Cabup Kediri Dhito, Putra Sekkab Pramono Anung yang Lawan Kotak Kosong
Rabu, 09 Desember 2020 - 08:13 WIB
KEDIRI - Calon Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana (25) tiba saatnya membuktikan diri di pilkada Kabupaten Kediri 2020. Akankah lebih banyak masyarakat Kabupaten Kediri yang memilihnya, atau justru lebih banyak mencoblos kotak kosong.
Hanindhito merupakan putra sulung Sekretaris Kabinet Pemerintah RI Pramono Anung Wibowo. Pram begitu sebutan yang melekat, adalah politisi kawakan PDIP. Sebelum menjabat sekretaris kabinet, Pram yang kelahiran Kediri, empat kali berturut turut menjadi anggota DPR RI Fraksi PDIP.
(Baca juga: 48.607 TPS di Jawa Timur Siap Gelar Pemungutan Suara )
Ia juga pernah menjadi Wakil Ketua DPR RI (2009-2014). Termasuk juga menjadi Sekjen DPP PDIP. Sebelum terjun ke politik, Pram yang jebolan ITB dan masih muda, dikenal sebagai pengusaha pertambangan dan perminyakan sukses. Dan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.
Dhito, begitu Hanindhito biasa disapa, juga mengikuti jejak bapaknya. Mengaku sempat tidak direstui oleh sang bapak, namun didukung internal PDIP. Dari dunia bisnis Dhito melompat ke sirkuit politik. Dhito lahir di Yogyakarta 31 Juli 1992.
Meski masih tergolong milenial, suami Eriani Annisa tersebut memiliki simpanan kekayaan yang fantastis. Seperti yang tercatat dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) 13 Agustus 2020, harta Dhito mencapai Rp 18 miliar.
(Baca juga: Bawaslu Surabaya Larang Pemilih Bawa Handphone ke Bilik Suara )
Sebagai calon bupati Kediri yang berpasangan dengan Ketua Fatayat NU Kabupaten Kediri Dewi Maria Ulfa, Dhito diusung sembilan partai politik.
Seluruh parpol di DPRD Kabupaten Kediri, yakni PDIP, PKB, Nasdem, Gerindra, PAN, PKS, Golkar, Demokrat dan PPP ramai ramai menjadi pengusungnya.
Pada pilkada tahun 2020 ini, alumnus UGM Yogyakarta yang gemar main sepak bola serta komputer itu, akan bertarung melawan kotak kosong atau bumbung kosong. Saat mendaftar di KPU Kabupaten Kediri 4 September 2020 lalu Dhito mengatakan, lebih mudah menghadapi lawan paslon daripada berhadapan dengan kotak kosong.
Adanya lawan memudahkan mengukur kekuatan. Sebab ada data statistik yang bisa dilihat. "Kalau bumbung kosong sesuatu pergerakan yang tidak terukur," kata Dhito. Dari pantauan Sindonews.com di lapangan, meski kotak kosong, perlawanan yang muncul di masyarakat Kabupaten Kediri terlihat cukup massif.
Di sejumlah desa muncul spanduk dan baliho yang intinya mengajak masyarakat Kabupaten Kediri memenangkan kotak kosong. Sementara untuk mengalahkan kotak kosong, Dhito mengusung jargon Kediri Menang.
Hanindhito merupakan putra sulung Sekretaris Kabinet Pemerintah RI Pramono Anung Wibowo. Pram begitu sebutan yang melekat, adalah politisi kawakan PDIP. Sebelum menjabat sekretaris kabinet, Pram yang kelahiran Kediri, empat kali berturut turut menjadi anggota DPR RI Fraksi PDIP.
(Baca juga: 48.607 TPS di Jawa Timur Siap Gelar Pemungutan Suara )
Ia juga pernah menjadi Wakil Ketua DPR RI (2009-2014). Termasuk juga menjadi Sekjen DPP PDIP. Sebelum terjun ke politik, Pram yang jebolan ITB dan masih muda, dikenal sebagai pengusaha pertambangan dan perminyakan sukses. Dan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.
Dhito, begitu Hanindhito biasa disapa, juga mengikuti jejak bapaknya. Mengaku sempat tidak direstui oleh sang bapak, namun didukung internal PDIP. Dari dunia bisnis Dhito melompat ke sirkuit politik. Dhito lahir di Yogyakarta 31 Juli 1992.
Meski masih tergolong milenial, suami Eriani Annisa tersebut memiliki simpanan kekayaan yang fantastis. Seperti yang tercatat dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) 13 Agustus 2020, harta Dhito mencapai Rp 18 miliar.
(Baca juga: Bawaslu Surabaya Larang Pemilih Bawa Handphone ke Bilik Suara )
Sebagai calon bupati Kediri yang berpasangan dengan Ketua Fatayat NU Kabupaten Kediri Dewi Maria Ulfa, Dhito diusung sembilan partai politik.
Seluruh parpol di DPRD Kabupaten Kediri, yakni PDIP, PKB, Nasdem, Gerindra, PAN, PKS, Golkar, Demokrat dan PPP ramai ramai menjadi pengusungnya.
Pada pilkada tahun 2020 ini, alumnus UGM Yogyakarta yang gemar main sepak bola serta komputer itu, akan bertarung melawan kotak kosong atau bumbung kosong. Saat mendaftar di KPU Kabupaten Kediri 4 September 2020 lalu Dhito mengatakan, lebih mudah menghadapi lawan paslon daripada berhadapan dengan kotak kosong.
Adanya lawan memudahkan mengukur kekuatan. Sebab ada data statistik yang bisa dilihat. "Kalau bumbung kosong sesuatu pergerakan yang tidak terukur," kata Dhito. Dari pantauan Sindonews.com di lapangan, meski kotak kosong, perlawanan yang muncul di masyarakat Kabupaten Kediri terlihat cukup massif.
Di sejumlah desa muncul spanduk dan baliho yang intinya mengajak masyarakat Kabupaten Kediri memenangkan kotak kosong. Sementara untuk mengalahkan kotak kosong, Dhito mengusung jargon Kediri Menang.
(msd)
tulis komentar anda