorong-gorong yang selama ini didamba-dambakan warga. “Sebab, gorong-gorong sangat dibutuhkan oleh warga kami. Apalagi, mayoritas penduduk disini berprofesi sebagai petani,” akunya.
Tak hanya itu saja, Sukri juga mengakui keberadaan Satgas TMMD ternyata mampu menumbuhkan semangat kegotongroyongan warganya. Itu terbukti, ketika beberapa masyarakat di desanya, secara sukarela ikut serta membantu Satgas menyelesaikan beberapa pembangunan insfrastruktur. “Warga terlihat sangat senang. Rasa simpati dan kebersamaan juga mulai bermunculan di desa ini,” bebernya.
Terpisah, Dansatgas TMMD Kodim 0823/Situbondo, Letkol Inf Akhmad Juni Toa ketika dihubungi mengatakan, ada visi dan misi terpenting selama pelaksanaan TMMD 107 tahun ini. Bukan sekedar membangun sebuah desa tertinggal saja, Namun keberadaan TMMD di wilayah teritorialnya juga harus mampu menciptakan kemanunggalan antara TNI dan rakyat.
Pasalnya, kata dia, kemanunggalan antara TNI dan rakyat merupakan kunci utama pertahanan suatu negara. “Sejatinya, TNI itu lahir dari rakyat dan kembali untuk rakyat. Keberadaan Kemanunggalan TNI dan rakyat, sangat penting dalam memperkokoh Persatuan dan Kesatuan suatu negara,” tegasnya.
tulis komentar anda