Status Gunung Merapi Siaga, Ratusan Warga di Magelang Mengungsi
Jum'at, 06 November 2020 - 19:01 WIB
MAGELANG - Ratusan warga Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang , Jateng yang tergolong kelompok rentan bahaya erupsi Gunung Merapi mengungsi ke desa tetangga, Jumat (6/11/2020). Warga yang berasal dari 3 Desa, yakni Paten, Krinjing dan Ngargomulyo ini mengungsi lantatan status aktivitas Gunung Merapi meningkat ke level III (Siaga).
Warga yang tergolong kelompok rentan, yakni lanjut usia (lansia), ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak, orang sakit dan penyandang difabel. Proses evakuasi melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, instansi terkait, TNI, Polri dan relawan. (Baca juga: Antisipasi Erupsi Merapi, Desa Berjarak 3,5 Km dari Puncak Ini Bersiaga)
Warga Desa Krinjing mengungsi ke Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Jumlah warga Desa Krinjing yang mengungsi ke Desa Deyangan yang mengungsi sebanyak 79 orang. Mereka menempati bilik-bilik yang telah disiapkan sesuai protokol kesehatan COVID-19. (Baca juga: Ngeri, Herman Merintih hingga Meregang Nyawa Usai Gorok Leher Sendiri)
Tempat pengungsian tersebut dilengkapi dengan posko kesehatan. Para pengungsi juga menjalani pemeriksaan kesehatan. Ini dilakukan untuk mengantisipasi penularan COVID-19.
Kepala Desa Krinjing Ismail mengatakan, warganya mengungsi lantaran jarak antara tempat tinggal mereka dengan puncak Gunung Merapi sekitar 5 kilometer. "Radius 5 kilometer masuk zona rawan bencana. Karena itu, warga yang tergolong kelompok rentan mengungsi terlebihdulu," ujarnya.
Sedangkan warga Desa Ngargomulyo yang mengungsi sebanyak 130 orang. Mereka mengungsi ke Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan. Sementara sebanyak 153 orang warga Desa Paten mengungsi ke Desa Mertoyudan dan Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan.
Asisten Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Magelang Nanda Cahyadi Pribadi menjelaskan, jumlah pengungsi dimungkinkan masih bisa bertambah lantaran proses evakuasi masih berlangsung. "Warga yang dievakuasi diprioritaskan dari kelompok rentan," ujarnya.
Sementara itu, setelah penetapan peningkatan status aktivitas vulkanik Gunung Merapi dari waspada (level II) menjadi siaga (level III), warga yang bermukim di kawasan rawan bencana erupsi gunung teraktif di dunia tersebut meningkatkan kewaspadaan. Mereka melaksanakan jaga malam di lingkungan desa masing-masing.
Warga yang tergolong kelompok rentan, yakni lanjut usia (lansia), ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak, orang sakit dan penyandang difabel. Proses evakuasi melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, instansi terkait, TNI, Polri dan relawan. (Baca juga: Antisipasi Erupsi Merapi, Desa Berjarak 3,5 Km dari Puncak Ini Bersiaga)
Warga Desa Krinjing mengungsi ke Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Jumlah warga Desa Krinjing yang mengungsi ke Desa Deyangan yang mengungsi sebanyak 79 orang. Mereka menempati bilik-bilik yang telah disiapkan sesuai protokol kesehatan COVID-19. (Baca juga: Ngeri, Herman Merintih hingga Meregang Nyawa Usai Gorok Leher Sendiri)
Tempat pengungsian tersebut dilengkapi dengan posko kesehatan. Para pengungsi juga menjalani pemeriksaan kesehatan. Ini dilakukan untuk mengantisipasi penularan COVID-19.
Kepala Desa Krinjing Ismail mengatakan, warganya mengungsi lantaran jarak antara tempat tinggal mereka dengan puncak Gunung Merapi sekitar 5 kilometer. "Radius 5 kilometer masuk zona rawan bencana. Karena itu, warga yang tergolong kelompok rentan mengungsi terlebihdulu," ujarnya.
Sedangkan warga Desa Ngargomulyo yang mengungsi sebanyak 130 orang. Mereka mengungsi ke Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan. Sementara sebanyak 153 orang warga Desa Paten mengungsi ke Desa Mertoyudan dan Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan.
Asisten Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Magelang Nanda Cahyadi Pribadi menjelaskan, jumlah pengungsi dimungkinkan masih bisa bertambah lantaran proses evakuasi masih berlangsung. "Warga yang dievakuasi diprioritaskan dari kelompok rentan," ujarnya.
Sementara itu, setelah penetapan peningkatan status aktivitas vulkanik Gunung Merapi dari waspada (level II) menjadi siaga (level III), warga yang bermukim di kawasan rawan bencana erupsi gunung teraktif di dunia tersebut meningkatkan kewaspadaan. Mereka melaksanakan jaga malam di lingkungan desa masing-masing.
(shf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda