Jerinx SID Bacakan Cerpen Halu Ini saat Dijebloskan ke Lapas Kerobokan
Senin, 30 November 2020 - 15:47 WIB
Hampir seminggu sejak kami kirim email ke Batman dengan alamat Batman pergi kepasar@ufc.com tidak ada balasan. Segera kami putuskan mencari narasumber yang sedang naik daun.
Kami tiba di lobi mewah dengan pendingin udara bertenaga kuda lumping 100% eco friendly zero gas metan. Teknologi ini hendak dicuri oleh kang Mas Elon, tapi si mas lagi sibuk ke dukun di Mars untuk mencari wangsit dalam menamai anak pertamanya.
Lobi ini adalah pintu masuk micro physco, sebuah sekolah kepribadian ganda yang berdiri lebih dahulu ketimbang Nyonya Menir. CEO-nya bernama Dr Bill sangat ramah, pendapatnya soal kaliyuga masuk akal. Kaliyuga ini dinikmati saja. Legowo kalau kata Hitler.
Menurut ilmu physco legowo yang mereka teladani, menjadi psikopat adalah jalan ninja terbaik untuk mengarungi badai kaliyuga dengan satu catatan penting jangan pernah memakai kata kasar dalam melakukan tata laksana dan eksekusi phyco maniac, tutup Dr Bill yang bernama lengkap Bill Abadi.
Dua minggu sudah surel kami tak direspons si Batman. Kami asumsikan doi sudah bangkrut akibat mendanai kampanye Donald Trumph dengan harapan Trumph mengganti nama dan tulisan di topi naga dengan warna hitam bertuliskan kuning make America Gotham as (Fxxk).
Agar tak buntu, kami masauk ke web facaker kesukaan Pinokio, yaitu tempe.com dan dengan mudah menemukan fakta-fakta komprehensif tentang kaliyuga versi tempe yang tampaknya tahu banget soal ini.
Di sana dijelaskan indikasi era kaliyuga dimulai dengan matinya demokrasi dan tumbuhnya bibit-bibit baru fasisme. Dia datang dengan berbagai topeng dan kemasan mulai dari soft hingga ultra violence dan militan.
Meski tanggal kelahiran demokrasi masih terus diperdebatkan untuk tahu berapa usia demokrasi, ada hal lain yang gak bisa diperdebatkan, yaitu kematiannya. Kematian demokrasi dibunuh oleh neo fasisme global. Neo fasisme sangat pandai beradaptasi lewat isu populis yang pastinya didukung jejaring legasi media.
Isu-isu tersebut antara lain, kesehatan, wabah, bencana alam, kesetaraan jender, isu rasial, pemanasan global, imigrasi, agama, sayap kiri vs sayap kanan, police brutality dan lain-lain. Apapun yang berpotensi menimbulkan polemik dan menimbulkan lebih banyak division akan mereka tunggangi, danai dan persenjatai. Semakin rakyat terpecah semakin mudah mereka mengontrol dunia.
Kami tiba di lobi mewah dengan pendingin udara bertenaga kuda lumping 100% eco friendly zero gas metan. Teknologi ini hendak dicuri oleh kang Mas Elon, tapi si mas lagi sibuk ke dukun di Mars untuk mencari wangsit dalam menamai anak pertamanya.
Lobi ini adalah pintu masuk micro physco, sebuah sekolah kepribadian ganda yang berdiri lebih dahulu ketimbang Nyonya Menir. CEO-nya bernama Dr Bill sangat ramah, pendapatnya soal kaliyuga masuk akal. Kaliyuga ini dinikmati saja. Legowo kalau kata Hitler.
Menurut ilmu physco legowo yang mereka teladani, menjadi psikopat adalah jalan ninja terbaik untuk mengarungi badai kaliyuga dengan satu catatan penting jangan pernah memakai kata kasar dalam melakukan tata laksana dan eksekusi phyco maniac, tutup Dr Bill yang bernama lengkap Bill Abadi.
Dua minggu sudah surel kami tak direspons si Batman. Kami asumsikan doi sudah bangkrut akibat mendanai kampanye Donald Trumph dengan harapan Trumph mengganti nama dan tulisan di topi naga dengan warna hitam bertuliskan kuning make America Gotham as (Fxxk).
Agar tak buntu, kami masauk ke web facaker kesukaan Pinokio, yaitu tempe.com dan dengan mudah menemukan fakta-fakta komprehensif tentang kaliyuga versi tempe yang tampaknya tahu banget soal ini.
Di sana dijelaskan indikasi era kaliyuga dimulai dengan matinya demokrasi dan tumbuhnya bibit-bibit baru fasisme. Dia datang dengan berbagai topeng dan kemasan mulai dari soft hingga ultra violence dan militan.
Meski tanggal kelahiran demokrasi masih terus diperdebatkan untuk tahu berapa usia demokrasi, ada hal lain yang gak bisa diperdebatkan, yaitu kematiannya. Kematian demokrasi dibunuh oleh neo fasisme global. Neo fasisme sangat pandai beradaptasi lewat isu populis yang pastinya didukung jejaring legasi media.
Isu-isu tersebut antara lain, kesehatan, wabah, bencana alam, kesetaraan jender, isu rasial, pemanasan global, imigrasi, agama, sayap kiri vs sayap kanan, police brutality dan lain-lain. Apapun yang berpotensi menimbulkan polemik dan menimbulkan lebih banyak division akan mereka tunggangi, danai dan persenjatai. Semakin rakyat terpecah semakin mudah mereka mengontrol dunia.
(shf)
tulis komentar anda