Penularan COVID-19 Masih Terjadi, Apa Kabar Vaksin Merah Putih?
Kamis, 05 November 2020 - 21:09 WIB
SURABAYA - Penularan COVID-19 masih terjadi di berbagai kota di Indonesia. Keberadaan vaksin sebagai benteng perlindungan terus dikebut, salah satunya vaksin Merah Putih yang dikembangkan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya , beserta lembaga lainnya di Indonesia. (Baca juga: Habib Rhizieq Pulang Kampung, MUI Jabar: Silakan Dijemput Baik-baik )
Rektor Unair Surabaya , M Nasih menuturkan, pesatnya perkembangan teknologi yang sedang dijalani saat ini, terutama di era Industri 4.0 serta Society 5.0 akan mempercepat pengembangan vaksin . Khususnya di bidang bio-molecule engineering, medical engineering, dan bioinformatics.
"Maka kemungkinan pengembangan vaksin saat ini menjadi lebih cepat dibanding era 3.0 atau sebelumnya," kata guru besar Uniar Surabaya ini, Kamis (5/11/2020). (Baca juga: Purnawirawan Brimob Ingin Kota Surabaya Dipimpin Polisi )
Ia melanjutkan, Unair Surabaya , sebagai lembaga pendidikan yang memiliki pusat penelitian berkomitmen untuk ikut mengembangkan vaksin dalam negeri bersama lembaga lainnya di Indonesia yang disebut Vaksin Merah Putih.
"Jadi ada dua tim pengembangan di Unair Surabaya dengan dua platform berbeda. Tim pertama diketuai oleh Prof. Dr Fedik Abdul Ratam, drh dengan platform viral vector dan tim kedua yang diketuai Prof. Dr. Budi Santoso, dr., SpOG (K) dengan platform peptide, namun kedua tim peneliti ini tetap saling membantu," ungkapnya.
Tim pengembangan vaksin di Unair Surabaya ini, katanya, melibatkan berbagai praktisi, para peneliti, akademisi juga stakeholder. Sehingga tim ini sangat komprehensif dan ada berbagai pusat riset di Unair Surabaya yang terlibat dalam pengembangan vaksin ini, antara lain PUI-PT Institute Tropical Disease, PUI-PT Pusat Riset Molekul Hayati dan AIRC.
"Saat ini pengembangan vaksin di Unair Surabaya , sudah memasuki tahap ketiga dari keseluruhan tahapan pengembangan vaksin ," katanya. (Baca juga: Merapi Siaga, Truk Penambang Pasir Dilarang Lewat Jalur Evakuasi )
Rektor Unair Surabaya , M Nasih menuturkan, pesatnya perkembangan teknologi yang sedang dijalani saat ini, terutama di era Industri 4.0 serta Society 5.0 akan mempercepat pengembangan vaksin . Khususnya di bidang bio-molecule engineering, medical engineering, dan bioinformatics.
"Maka kemungkinan pengembangan vaksin saat ini menjadi lebih cepat dibanding era 3.0 atau sebelumnya," kata guru besar Uniar Surabaya ini, Kamis (5/11/2020). (Baca juga: Purnawirawan Brimob Ingin Kota Surabaya Dipimpin Polisi )
Ia melanjutkan, Unair Surabaya , sebagai lembaga pendidikan yang memiliki pusat penelitian berkomitmen untuk ikut mengembangkan vaksin dalam negeri bersama lembaga lainnya di Indonesia yang disebut Vaksin Merah Putih.
"Jadi ada dua tim pengembangan di Unair Surabaya dengan dua platform berbeda. Tim pertama diketuai oleh Prof. Dr Fedik Abdul Ratam, drh dengan platform viral vector dan tim kedua yang diketuai Prof. Dr. Budi Santoso, dr., SpOG (K) dengan platform peptide, namun kedua tim peneliti ini tetap saling membantu," ungkapnya.
Tim pengembangan vaksin di Unair Surabaya ini, katanya, melibatkan berbagai praktisi, para peneliti, akademisi juga stakeholder. Sehingga tim ini sangat komprehensif dan ada berbagai pusat riset di Unair Surabaya yang terlibat dalam pengembangan vaksin ini, antara lain PUI-PT Institute Tropical Disease, PUI-PT Pusat Riset Molekul Hayati dan AIRC.
"Saat ini pengembangan vaksin di Unair Surabaya , sudah memasuki tahap ketiga dari keseluruhan tahapan pengembangan vaksin ," katanya. (Baca juga: Merapi Siaga, Truk Penambang Pasir Dilarang Lewat Jalur Evakuasi )
(eyt)
tulis komentar anda