Pengungsian Merapi di Desa Tlogolele Dijadwalkan Rutin Disemprot Disinfektan
Kamis, 12 November 2020 - 06:29 WIB
BOYOLALI - Kondisi kebersihan dan kesehatan lokasi pengungsian di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali menjadi perhatian khusus. Mengingat di masa pandemi COVID-19, lokasi pengungsian dijadwalkan rutin disemprot disinfektan.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Bambang Sinung mengemukakan, penerapan protokol kesehatan menjadi salah satu perhatian di lokasi pengungsian. Mulai dari menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan dengan sabun (3M).
“Lokasi pengungsian juga kami sekat sekat ukuran dua meteran agar tidak bercampur,” kata Bambang Sinung kepada Sindonews, Rabu (11/11/2020).(Baca juga: Jumlah Pengungsi Gunung Merapi Capai 1.294 Jiwa )
Petugas Puskesmas setiap hari melakukan pemantauan di lokasi pengungsian. Edukasi terhadap pengungsi terkait 3M dilaksanakan terus menerus agar pengungsi memiliki kesadaran yang tinggi dalam penerapan protokol kesehatan. Tak ketinggalan adalah penyemprotan disinfektan yang dilaksanakan berkala di pengungsian. Sehingga, kesehatan pengungsi diharapkan lebih terjamin.
Sekretaris Desa (Sekdes) Tlogolele, Neigen Achtah Nur Edy Saputra mengemukakan, penyemprotan diinfektan dijadwalkan berkala setiap lima hari sekali. “Pada hari pertama mau pemakaian disemprot, kemudian rencana lima hari kemudian akan disemprot lagi,” ungkap Neigen. (Baca juga: Kerbau Bule Paling Tua di Keraton Solo Nyai Manis Sepuh Mati )
Guna menjaga kebersihan pengungsian, para pengungsi setiap hari juga ikut bersih bersih. Seperti menyampu, memunguti sampah, dan aktivitas kebersihan lainnya.
Kepala Desa Tlogolele, Ngadi mengungkapkan, aula pengungsian diperuntukkan bagi lansia, orang dewasa dan anak yang sudah besar. Khusus untuk ibu hamil dan balita, mereka ditempatkan di rumah rumah warga. Salah satu tujuannya adalah tidak terjadi kerumunan karena masih dalam masa pandemi.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Bambang Sinung mengemukakan, penerapan protokol kesehatan menjadi salah satu perhatian di lokasi pengungsian. Mulai dari menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan dengan sabun (3M).
“Lokasi pengungsian juga kami sekat sekat ukuran dua meteran agar tidak bercampur,” kata Bambang Sinung kepada Sindonews, Rabu (11/11/2020).(Baca juga: Jumlah Pengungsi Gunung Merapi Capai 1.294 Jiwa )
Petugas Puskesmas setiap hari melakukan pemantauan di lokasi pengungsian. Edukasi terhadap pengungsi terkait 3M dilaksanakan terus menerus agar pengungsi memiliki kesadaran yang tinggi dalam penerapan protokol kesehatan. Tak ketinggalan adalah penyemprotan disinfektan yang dilaksanakan berkala di pengungsian. Sehingga, kesehatan pengungsi diharapkan lebih terjamin.
Sekretaris Desa (Sekdes) Tlogolele, Neigen Achtah Nur Edy Saputra mengemukakan, penyemprotan diinfektan dijadwalkan berkala setiap lima hari sekali. “Pada hari pertama mau pemakaian disemprot, kemudian rencana lima hari kemudian akan disemprot lagi,” ungkap Neigen. (Baca juga: Kerbau Bule Paling Tua di Keraton Solo Nyai Manis Sepuh Mati )
Guna menjaga kebersihan pengungsian, para pengungsi setiap hari juga ikut bersih bersih. Seperti menyampu, memunguti sampah, dan aktivitas kebersihan lainnya.
Kepala Desa Tlogolele, Ngadi mengungkapkan, aula pengungsian diperuntukkan bagi lansia, orang dewasa dan anak yang sudah besar. Khusus untuk ibu hamil dan balita, mereka ditempatkan di rumah rumah warga. Salah satu tujuannya adalah tidak terjadi kerumunan karena masih dalam masa pandemi.
(msd)
tulis komentar anda