Siswi SMP di Tasikmalaya Korban Pencabulan 10 Pria Trauma Berat
Sabtu, 28 November 2020 - 07:54 WIB
TASIKMALAYA - Siswi SMP korban pencabulan 10 pria dewasa selama satu tahun saat ini trauma. Bukan hanya korban saja, pihak keluarga juga trauma dan banyak menerima tekanan dari pelaku dan keluarganya.
Untuk menjaga kondisi psikisnya, baik korban maupun keluarganya diungsikan ke tempat yang aman. Sementara, ayah korban meminta polisi memberi hukuman pelaku atas perbuatannya.
(Baca juga: Siswi SMP Tasikmalaya 1 Tahun Diperkosa Bergiliran, Polisi Belum Tetapkan Tersangka )
Pencabulan ini terjadi sejak 2019 hingga sekarang. Trauma yang dialami korban tergolong berat karena dipaksa melayani nafsu bejat pelaku disertai ancaman pembunuhan jika menceritakan kepada orang lain.
Menurut Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, korban saat ini sangat mengalami trauma. Termasuk keluarganya. "Dari pendalaman yang kami lakukan, korban ternyata pernah mengalami keterlambatan menstruasi selama satu tahun ini," ujar Ato.
Korban juga mempunyai hobi yang unik, yaitu suka mancing di sungai malam hari. Mancing di Sungai Ciwulan dan kurang pengawasan kedua orang tuanya.
(Baca juga: Wali Kota Cimahi Kena OTT KPK, Ketua DPRD Kaget dan Prihatin )
Sementara itu, orang tua korban, JN, dari awal dirinya tidak pernah mengetahui kejadian yang menimpa anak bungsunya selama setahun terakhir ini. Dia mengaku baru tahu dari warga. Orang tuanya juga tahu kalau anaknya suka mancing bersama tetangga dan saudaranya. "Namun tidak menyangka mereka tega melakukan perbuatan ini," ujarnya.
Ayah korban juga mengaku sering didatangi pelaku agar tidak melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib. Bahkan, pelaku juga minta keluarga mencabut laporannya.
Pelaku pernah datang untuk meminta maaf. kendati demikian, proses hukum tetap berjalan dan miminta polisi memberikan hukuman kepada para pelaku yang telah menghancurkan masa depan anaknya.
"Seharusnya pelaku sebagai saudara dan tetangga melindungi, bukan malah menodai," tuturnya sambil menangis.
Untuk menjaga kondisi psikisnya, baik korban maupun keluarganya diungsikan ke tempat yang aman. Sementara, ayah korban meminta polisi memberi hukuman pelaku atas perbuatannya.
(Baca juga: Siswi SMP Tasikmalaya 1 Tahun Diperkosa Bergiliran, Polisi Belum Tetapkan Tersangka )
Pencabulan ini terjadi sejak 2019 hingga sekarang. Trauma yang dialami korban tergolong berat karena dipaksa melayani nafsu bejat pelaku disertai ancaman pembunuhan jika menceritakan kepada orang lain.
Menurut Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, korban saat ini sangat mengalami trauma. Termasuk keluarganya. "Dari pendalaman yang kami lakukan, korban ternyata pernah mengalami keterlambatan menstruasi selama satu tahun ini," ujar Ato.
Korban juga mempunyai hobi yang unik, yaitu suka mancing di sungai malam hari. Mancing di Sungai Ciwulan dan kurang pengawasan kedua orang tuanya.
(Baca juga: Wali Kota Cimahi Kena OTT KPK, Ketua DPRD Kaget dan Prihatin )
Sementara itu, orang tua korban, JN, dari awal dirinya tidak pernah mengetahui kejadian yang menimpa anak bungsunya selama setahun terakhir ini. Dia mengaku baru tahu dari warga. Orang tuanya juga tahu kalau anaknya suka mancing bersama tetangga dan saudaranya. "Namun tidak menyangka mereka tega melakukan perbuatan ini," ujarnya.
Ayah korban juga mengaku sering didatangi pelaku agar tidak melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib. Bahkan, pelaku juga minta keluarga mencabut laporannya.
Pelaku pernah datang untuk meminta maaf. kendati demikian, proses hukum tetap berjalan dan miminta polisi memberikan hukuman kepada para pelaku yang telah menghancurkan masa depan anaknya.
"Seharusnya pelaku sebagai saudara dan tetangga melindungi, bukan malah menodai," tuturnya sambil menangis.
(msd)
tulis komentar anda