5 Cara Mengurangi Risiko Akibat Asap Rokok
Jum'at, 06 November 2020 - 09:44 WIB
“Ekstrak EGCG dalam vipro-G mampu untuk menangkal dampak negatif radikal bebas asap rokok jika diminum secara teratur. Selain itu, kandungan vitamin C dan Zinc pada vipro-G juga sangat baik untuk meningkatkan imunitas kita, terutama di kala pandemi yang berlangsung,” kata Marketing Manager dari PT LAPI Laboratories (produsen vipro-G), Heskhel Wijaya, kepada SINDOnews, Jumat (6/11/2020).
Juga perlu menghindari paparan asap rokok. Mayoritas masyarakat di Indonesia tidak menyadari bahwa dirinya merupakan perokok pasif. Salah satu cara terbaik untuk mengurangi risiko kanker paru pada non-perokok adalah dengan menghindari paparan asap rokok, baik di rumah maupun di tempat umum.
Misalnya, ketika di restoran, sebaiknya memilih untuk duduk di area bebas asap rokok. Jika orang-orang terdekat adalah perokok, minta mereka untuk tidak merokok di rumah atau di dalam mobil.
Perlu pula mengonsumsi lebih banyak buah dan sayuran. Sebuah penelitian dari Kaluza, et al. (2015), menemukan bahwa ternyata konsumsi buah dan sayuran berbanding lurus dengan pengurangan risiko gangguan pernapasan pada perokok.
Setiap satu porsi buah dan sayuran yang dikonsumsi harian dapat mengurangi risiko penyakit paru kronik sebesar 8% bagi perokok aktif dan 4% bagi perokok yang telah berhenti.
Kita juga perlu berolahraga secara rutin. Berolahraga secara rutin diperkirakan bisa mengurangi risiko kanker paru sebesar 20-30% pada wanita dan 20-50% pada pria, menurut penelitian dari National Medical Center, California. Tidak hanya bagi perokok aktif, manfaat dari olahraga teratur ini juga dirasakan oleh perokok pasif. Gerakan fisik aktif seperti olahraga bisa meningkatkan fungsi paru, mengurangi karsinogen dalam tubuh, dan mempercepat kemampuan tubuh untuk memperbaiki DNA yang rusak di paru-paru.
“Kami menyadari bahwa kebiasaan merokok tidak mudah untuk dihentikan, terutama karena adanya zat adiktif pada rokok, dan rokok menjadi gaya hidup atau kebutuhan di tengah masyarakat. Oleh karena itu, kami berharap produk vipro-G yang mengandung EGCG bisa ikut mengurangi risiko yang timbul akibat asap rokok, tentunya dibarengi dengan gaya hidup sehat seperti berolahraga rutin dan mengonsumsi buah serta sayuran,” pungkas Heskhel Wijaya.
Juga perlu menghindari paparan asap rokok. Mayoritas masyarakat di Indonesia tidak menyadari bahwa dirinya merupakan perokok pasif. Salah satu cara terbaik untuk mengurangi risiko kanker paru pada non-perokok adalah dengan menghindari paparan asap rokok, baik di rumah maupun di tempat umum.
Misalnya, ketika di restoran, sebaiknya memilih untuk duduk di area bebas asap rokok. Jika orang-orang terdekat adalah perokok, minta mereka untuk tidak merokok di rumah atau di dalam mobil.
Perlu pula mengonsumsi lebih banyak buah dan sayuran. Sebuah penelitian dari Kaluza, et al. (2015), menemukan bahwa ternyata konsumsi buah dan sayuran berbanding lurus dengan pengurangan risiko gangguan pernapasan pada perokok.
Setiap satu porsi buah dan sayuran yang dikonsumsi harian dapat mengurangi risiko penyakit paru kronik sebesar 8% bagi perokok aktif dan 4% bagi perokok yang telah berhenti.
Kita juga perlu berolahraga secara rutin. Berolahraga secara rutin diperkirakan bisa mengurangi risiko kanker paru sebesar 20-30% pada wanita dan 20-50% pada pria, menurut penelitian dari National Medical Center, California. Tidak hanya bagi perokok aktif, manfaat dari olahraga teratur ini juga dirasakan oleh perokok pasif. Gerakan fisik aktif seperti olahraga bisa meningkatkan fungsi paru, mengurangi karsinogen dalam tubuh, dan mempercepat kemampuan tubuh untuk memperbaiki DNA yang rusak di paru-paru.
“Kami menyadari bahwa kebiasaan merokok tidak mudah untuk dihentikan, terutama karena adanya zat adiktif pada rokok, dan rokok menjadi gaya hidup atau kebutuhan di tengah masyarakat. Oleh karena itu, kami berharap produk vipro-G yang mengandung EGCG bisa ikut mengurangi risiko yang timbul akibat asap rokok, tentunya dibarengi dengan gaya hidup sehat seperti berolahraga rutin dan mengonsumsi buah serta sayuran,” pungkas Heskhel Wijaya.
(nth)
tulis komentar anda