Magma Miskin Gas, Letusan Merapi Tidak Eksplosif Seperti 2010
Selasa, 10 November 2020 - 21:07 WIB
SLEMAN - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memprediksikan untuk letusan Merapi 2020 tidak ekeplosif seperti 2010. Kepala BPPTKG , Hanik Humaida mengatakan ada beberapa faktor mengapa letusan Merapi 2020 tidak seperti 2010.
Pertama karena magma miskin gas. Sehingga meski sejak status Merapi dinaikan menjadi ke level III (siaga), 5 November 2020 aktivitas terus mengalami kenikan. Namun karena miskin gas, menyebabkan munculnya magma ke permukaan menjadi pelan-pelan. (Baca juga: Siaga Darurat Merapi Pengungsi di Magelang Tembus 830 Jiwa )
“Insyaallah erupsi (seperti) 2010 kalau data masih segini terus itu tidak terjadi. Kalau ada eksplosif itu tidak sebesar 2010 itu berdasarkan data yang ada sampai saat ini," kata Hanik saat meninjau barak pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Selasa (10/11/2020)
Mengenai deformasi, Hanik menjelaskan jika sampai saat ini terus mengalami peningkatan. Namun, peningkatannya tidak asimtotik atau atau tidak ada percepatan harian. Hal ini berbeda dengan 2010 yang kenaikannya cukup signifikan dari hari ke hari."Lantaran tidak ada percepatan indikasi akan miskin gas. Tetapi volume sudah lebih dari dasar 2006, itu kemungkinan volume akan lebih besar dari 2006," paparnya. (Baca juga: BPPTGK Prediksi Erupsi Merapi Tak Sebesar 2010, Kubah Lava Belum di Permukaan )
Untuk ancaman bahaya utama erupsi Merapi, menurut Hanik berdasarkan data untuk ancaman utama ke arah sungai Gendol. Hal ini karena permukaan kawah ke arah sungai Gendol. Namun karena deformasi ada yang ke arah barat juga, sehingga potensi bahaya di arah barat juga ada.“Kami terus akan memperbaiki data dengan mengacu pada hitungan kecepatan, volume dan yang lainnya,” jelasnya.
Pertama karena magma miskin gas. Sehingga meski sejak status Merapi dinaikan menjadi ke level III (siaga), 5 November 2020 aktivitas terus mengalami kenikan. Namun karena miskin gas, menyebabkan munculnya magma ke permukaan menjadi pelan-pelan. (Baca juga: Siaga Darurat Merapi Pengungsi di Magelang Tembus 830 Jiwa )
“Insyaallah erupsi (seperti) 2010 kalau data masih segini terus itu tidak terjadi. Kalau ada eksplosif itu tidak sebesar 2010 itu berdasarkan data yang ada sampai saat ini," kata Hanik saat meninjau barak pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Selasa (10/11/2020)
Mengenai deformasi, Hanik menjelaskan jika sampai saat ini terus mengalami peningkatan. Namun, peningkatannya tidak asimtotik atau atau tidak ada percepatan harian. Hal ini berbeda dengan 2010 yang kenaikannya cukup signifikan dari hari ke hari."Lantaran tidak ada percepatan indikasi akan miskin gas. Tetapi volume sudah lebih dari dasar 2006, itu kemungkinan volume akan lebih besar dari 2006," paparnya. (Baca juga: BPPTGK Prediksi Erupsi Merapi Tak Sebesar 2010, Kubah Lava Belum di Permukaan )
Untuk ancaman bahaya utama erupsi Merapi, menurut Hanik berdasarkan data untuk ancaman utama ke arah sungai Gendol. Hal ini karena permukaan kawah ke arah sungai Gendol. Namun karena deformasi ada yang ke arah barat juga, sehingga potensi bahaya di arah barat juga ada.“Kami terus akan memperbaiki data dengan mengacu pada hitungan kecepatan, volume dan yang lainnya,” jelasnya.
(don)
tulis komentar anda