BMKG Ingatkan Dampak La Nina Jelang Musim Penghujan di Sulsel
Sabtu, 17 Oktober 2020 - 11:42 WIB
MAKASSAR - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Makassar, mengingatkan dampak anomali cuaca La Nina dan musim penghujan yang diprediksi mulai pada awal November 2020 di Sulsel.
Hal itu disampaikan Darmawan, Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar, saat melaporkan kondisi cuaca ke Gubernur Sulsel di rujab, Sabtu, (17/10/2020).
"Ini sekarang La Nina, yaitu peningkatan curah hujan yang tinggi itu sedang meningkat, dari indeks lemah ke moderat," kata Darmawan.
Dirinya menjelaskan, untuk Sulsel sendiri, belum masuk sepenuhnya musim hujan , dimana Pulau Jawa sudah mulai masuk, sehingga dampaknya perlu di antisipasi.
Adapun prakiraan curah hujan untuk musim hujan tahun 2020/2021 di Sulsel khusus wilayah pantai barat akan masuk di November. Puncaknya diperkirakan pada bulan Januari.
Seiring kenaikan curah hujan, kata dia, La Nina berpotensi meningkatkan risiko banjir dan membuat lahan pertanian terendam.
Untuk mengatasinya dampaknya, lanjutnya, BMKG memberikan saran agar saluran air di lahan pertanian mesti diperlebar dan memastikan aliran air tidak ada hambatan.
"Bisa mengantisipasi DAS-DAS (daerah aliran sungai) yang mungkin kita prediksi akan terjadi banjir bandang. Sehingga kejadian di Bantaeng dan Luwu Raya tidak terjadi lagi," sebutnya.
Hal itu disampaikan Darmawan, Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar, saat melaporkan kondisi cuaca ke Gubernur Sulsel di rujab, Sabtu, (17/10/2020).
"Ini sekarang La Nina, yaitu peningkatan curah hujan yang tinggi itu sedang meningkat, dari indeks lemah ke moderat," kata Darmawan.
Dirinya menjelaskan, untuk Sulsel sendiri, belum masuk sepenuhnya musim hujan , dimana Pulau Jawa sudah mulai masuk, sehingga dampaknya perlu di antisipasi.
Adapun prakiraan curah hujan untuk musim hujan tahun 2020/2021 di Sulsel khusus wilayah pantai barat akan masuk di November. Puncaknya diperkirakan pada bulan Januari.
Seiring kenaikan curah hujan, kata dia, La Nina berpotensi meningkatkan risiko banjir dan membuat lahan pertanian terendam.
Untuk mengatasinya dampaknya, lanjutnya, BMKG memberikan saran agar saluran air di lahan pertanian mesti diperlebar dan memastikan aliran air tidak ada hambatan.
"Bisa mengantisipasi DAS-DAS (daerah aliran sungai) yang mungkin kita prediksi akan terjadi banjir bandang. Sehingga kejadian di Bantaeng dan Luwu Raya tidak terjadi lagi," sebutnya.
tulis komentar anda