Pohon Kayu Putih Situs Tutari, Diserbu Warga di Masa Pandemi

Senin, 19 Oktober 2020 - 22:37 WIB
"Pengunjung ini ketika turun dari Bukit Tutari, mereka memetik ranting yang ada daun-daun pohon kayu putih, mereka memetik bagian ujung pohon yang mudah dijangkau. Saya hanya memperingatkan jangan ambil banyak-banyak. Saya hanya jaga sendiri, tidak ada teman, untuk jaga situs ini kami kekurangan SDM," katanya menceritakan .

Dia mengaku, Situs megalitik Tutari berada di bawah pengelolaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua tersebut hanya memperkerjakan dirinya seorang, sementara wilayah yang harus diawasi cukup luas. (Baca juga : Menteri LHK Kunjungi Penyulingan Minyak Kayu Putih di Boyolali )

"Situs megalitik Tutari sangat luas, jadi saya sangat repot jaga sendiri, apa lagi untuk memantau wilayah yang luas. Saya berharap dinas menambah penjaga situs untuk membatu saya mengamankan situs ini. Apalagi dimasa pandemi begini dengan kunjungan warga termasuk yang datang dan mengambil daun minyak kayu putih, ini harus dipantau dan diarahkan agar tidak sembarangan," katanya.

Peneliti senior Balai Arkeologi Papua Hari Suroto menyebut pohon-pohon Kayu Putih di situs Tutari terbilang unik. Meski keberadaannya sengaja ditanam, namun ternyata tidak bisa tumbuh di tempat lain. Hanya di bebukitan Situs Tutari.

"Jadi ini di bagian bukit ini saja, tidak ada yang lain. Mulanya pohon kayu putih ini ditanam untuk penghijauan, karena kondisi situs yang gersang dan panas, namun sekarang Kayu Putih seolah tidak terpisahkan dengan Situs Tutari. Kelestarian situs megalitik Tutari harus dijaga, baik batu bergambarnya maupun pohon Kayu Putihnya," jelasnya.

Pihaknya khawatir dengan mulai banyaknya pengunjung yang mengambil daun Kayu Putih, maka akan mempengaruhi kesejukan lokasi situs termasuk akan berpengaruh pada kesetablilan alam jika pepepohonan Kayu Putih tersebut mati.(Baca juga : T ak Bawa Dokumen, 4 WNA Papua Nugini Ditangkap Petugas Lantamal X Jayapura )

"Karena pohon ini multifungsi. Ya harapan kami aktivitas mengambil daun Kayu Putih dihentikan. Jangan lagi, karena kalau pohon kurang daunnya bisa mati dan berpengaruh pada situs termasuk tidak adanya akar sanggahan. Bisa saja longsor Kalau hujan deras. Jadi mari jaga sama-sama warisan ini, termasuk jangan membuang sampah sembarangan dilokasi situs," kata Hari.
(nun)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More