Perang Lawan Wabah COVID-19, Mantan Pangdam Siliwangi Ini Rela Tidur di Kantor
Minggu, 10 Mei 2020 - 07:49 WIB
JAKARTA - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo terus berupaya memerangi wabah virus Corona di Indonesia.
Bahkan, demi menyelamatkan rakyat dan membebaskan negara ini dari wabah mematikan tersebut, Perwira Tinggi (Pati) TNI yang pada hari ini berusia 57 tahun itu rela tidak pulang ke rumah.
Tak heran, kerja keras mantan Danjen Kopassus dan Pangdam III/Siliwangi ini mendapat apresiasi dari sejumlah kalangan. Salah satunya dari pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati.
“Sebelumnya saya ucapkan selamat ulang tahun ke-57 kepada Bapak Letjen TNI Doni Monardo,” kata perempuan yang akrab disapa Nuning, kepada SINDOnews, Minggu (10/5/2020).
Menurut Nuning, kiprah Doni Monardo sebagai Ketua Gugus Tugas COVID-19 patut diacungi jempol. ”Bagaimana tidak, dirinya memiliki integritas dan komitmen untuk menjalankan tugasnya dengan serius sampai harus berbulan-bulan tidur di kantornya,” ujar Nuning,
Selain untuk menjaga kesehatan keluarganya, kata Nuning, juga untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi segala kemungkinan yang terjadi saat menangani COVID-19.
”Sebagai tentara profesional pasti sigap menghadapi lawan yang kasat mata seperti agresor, separatis, atau teroris. Tapi kali ini yang harus dihadapinya COVID-19 sebuah ancaman nirmiliter,” tutur dia.
Mantan anggota Komisi I DPR ini menyebut, wabah Corona merupakan ancaman nirmiliter. Ancaman nirmiliter berbeda dengan ancaman militer dan ancaman nonmiliter. Ketiganya, kini dikenal sebagai ancaman hybrida dan telah merubah perspektif ancaman di masa mendatang.
”Pak Doni Monardo yang selama ini dikenal sebagai tentara humanis tentu saja langsung mengambil metode pendekatan humanis dengan mengajak semua unsur untuk saling bahu membahu menangani COVID-19 atau dikenal dengan metode pentahelix,” ucapnya.
Metode Pentahelix ini juga diterapkan mantan Danpaspampres itu saat memimpin Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dimana pendekatan tersebut lebih menitikberatkan kepada semangat kegotongroyongan seluruh sumber daya dan kearifan lokal di mana bencana terjadi.
”Kita semua tentu berdoa agar COVID-19 segera usai, tetapi tanpa kedisiplinan dan konsekuensi patuh terhadap larangan pemerintah sangat mungkin COVID-19 lama disudahinya. Semoga saja kehadiran Letjen TNI Doni Monardo dengan segala kepiawaian dan pengalamannya dapat meredakan COVID-19 di negara kita,” ujar Nuning.
Bahkan, demi menyelamatkan rakyat dan membebaskan negara ini dari wabah mematikan tersebut, Perwira Tinggi (Pati) TNI yang pada hari ini berusia 57 tahun itu rela tidak pulang ke rumah.
Tak heran, kerja keras mantan Danjen Kopassus dan Pangdam III/Siliwangi ini mendapat apresiasi dari sejumlah kalangan. Salah satunya dari pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati.
“Sebelumnya saya ucapkan selamat ulang tahun ke-57 kepada Bapak Letjen TNI Doni Monardo,” kata perempuan yang akrab disapa Nuning, kepada SINDOnews, Minggu (10/5/2020).
Menurut Nuning, kiprah Doni Monardo sebagai Ketua Gugus Tugas COVID-19 patut diacungi jempol. ”Bagaimana tidak, dirinya memiliki integritas dan komitmen untuk menjalankan tugasnya dengan serius sampai harus berbulan-bulan tidur di kantornya,” ujar Nuning,
Selain untuk menjaga kesehatan keluarganya, kata Nuning, juga untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi segala kemungkinan yang terjadi saat menangani COVID-19.
”Sebagai tentara profesional pasti sigap menghadapi lawan yang kasat mata seperti agresor, separatis, atau teroris. Tapi kali ini yang harus dihadapinya COVID-19 sebuah ancaman nirmiliter,” tutur dia.
Mantan anggota Komisi I DPR ini menyebut, wabah Corona merupakan ancaman nirmiliter. Ancaman nirmiliter berbeda dengan ancaman militer dan ancaman nonmiliter. Ketiganya, kini dikenal sebagai ancaman hybrida dan telah merubah perspektif ancaman di masa mendatang.
”Pak Doni Monardo yang selama ini dikenal sebagai tentara humanis tentu saja langsung mengambil metode pendekatan humanis dengan mengajak semua unsur untuk saling bahu membahu menangani COVID-19 atau dikenal dengan metode pentahelix,” ucapnya.
Metode Pentahelix ini juga diterapkan mantan Danpaspampres itu saat memimpin Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dimana pendekatan tersebut lebih menitikberatkan kepada semangat kegotongroyongan seluruh sumber daya dan kearifan lokal di mana bencana terjadi.
”Kita semua tentu berdoa agar COVID-19 segera usai, tetapi tanpa kedisiplinan dan konsekuensi patuh terhadap larangan pemerintah sangat mungkin COVID-19 lama disudahinya. Semoga saja kehadiran Letjen TNI Doni Monardo dengan segala kepiawaian dan pengalamannya dapat meredakan COVID-19 di negara kita,” ujar Nuning.
(awd)
tulis komentar anda