Malaria Terus Jadi Ancaman, Dinkes Jayapura Sebar Kelambu ke Perkampungan
Kamis, 19 November 2020 - 22:46 WIB
JAYAPURA - Penyebaran malaria di Kabupaten Jayapura , Papua terus ditekan oleh Dinas Kesehatan untuk menyukseskan PON XX Tahun 2021 mendatang. Di antaranya melalui pembagian kelambu antimalaria.
Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura membagi kelambu antimalaria secara rutin ke kampung-kampung sebagai upaya pencegahan. Termasuk program Siaga Malaria (Siamal) yang melibatkan masyarakat untuk memerangi malaria. (Baca juga: 10 Penambang Emas Ilegal Terkubur Longsor di Kedalaman 60 Meter)
"Program pembagian kelambu atau kelambunisasi malaria sudah berlangsung sejak tahun 2018 lalu, dan sampai sekarang rutin dilakukan," Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Jayapura, Pungut Sunarto, Kamis (19/11/2020). (Baca juga: Tragis, 10 Penambang Emas Ilegal di Kotawaringin Barat Terkubur Longsor)
Sementara untuk program Siaga Malaria (Siamal) dilaksanakan di tiap kampung agar masyarakat bisa mendeteksi gejala malaria lebih awal dan melaporkan kepada petugas kesehatan agar ditangani cepat. "Ketersediaan obat malaria juga mencukupi dan tersebar di semua puskesmas," ujarnya.
Pungut menjelaskan, angka penderita malaria sejak tahun 2018 hingga saat ini sudah menurun. Di tahun 2018 lalu sebanyak 177 penderita, di tahun 2019 ada 167 penderita dan hingga November 2020 ini mencapai 130 orang. Kami yakini angka ini tidak akan melampaui tahun sebelumnya," katanya.
Pungut Sunarko menyebut upaya menekan angka penyebaran malaria terus dilakukan dengan berbagai cara dan menjadi program jangka panjang. Di antaranya yakni peningkatan kemampuan analis laboratorium untuk deteksi awal malaria, termasuk test rapid diagnotic test (RDTs)
"Jadi mutu tenaga mikroskopik menjadi salah satu tenaga yang mempunyai andil besar dalam menganalisas malaria. Sehingga kemampuannya selalu kita uji. Puskesmas di Jayapura sudah menggunakan mikroskopik. Sementara di kampung-kampung sudah disiapkan RDTs untuk deteksi cepat," katanya.
Sementara, terkait tenaga mikroskopik di lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura dan jajaran, Pungut mengaku jika pihaknya juga rutin melakukan pelatihan dan uji kompetensi petugas analis. Dikatakannya, kemampuan petugas analis dalam deteksi malaria menjadi sangat penting dalam memutus mata rantai penyebaran parasit Malaria.
“Peningkatan kualitas atau kemampuan laboratorium dalam hal akurasi minimal diangka 70 % akurat, jika kurang dari itu maka kita harus lakukan OJT (on the job training) atau bisa dilakukan penyegaran yang kita bisa masukan dalam anggaran 2021. Dan di tahun ini sudah kita lakukan,” jelasnya.
Upaya penekanan malaria dilakukan guna menghadapi PON XX Tahun 2021 mendatang. Malaria menjadi salah satu momok yang harus diwaspadai saat datangnya ribuan atlet dan official saat pagelaran nasional tersebut.
Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura membagi kelambu antimalaria secara rutin ke kampung-kampung sebagai upaya pencegahan. Termasuk program Siaga Malaria (Siamal) yang melibatkan masyarakat untuk memerangi malaria. (Baca juga: 10 Penambang Emas Ilegal Terkubur Longsor di Kedalaman 60 Meter)
"Program pembagian kelambu atau kelambunisasi malaria sudah berlangsung sejak tahun 2018 lalu, dan sampai sekarang rutin dilakukan," Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Jayapura, Pungut Sunarto, Kamis (19/11/2020). (Baca juga: Tragis, 10 Penambang Emas Ilegal di Kotawaringin Barat Terkubur Longsor)
Sementara untuk program Siaga Malaria (Siamal) dilaksanakan di tiap kampung agar masyarakat bisa mendeteksi gejala malaria lebih awal dan melaporkan kepada petugas kesehatan agar ditangani cepat. "Ketersediaan obat malaria juga mencukupi dan tersebar di semua puskesmas," ujarnya.
Pungut menjelaskan, angka penderita malaria sejak tahun 2018 hingga saat ini sudah menurun. Di tahun 2018 lalu sebanyak 177 penderita, di tahun 2019 ada 167 penderita dan hingga November 2020 ini mencapai 130 orang. Kami yakini angka ini tidak akan melampaui tahun sebelumnya," katanya.
Pungut Sunarko menyebut upaya menekan angka penyebaran malaria terus dilakukan dengan berbagai cara dan menjadi program jangka panjang. Di antaranya yakni peningkatan kemampuan analis laboratorium untuk deteksi awal malaria, termasuk test rapid diagnotic test (RDTs)
"Jadi mutu tenaga mikroskopik menjadi salah satu tenaga yang mempunyai andil besar dalam menganalisas malaria. Sehingga kemampuannya selalu kita uji. Puskesmas di Jayapura sudah menggunakan mikroskopik. Sementara di kampung-kampung sudah disiapkan RDTs untuk deteksi cepat," katanya.
Sementara, terkait tenaga mikroskopik di lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura dan jajaran, Pungut mengaku jika pihaknya juga rutin melakukan pelatihan dan uji kompetensi petugas analis. Dikatakannya, kemampuan petugas analis dalam deteksi malaria menjadi sangat penting dalam memutus mata rantai penyebaran parasit Malaria.
“Peningkatan kualitas atau kemampuan laboratorium dalam hal akurasi minimal diangka 70 % akurat, jika kurang dari itu maka kita harus lakukan OJT (on the job training) atau bisa dilakukan penyegaran yang kita bisa masukan dalam anggaran 2021. Dan di tahun ini sudah kita lakukan,” jelasnya.
Upaya penekanan malaria dilakukan guna menghadapi PON XX Tahun 2021 mendatang. Malaria menjadi salah satu momok yang harus diwaspadai saat datangnya ribuan atlet dan official saat pagelaran nasional tersebut.
(shf)
tulis komentar anda